[caption id="attachment_221414" align="aligncenter" width="564" caption="Ilustrasi- Bond 50/Kompasiana (007skyfall.com)"][/caption]
Judulnya ngikut Adele yang membuat soundtrack-nya berima indah :D
Bahwasanya kali ini perjalanan yang harus saya lalui untuk akhirnya menonton Skyfall memang berbeda dan luar biasa, menggarisbawahi satu kesimpulan untuk film terbaru James Bond: MENGESANKAN.
Sepanjang empat tahun lebih tinggal di Taipei, baru kali ini saya harus "menyeberang" setengah kota dan mencari bioskop lain yang lebih "normal" untuk menonton Skyfall. Diputar perdana Jumat (2 November), pada hari Sabtu dan Minggu, 2 bioskop yang berada di pusat kota memutar film ini sebanyak 36 kali dalam 1 hari, mulai jam 09.30 hingga 01.35. Iya, 36 kali dalam sehari. Sabtu kemarin, jam 2 siang, saya mengantri untuk membeli tiket, dan semua jadwal penuh sampai jam 21.50, padahal ada 10 kali pemutaran dari jam saya mengantri sampai jam 21.50. Saya heran luar biasa, memangnya penduduk Taipei yang dua juta sekian itu semuanya mau menonton Skyfall?
Ketika akhirnya pindah bioskop dan membeli tiket (yang tempat duduknya pun tidak terlalu strategis), lalu melihat ruangannya benar-benar penuh, saya menahan nafas. Apakah Skyfall memang sefenomenal itu?
"Think on your sins".
Ancaman yang ditujukan pada badan intelijen Inggris MI6 kali ini muncul dalam bentuk cyber threat. Harddisk berisi data semua agen rahasia Inggris yang sedang menjalankan tugasnya di berbagai tempat dicuri dan Bond gagal mengambilnya kembali. Di tengah duel yang serta merta langsung menghentak di menit-menit pertama, Bond tertembak oleh rekannya sendiri. "Agent down", Eve, agen yang menembak Bond, memecah keheningan di markas MI6.
Bond terjatuh ke sungai, dan suara fenomenal Adele mengalun, menarik saya lebih dalam. Soundtrack Skyfall yang dikerjakan oleh Adele dan dinyanyikan juga olehnya, membawa suasana yang tidak biasa. Bond meninggal, sementara MI6 menghadapi tekanan dari parlemen karena misi intelijen dianggap tidak lagi relevan, sekaligus ancaman dari entah siapa yang mencuri daftar nama agen rahasia mereka. Daftar itu akhirnya diunggah ke internet, setiap minggu 5 nama agen dibeberkan, dan tentu saja mereka dieksekusi. Komputer milik M dibajak, dan markas MI6 dibom.
Lalu Bond muncul kembali. "Kematiannya" selama tiga bulan dianggapnya cukup, dan dia kembali untuk mempertahankan MI6. Ancaman yang muncul selalu dialamatkan langsung pada M, dan ini yang membuat Skyfall berbeda. Jika film-film Bond sebelumnya selalu bersifat geopolitik, kali ini semuanya personal. Ini adalah perkara seorang antagonis dengan M. Seorang antagonis yang ternyata mantan agen MI6, yang mendendam begitu hebat pada M. He wants to make her suffer before killing her.
Tidak hanya M yang terbebani dengan tekanan dari banyak pihak, Bond harus kembali ke tempatnya dibesarkan. Berdamai dengan masa lalunya, sekaligus melindungi orang yang selama ini selalu membelanya. Tidakkah itu sebuah gejolak yang bukan sekedar kegalauan tanpa arah? Apa yang terjadi?
Tidak, saya tidak akan menuliskan bagaimana film ini berakhir.
Di antara sekian banyak aspek yang membuat film ini berbeda, misalnya Q yang kini muda belia (cakeeeeep) atau senjata yang back to basic, satu hal yang di mata saya mencolok adalah bagaimana sutradara Sam Mendes memperlihatkan respeknya pada Christopher Nolan (saya penggemar super berat Nolan). Silva, tokoh antagonis di Skyfall, diposisikan hampir sama seperti Joker, motif perbuatannya personal, dengan karakter yang membuat saya ngeri-ngeri lucu (ngeri tapi sekaligus lucu), entah bagaimana mendeskripsikannya. Mirip sekali dengan Joker. Di salah satu adegan, Bond bahkan mengucapkan "a storm is coming". Familiar? Batman.
Kekurangannya? Partner menonton saya mengatakan, not many scenes with pretty girls. Hahaha. Adegan pertama yang mengambil tempat di Turki sepertinya hasil produksi "kebetulan" dengan Taken 2 dan Argo, yang membuat saya mengernyitkan dahi, memangnya ga ada negara lain apa?
All in all, I am impressed. Dan mbak Adele memang juara!
Selamat menikmati.
XOXO,
-Citra
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H