Dukungan biaya riset hingga berbagai kebijakan yang mendukung pengembangan sumber energi alternatif adalah porsi pemerintah. Kolaborasi, seperti yang dijalankan Kementerian ESDM dan Pertamina juga merupakan langkah yang tepat. Kebijakan seperti PP No 79 Tahun 2014 mengenai Kebijakan Energi Nasional merupakan payung hukum yang diharapkan dapat menjadi driving force bagi kita untuk terus termotivasi mengembangkan sumber energi terbarukan. Riset pun bisa didukung melalui kolaborasi dengan lembaga riset atau universitas, seperti yang dulu saya alami di Taiwan. Indonesia jelas memiliki banyak ilmuwan kelas dunia yang bisa diajak untuk mengembangkan dan mengeksplorasi potensi algae.
Selain urusan pemerintah, kolaborasi dengan pihak swasta tentu sangat mungkin untuk dijajaki. Why not? Perusahaan besar seperti Solazyme, misalnya, pernah menjadi perbincangan dengan hasil tes “melautnya” yang sukses. Solazyme bekerja sama dengan U.S. Navy’s Naval Sea Systems Command (NAVSEA) dan Maerks Line (perusahaan pengapalan) menguji algae fuel SoladieselIRD untuk perjalanan laut satu kapal Maersk dari Eropa Utara ke India sejauh 6.500 mil laut. Perjalanan mereka lancar.
Dengan segala potensi yang menyertainya, kesempatan yang juga tak sedikit, serta tantangan yang bisa dijawab bersama; bukan mustahil, si kecil algae ini menjadi sumber harapan kita di masa datang. Tak muluk pula bahwa kita bisa menjadi negara yang diperhitungkan di dunia dalam hal pengembangan energi terbarukan.
Bisa? Tentu. Kapan? Segera. Mari bekerja!
-Citra
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H