Mohon tunggu...
Marlistya Citraningrum
Marlistya Citraningrum Mohon Tunggu... Lainnya - Pekerja Millennial

Biasa disapa Citra. Foto dan tulisannya emang agak serius sih ya. Semua foto yang digunakan adalah koleksi pribadi, kecuali bila disebutkan sumbernya. Akun Twitter dan Instagramnya di @mcitraningrum. Kontak: m.citraningrum@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Rakyat yang Berbahagia

21 Oktober 2014   04:05 Diperbarui: 17 Juni 2015   20:19 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagai #AnakSudirman (*cieeeehh), saya cukup was-was dengan upacara pelantikan Jokowi dan pesta rakyat. Tagar Anak Sudirman (yang saya buat sendiri) adalah sebutan saya untuk mereka yang berkantor di sepanjang Jalan Sudirman Jakarta Selatan. Jalan arteri ini merupakan salah satu ruas jalan utama di Jakarta, di mana terdapat gedung perkantoran dan beberapa kantor pemerintah.

Padahal sebenarnya kantor saya juga bukan di Jalan Sudirman. Melipir sedikit ke Jalan Senopati, lalu melipir sedikit lagi ke Jalan Galuh (nggak usah dibayangkan, ntar pusing :D)

Anyway, rute pergi pulang saya memang selalu melewati Jalan Sudirman karena kos saya di Setiabudi. Jika naik Transjakarta, saya naik dari Halte Dukuh Atas dan turun di Bundaran Senayan (yang mana itu hanya garis lurus saja menyusuri Jalan Sudirman, nggak pake belok-belok). Maka bisa dibayangkan resahnya saya karena Senin ini presiden Jokowi dilantik, ada iring-iringan kendaraan dari/ke MPR dan Istana Negara, yang otomatis melewati Jalan Sudirman.

Untungnya semua situasional, sehingga ketika saya berangkat ke kantor hari ini, Transjakarta masih beroperasi normal, Jalan Sudirman masih dibuka seperti biasa.

Yang berbeda adalah atmosfer antusiasme yang saya cium di udara pagi ini. Di perjalanan saya menuju halte Transjakarta, yang memerlukan waktu 13 menit (saya hitung :D), saya mendengar banyak celotehan mengenai pelantikan presiden. "Nanti ke jalan yuk, salaman sama Pak Jokowi", "Pak SBY lewat kapan ya? Mau dada dada", "Ntar ambil fotonya dari jembatan penyeberangan aja, lebih enak", beberapa percakapan yang saya dengar sepatah-sepatah ketika berjalan. Saya antusias, iya, meski ternyata lebih banyak khawatir tak bisa ke kantor dengan rute biasanya.

Di gang kecil sebelum mencapai Jalan Sudirman, saya melihat banyak anggota korps angkatan darat berdiri dan duduk-duduk di sebelah penjual gorengan yang biasa saya beli. Di sepanjang trotoar Jalan Sudirman mendekati Halte Dukuh Atas juga banyak sekali anggota AD yang terlihat cukup waspada melihat kondisi sekitar. Waspada dan sumringah, to my surprise. Di jembatan penyeberangan menuju halte, juga ada beberapa pria berseragam hilir mudik.

Ah, hari ini memang berbeda.

Pagi berjalan normal. Siangnya, Pak Bos melempar pesan ke grup, "Ke Monas yok!" Jadilah akhirnya setelah makan siang kami berangkat menuju Monas, hendak 'merakyat', hendak turut merayakan hari baru di negeri ini: kita punya presiden baru! Jalan Sudirman ke arah Bundaran HI dan Monas ditutup dari Semanggi, sehingga kami harus lewat Kuningan dan Menteng. Everyone was excited. Pusing mau parkir di mana, alternatif pertama yang kami pilih (Stasiun Gambir) ternyata penuh, bahkan sepeda motor sudah tidak diizinkan masuk karena tidak ada tempat. Area parkir mobil yang biasanya biasa-biasa saja hari ini penuh, tak cuma penuh mobil, juga penuh dengan polisi. Akhirnya kami parkir di Hotel Borobudur dan jalan kaki ke Monas. Panas tapi senang dan riang karena hari ini hari istimewa! Rakyat berpesta!

1413813771123348961
1413813771123348961
Di depan hotel, ada banyak anggota AD berbaris membawa bendera merah putih kecil-kecil. Salah seorang anggota AD menjelaskan bahwa nanti ada yang lewat. Dengan polosnya kami bertanya, "Siapa yang lewat, Pak?" yang dibalas dengan senyuman, "RI-1".

Hwah! Nggak kebagian di Sudirman, siapa tahu bisa kebagian melihat Jokowi di sini. Tidak berapa lama memang lewat iring-iringan mobil yang dikawal ketat polisi, yang sayangnya kami juga tidak tahu Jokowi ada di mobil yang mana karena tidak ada yang berplat mobil kepresidenan. Tahunya semua anggota AD yang ada di situ melambai-lambaikan bendera aja.

Monas sudah berjejalan dengan banyak orang, bahkan masuk saja harus antri karena ada pemeriksaan bawaan. Yang menarik adalah kemauan dan ketertiban masyarakat yang ada di sana untuk antri! Tidak saya jumpai setiap hari, jujur saja, dan siang tadi saya melihat bagaimana kebanyakan orang yang ada di sana berujar, "Ayo antri, antri" lalu berbaris dengan rapi memasuki kawasan Monas. Masuk Monas, jangan bayangkan ramainya. Semua terlihat senang, antusias, bergembira (kepanasan sih emang iya). Begitu banyak orang tumpah ruah di sana, dari yang kelihatan memakai atribut (ini no mention buat Slankers), memakai kostum (ondel-ondel, Doraemon, Hello Kity, Marsha), petugas keamanan (polisi, AD), mahasiswa, keluarga, hingga kelompok pekerja kantoran-ngabur-di-Senin-siang seperti kami.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun