Mohon tunggu...
Citra Rahmah Putri
Citra Rahmah Putri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Pendidikan Khusus UNJ17 I Muslimah I.

Bismillahirrahmanirrahim. Suka membaca, dan mendengarkan banyak hal. Sedang belajar menyukai dan mencukupi kebutuhan menulis, Individu yang mencoba membiasakan menyukai Perpustakaan; yang mencoba menerima Kenyataan dan Memulai Rutinitas baru. Ingin terus Belajar Banyak Hal dari orang-orang Baik.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Resensi "Filosofi Teras" Karya Henry Manampiring (Cetakan Ketiga, 2019)

21 Juni 2022   14:40 Diperbarui: 27 Juni 2022   21:11 1274
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1.1 Tampak Depan/Cover Buku Filosofi Teras

  • Ringkasan buku

Buku Filosofi Teras atau stoisisme karya Henry Manampiring menceritakan tentang bagaimana para filsuf Stoa memaknai masalah atau peristiwa dengan filosofi ini. Filsafat yang bertujuan memberi ketenagan dan pembebasan dari emosi negative. Filsuf stoa beragam mulai dari kaisar, pedagang dan politisi. Tokoh terkenal filsafat ini salah satunya Kaisar bernama Marcus Aurelius yang tiap hari selalu menyempatkan diri untuk menulis jurnal dirinya sendiri. Menurut Tokoh di Indonesia yang menerapkan filosofi ini adalah Alm. B.J. Habibie dengan Beliau yang selalu mengatakan Fakta, Masalah dan Solusi, hehe.

Filsafat ini menjelaskan bahawa ada yang Bisa dikendalikan dan Tidak bisa dikendalikan oleh seseorang. Pembaca akan sering mendengar kata dikotomi kendali dan trikotomi kendali. Selain itu di buku terdapat istilah mental constrasting; yaitu menggabungkan positive thinking (membayangkan hasil yang diharapkan telah dicapai), dengan memikirkan hambatan-hambatan apa saja yang akan ditemui. Kemudian, jika pembaca merasa khawatir, cemas, atau muncul negative thinking maka segera gunakan strategi S-T-A-R (stop, think&assess, respond). Lalu temukan fakta masalah dan segera cari solusinya, gunakan kekuatan dan waktumu dengan efisien.

  • Analisis buku

Buku ini menekankan ada hal BISA dikendalikan dan Tidak bisa dikendalikan. Semua pemikiran, persepsi dan pertimbangan pribadi merupakan suatu hal yang BISA dikendalikan. Saya merasa bahwa ajaran filosofi stoa ini terinspirasi dari Sunnah Rasullulah Muhammad SAW.  seperti contoh di buku ketika berhenti membuang energy dan waktumu untuk rasa mengeluh, mendumel, kesal pada suatu hal yang sepele. Diperkuat dengan perumpamaan dalam islam bahwa waktu adalah pedang yang jika tidak digunakan secara efisien dan efektif akan menusuk penggunanya sendiri.

Kemudian larangan jangan pasrah akan nasib, tetapi mencoba berusaha sebaik mungkin dengan mencari solusi sesegera mungkin. Menyikapi emosi negatif dengan berpikiran tenang dan gunakan nalar atau pikiran yang jernih, tidak tersulut emosi yang menggebu-gebuh karena emosi hanya mendatangkan perkara yang kurang baik. 

perumpaan lainnya adalah ketika orang tua akan menerapkan ilmu parenting. Orang tua harus  menyadari bahwa Mereka Tidak Sempurna sebagai orang tua, dan Anak Tidak Sempura seperti yang kamu inginkan. Jika emosi negative muncul, maka jangan pernah menagih investasi yang telah diberikan selama ini kepada anak. Sewajarnya dalam Agama dan filsafat ini menjelaskan bahwa orang tua memang memiliki fitrah mencintai anaknya. Jangan mengharapkan apa yang TIDAK bisa kita kendalikan SEPERTI perasaan kasih sayang anak kepada orang tuanya kelak.

 Kemudian kematian yang akan datang pada siapapun dan kapanpun, selaras dengan ajaran agama bahwa setiap orang akan menemui kematian jadi tenang dan hadapilah dengan bekal kesiapan pahala yang sudah kamu persiapan di Dunia Fana.

Kelebihan 

  • Menyajikan tentang filsafat stoisisme dengan pemberian Analogi pada setiap penjelasan peristiwanya.
  • Kemudian memberikan Ilustrasi Gambar yang mudah dipahami.
  •  Memberikan Data pendukung berupa Hasil Wawancara dan Hasil Grafik Survei Kekhawatiran yang semakin meyakinkan pembaca. 
  • Setiap bab terdapat Intisari yang jika pembaca lupa akan point penting tidak perlu membalik ke halaman sebelumnya.

Kekurangan

  • Menurut saya, buku ini kurang menambahkan keberhasilan orang lain dalam simulasi penggunaan teknik S-T-A-R untuk mengatasi emosi negatif yang muncul salama satu minggu.  
  • Pada Bab sembilan, penulis kurang melengkapi dengan wawancara dari pakar pendidikan seperti guru dalam hal parenting yang bisa diterapkan di Silsafat Stoisisme. Menurut saya, harusnya dilengkapi dengan wawancara pendidik agar dapat mendukung data penerapan Filsafat Stoa pada anak khususnya pada Peserta Didik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun