Mohon tunggu...
Citra Racindy
Citra Racindy Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Pendidik, Aktivis

Indahla dengan iman, pengetahuan dan moral.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

WIB : Waktu Indonesia Berliterasi

27 Desember 2024   03:30 Diperbarui: 27 Desember 2024   02:51 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Oleh : Citra Racindy

"Penguatan budaya literasi adalah kunci memajukan negeri ini".

-Lenang Manggala
 
Pendidikan merupakan faktor penting dalam meningkatkan sumber daya manusia untuk taraf kehidupan bangsa. Hal ini tercantum dalam tujuan pendidikan nasional dan tertuang dalam Pasal 3 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 yang berbunyi :
"Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab".

Semakin baik pendidikan suatu bangsa, semakin baik pula kualitas bangsa itu sendiri. Salah satu hal yang paling berengaruh dalam pendidikan adalah tingkat minat baca peserta didik, karena membaca merupakan jendela dunia. Dengan membaca, maka kita sedang menggali informasi dari berbagai belahan dunia secara gratis.
Di zaman digital ini, berdasarkan pengamatan saya selama menjadi guru, terlihat jelas bahwa perpustakaan-perpustakaan telah mengalami penurunan pengunjung. Di mulai dari beberepa factor: pertama, kurang menariknya penampilan perpustakaan sekolah sehingga anak-anak terkesan tidak tertarik untuk mengunjunginya. 

Kedua, mudahnya akses digital yang membuat para pembaca tidak perlu lagi mengunjungi perpustaakan untuk mencari referensi tugas. Dan yang terakhir adalah berkurangnya minat literasi di lingkungan sekolah.

Hal ini sejalan dengan tanggapan UNESCO yang menyebutkan fakta indeks baca mesyarakat Indonesia hanya di angka 0,001% atau dari 1000 orang Indonesia. Hanya 1 orang yang rajin membaca. Sementara itu, PISA atau Programme for International Student Assesment sebuah studi internasional juga menilai kualitas sistem pendidikan dengan mengukur hasil belajar yang esensial untuk berhasil di abad ke-21 menyatakan hasil PISA pada tahun 2022 ini terkait literasi khususnya membaca, meunjukkan peringkat 11 terbawah dari 81 negara yang didata.
 
Mengapa minat literasi di Indonesia rendah?
Menurut KBBI literasi adalah kemampuan menulis dan membaca; pengetahuan atau keterampilan dalam bidang atau aktivitas ternteu; kemampuan individu dalam mengolah informasi dan pengetahuan untuk kecakapan hidup. Ibnu Adji Setiawan (2018:1) meyatakan istilah literasi sudah mulai digunakan dalam skala yang lebih luas, tetapi tetap merujuk pada kemampuan atau kompetensi dasar literasi, yakni kemampuan membaca dan menulis. Intinya, hal yang paling penting dari istilah literasi adalah bebas buta aksara supaya bisa memahami semua konsep secara fungsional, sedangkan cara untuk mendapatkan kemampuan literasi ini adalah melalui pendidikan.

Dari hasil pengamatan saya, rendahnya minat baca peserta didik disebabkan oleh dua faktor, yaitu factor internal dan faktpr eksternal. Pengamatan ini sejalan dengan pendapat Prasetyono (2008:29) yang mengemukakan bahwa rendahnya minat literasi pada peserta didik disebabkan oleh beberapa factor internal dan eksternal. Factor internal berasal dari peserta didik itu sendiri dan factor eksternal yang berasal dari luar diri peserta didik. Kurangnya kebiasaan berliterasi pada peserta didik terjadi juga karena dalam diri mereka belum terbangun kesadaran tentang pentingnya membaca dan menulis.

1. Faktor internal
Membiasakan kegiatan membaca pada peserta didik tentu tidak mudah, agar peserta didik terbiasa melakukan kegiatan membaca, hampir seluruh sekolah membuat program sekolah literasi, rabu literasi dan lainnya. Minat baca pada peserta didik ini harus terus ditingkatkan karena sangat berpengaruh pada peradaban bangsa. Kurangnya minat berliterasi peserta didik, juga berkaitan dengan kurangnya minat belajar mereka. Minat belajar peserta didik berkurang dipengaruhi oleh beberapa hal seperti penyampaian materi pelajaran yang kurang menarik membuat peserta didik cepat bosan. Karena terjadi pertemuan lintas generasi, gurunya generasi X atau Y dan Z sedangkan muridnya sekarang generasi alpha yang akrab dengan digital.

Selanjutnya, kurangnya literasi siswa juga disebabkan oleh motivasi belajar yang rendah. Kurangnya pemahaman mereka tentang tujuan sekolah, makna pembelajaran dari setiap mata pelajaran. Sehingga mereka bersekolah hanya untuk menjalankan rutinitas wajib dari pemerintah demi ijazah untuk bisa bekerja yang tujuan akhir mereka adalah memperoleh uang. Sehingga roh pendidikan tidak memiliki makna hanya sebatas kewajiban dan rutinitas seharian di sekolah.

2. Faktor eksternal
Faktor eksternal adalah yang berasal dari luar diri peserta didik seperti lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat. Perhatian orang tua juga sangat memengaruhi untuk meningkatkan budaya literasi pada peserta didik. Banyak orangtua yang hanya menyerahkan anak mereka sepenuhnya kepada sekolah. Sekolah dengan jumlah banyaknya peserta didik tidak memungkinkan untuk bisa mendampingi keseluruhan peserta didik. Maka perlunya peran orang tua dalam menanamkan budaya literasi dilingkungan rumah untuk membiasakan mereka dilingkungan awalnya. Sehingga di sekolah hanya melanjutkan kebiasaanny.

Sejalan dengan lingkungan sekolah, sekolah juga terus berupaya untuk meningkatkan budaya literasi dengan berbagai program literasi sampai pada pengadaan perpustakaan sekolah. Seperti di SMP N 6 Medan yang melakukan kegiatan rutinitas Rabu-Literasi yang dilakukan pada jam pembelajaran pertama dengan kegiatan (membaca, menulis dan menceritakan kembali isi buku dari yang telah dibaca peserta didik) hal ini tidak hanya dilakukan oleh peserta didik saja, melainkan guru juga berpartisipasi aktif sebagai pelaku literasi tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun