Mohon tunggu...
Citra Resmi Rahayu
Citra Resmi Rahayu Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pendidikan IPS di Universitas Pendidikan Indonesia

Halo semoga yang membaca mendapatkan wawasan baru

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kebudayaan Tari Saman yang Fenomenal, Tampil di Asian Games 2018 dan Dipelajari Boyband Korea NCT 127

5 Januari 2023   11:57 Diperbarui: 5 Januari 2023   12:15 2655
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tari Saman di Opening Ceremony Asian Games 2018 (Foto: REUTERS/Issei Kato)

Penulis:

  • Citra Resmi Rahayu
  • Nida Febriani
  • Siti Nuraliah

Sejarah dan Pengertian Tari Saman

Tari saman adalah tari rakyat yang berkembang pada masyarakat suku gayo, yakni salah satu etnik yang terdapat di wilayah Aceh. Etnik Gayo mendiami beberapa wilayah daerah Aceh, seperti daerah Kabupaten Aceh Tenggara, khususnya daerah Blangkejeren, yang lazim disebut Gayo Lues, kabupaten Aceh Timur, khususnya kecamatan Lokop, yang lazim disebut Gayo Lut, akan tetapi tari Saman lebih merakyat dan berkembang di Kabupaten Gayo Lues dengan suku Gayo yang dominan menjadi penduduknya.

Tari saman dapat digolongkan kedalam jenis tari hiburan, untuk merayakan suatu upacara yang bersifat keramaian. Biasanya tari saman diadakan pada acara Maulid Nabi Besar Muhammad SAW. Perayaan Hari Raya Idul Fitri, Hari Raya Idul Adha, perayaan pesta perkawinan, sunatan rosul, atau penabalan anak, menyambut tamu kenegaraan. Selain perayaan di atas, tari saman juga sering dipertunjukan pada saat melepas panen padi, pesta perkawinan, sebagai ungkapan kegembiraan, maka desa tersebut akan mengundang grup dari desa atau kampung lain untuk menari saman bersama-sama.

Tari Saman mengutamakan gerakan tangan dalam berbagai motif gerak. Meskipun terjadi gerakan pengulangan dari motif gerak yang sama, tetapi dilakukan dengan kecepatan yang berbeda. Setiap motif gerakan tari Saman, selalu diiringi dengan syair lagu yang dinyanyikan langsung oleh para penari. Tari Saman adalah tari yang dibawakan oleh penari laki-laki karena pada zaman dahulu, wanita dianggap tabu untuk menari.

Tari Saman mencerminkan kontinuitas dan perubahan budaya Aceh, dalam rangka memberdayakan kesenian. Melalui tari Saman dapat dilihat perubahan dan kontinuitasnya. Sejarah munculnya Saman adalah selaras dengan masuknya Islam di Aceh ini abad ke-13. Kemudian menjadi media dakwah dalam penyebaran agama Islam di masa kerajaan Islam pertama di Nusantara yaitu Samudera Pasai yang dipimpin Raja Islam pertama yaitu Sultan Malikul Saleh di daerah Pasai (Pase, Aceh Utara). 

Saman ini kemudian berkembang menjadi suatu kesenian yang mempunyai fungsi sosial budaya pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda. Kesenian ini merupakan hasil akulturasi budaya Islam yang masuk ke daerah Aceh sekitar abad ke-13, yang dibawa oleh para ulama dan saudagar Islam dari Timur Tengah melalui jalur perdagangan dunia yang melintasi Asia tengah dan selatan seperti Pakistan, India dan sebagainya.

Tari saman merupakan salah satu kesenian tradisi masyarakat suku Gayo yang menjadi milik masyarakat Aceh secara keseluruhan, tanpa diketahui secara pasti siapa penggagasnya, karena ada beberapa suku selain suku gayo yang 15 menganggap bahwa daerah mereka adalah asal tari Saman, Tari Saman banyak memiliki keunikan dan ciri khas yang dapat dilihat baik dari sisi tari secara utuh, maupun dari sisi sosio-budaya masyarakat yang menempatkan tari Saman berbeda dengan tari-tari lainnya. 

Sebagai tarian tradisional, tari Saman merupakan bentuk ungkapan kehendak atau keyakinan untuk tujuan-tujuan tertentu, sesuai dengan fungsi dan tujuan kenapa tari itu digunakan. Pertunjukan tari Saman pada awalnya digunakan dalam pelaksanaan kegiatan-kegiatan keagamaan, adat, yang dilakukan oleh masyarakat suku Gayo. Mereka menempatkan tari Saman ini menjadi bagian dan media untuk penyampai maksud dan tujuan yang diinginkan.

Tari Saman ditarikan oleh penari laki-laki berjumlah 7 sampai 15 orang bahkan kadang-kadang jumlah penari bisa lebih dari 15 orang sesuai dengan kebutuhan pementasan. Jumlah penari yang cukup banyak dengan posisi penari duduk sejajar menjadi salah satu ciri dari tari Saman, yang juga merupakan simbol dari aturan di dalam ajaran Islam. Dikarenakan semakin banyak penari maka akan semakin semaraklah tari yang dilakukan dan semakin menarik. 

Gerak-gerak yang dilakukan sangat dinamis dan atraktif, mengutamakan keterampilan dari para penari dengan ciri khas gerak henjutan badan, gelengan kepala mengikuti badan, dan gerakan tangan, serta posisi penari sejajar, duduk bersimpuh dengan tangan saling berdempetan antara satu penari dengan penari lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun