Saya sebenarnya tipe pekerja yang susah bangun pagi. Sepertinya terbawa kebiasaan dari kuliah sehingga jika berniat bangun sebelum jam setengah enam rasanya seperti sebuah penderitaan. Kontradiktifnya, saya sebenarnya ingin bangun pagi setiap hari karena saya sangat produktif ketika bekerja di pagi hari. Bangun, bergegas mandi dan berkemas, lalu bekerja di kafe terdekat karena kemalasan langsung mendera jika saya mendekam di kamar.
Di salah satu kafe yang sering saya jadikan tempat bekerja di pagi hari, saya selalu memilih duduk di meja bar. Selain karena proporsi tempat duduk dan tinggi mejanya ideal, saya suka melihat para staf melayani tamu. Ngobrol dengan staf ketika mereka senggang juga menjadi hiburan tersendiri, plus menambah wawasan tentang kopi. Saya juga senang melihat interaksi yang terjadi di antara staf dengan tamu. Bisa dibilang selalu ada cerita lucu, menarik, dan berkesan.
Termasuk bertemu presiden!
Beberapa hari lalu saya bekerja di kafe biasa, di tempat duduk yang juga biasanya. Sementara saya memelototi angka-angka dan mengetik ini itu, salah satu staf meneriakkan pesanan yang sudah jadi. “Kak Jokowi, satu venti caramel macchiato!”
Saya langsung menegakkan kepala dan menoleh kanan-kiri. Sejak kapan Jokowi ngopi pagi-pagi di sini?
Kemudian datanglah seorang bapak-bapak bule yang usianya mungkin enampuluhan, berpakaian batik (sepertinya sutra) yang bagus sekali dan rapi. Si bapak bule tersenyum lebar, mengambil kopinya, dan berujar, “Terima kasih, Mbak, sampai jumpa.”
Ekspresi saya waktu itu adalah emoticon ini (o__o).
Saya tercengang heran karena 3 alasan: 1) sejak kapan Presiden Jokowi jadi bule, 2) ada orang asing tapi Indonesia banget, dan 3) ternyata ada juga yang memesan kopi dengan nama Jokowi.
Mungkin lain kali saya akan pesan dengan nama Michelle Obama.
Cinta Indonesia