Mohon tunggu...
Citra Rizcha Maya
Citra Rizcha Maya Mohon Tunggu... pegawai negeri -

I wanted to be that quirky girl who writes silly stories that still have meaning.❤\r\n\r\n\r\nhttp://ceritacintaciptaancitra.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Delirium: Ketika Cinta adalah Penyakit Jiwa yang Mematikan

20 Maret 2012   09:48 Diperbarui: 25 Juni 2015   07:42 786
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1332236450561217445

Cintalah yang menginspirasi banyak hal, membicarakan cinta memang takkan pernah ada usainya, tapi akan sangat berbeda bila kita membicarakan cinta dalam tulisan tak biasa namun luar biasa milik Lauren Oliver, Delirium. Sebuah novel Fantasi berani yang memposisikan cinta sebagai sebuah penyakit jiwa, Amor Deliria Nervosa.

Amor Deliria Nervosa, Penyakit yang disebabkan oleh cinta, itulah yang diungkapkan dalam buku ini. Cinta, kadang kita sadari atau tanpa kita sadari merupakan kecanduan yang…bisa dikatakan mematikan, bisa juga dibilang berbahaya, tak ada takaran yang tepat untuk mencintai, semakin banyak kau mencintai, semakin banyak juga kesempatan untuk tersakiti, tapi apakah kita menyerah untu mencintai? Bercerita tentang Lena Haloway, gadis biasa yang tak menganggap dirinya istimewa, yang tiba-tiba saja menjadi begitu istimewa (tanpa disadarinya) ketika dia jatuh cinta pada pemuda bernama Alex Sheates. Cinta dalam dunia Lena adalah hal yang harus dihindari, kau terjangkiti masalah serius ketika diketahui memilikinya.

“Hukum” yang berlaku di dunia yang ditinggalinya adalah hukum yang ingin memastikan bahwa siapapun takkan pernah merasakan cinta, dengan cara  meniadakan musik, sastra, tawa, bahagia, dan menganggap orang dengan kasih sayang tak berbeda dari binatang.

Karena…Cinta yang menyebabkan seseorang menderita penyakit Amor Deliria Nervosa dan membuatmu terjangkit gejala berikut ini:

Stadium Satu

Kegirangan; sulit berkonsentrasi, mulut kering

telapak tangan berkeringat, pusing dan bingung

pusing dan bingung

berkurangnya kesadaran mental; pikiran yang berpacu; hilangnya kemapuan bernalar

Stadium Dua

Periode euforia; tertawa histeris dan energi yang meluap-luap

Periode putus asa; lesu

Perubahan nafsu makan; penurunan atau penambahan berat badan yang cepat

Keterpakuan terhadap satu hal; kehilangan minat terhadap hal-hal lain

Kerusakan kemampuan logika; penolakan realitas

Kacaunya pola tidur; insomnia tau kelelahan terus menerus

Pikiran dan tindakan obsesif

Ketakutan berlebihan, cemas

Stadium Tiga (Kritis)

Sulit bernafas

Nyeri dada, tenggorokkan atau perut

Sulit menelan; tidak mau makan

Kehilangan akal sehat; tingkah laku yang tidak konsisten

Pikiran dan fantasi yang bengis; halusinasi dan delusi

Stadium Empat (Fatal)

Kelumpuhan emosi atau fisik (sebagian atau total)

Kematian

Begitu berbahayanya CINTA, dan hanya invalid, simpatisan dan pemberontaklah yang cukup tolol dengan keyakinannya tentang cinta yang akan membuat  hidup mereka lebih indah.  Saat cinta menjadi begitu berbahaya, satu kesimpulan yang kudapat dari buku Delirium ini; BAHWA HANYA PEMBERANILAH YANG BERANI MENCINTAI.

Satu rahasia tentang cinta yang dibagi oleh Lena Haloway adalah…

Kau bisa saja membangun tembok setinggi langit dan aku akan selalu menemukan cara untuk melompatinya.

Kau bisa saja mengimpitku dengan ratusan ribu lengan, tapi aku akan menemukan cara untuk melawan.

Masih banyak orang seperti kami di luar sana, lebih banyak dari yang kalian pikirkan.

Kami adalah orang-orang yang tidak berhenti berharap.

Orang-orang yang tak ingin bertekuk lutut

Orang-orang yang mencintai dunia tanpa dinding-dinding pemisah

Dan orang-orang yang mencintai di tengah kebencian, perlawanan, demi sebuah harapan tanpa rasa takut.

Delirium, sebuah novel yang dituturkan dengan indah oleh Lauren Oliver, bentuk distopia dari Romeo dan Juliet yang sangat memikat, pecinta kisah cinta tragis harus membaca buku ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun