Untuk  lebih jelasnya menelaah apakah teori endogenous development sudah benar diimplementasikan dalam pengembangan destinasi wisata Sangiran, berikut uraian masing-masing aspeknya:Â
- Peningkatan daya saing dan produktivita lokal
- Peran kebijakan pemerintah pengembangan kawasan wisata sangiran
- Divusi inovasi
- Menciptakan organisasi produksi fleksibel
- Budaya, pembangunan dan institusi lokal
- Wilayah perkotaan sebagai pendukung
Apa upaya aktor lokal dalam meningkatkan kesejahteraan sosial masyarakat?
Upaya aktor untuk meningkatkan kesejahteraan sosial terdiri dari upaya pemenuhan kebutuhan fisiologis masyarakat di kawasan wisata Sangiran, pemenuhan hak otonomi dan kebebasan masyarakat setempat, serta pemenuhan kebutuhan sosial masyarakat. parameter apa yang harus dilakukan.Â
Pemenuhan kebutuhan fisiologis terlihat pada upaya aktor lokal untuk memeratakan pendapatan masyarakat di kawasan wisata Sangiran, antara lain dengan mengaktifkan wisatawan baik sepeda motor maupun mobil. Revitalisasi armada wisata ini telah memungkinkan kami untuk menarik  sekitar 80 tenaga kerja lokal yang tersebar di kelompok armada wisata sepeda motor dan armada wisata mobil.Â
Kesejahteraan sosial masyarakat di kawasan wisata Sangiran  dapat meningkat secara bertahap dengan  upaya pemerintah daerah bersama pemangku kepentingan setempat, dalam hal ini  masyarakat setempat itu sendiri. Â
Kesejahteraan  masyarakat, namun hasil lapangan menunjukkan bahwa pembangunan yang dilakukan di kawasan wisata Sangiran belum sepenuhnya sesuai peningkatan. Prinsip perkembangan endogen.Â
KESIMPULAN
Proses pengembangan Kawasan Wisata Sangiran Kabupaten Sragen menunjukan bahwa sebagian parameter dari Endogenous Development telah telihat dimana pelaku pariwisata baik pihak BPSMP Sangiran, Pemerintah Daerah dan masyarakat lokal melakukan pembangunan sesuai dengan potensi yang  tersedia, kebijakan daerah telah berupaya menjadikan kawasan tersebut sebagi subjek pembangunan. Bentuk dukungan dan peran yang dilakukan pemerintah dalam pengembangan kawasan wisata Sangiran lebih bersifat bottom-up, memperhatikan human capital, potensi dan sumber daya lokal, serta keunikan lokal.Â
Upaya aktor lokal untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat kawasan wisata Sangiran dilakukan dengan memenuhi kebutuhan fisiologis melalui pemerataan pendapatan seperti: Â Mengaktifkan armada wisata dan membangun stan UMKM lokal.Â
Untuk memenuhi aspek kebebasan dan otonomi, upaya dilakukan untuk memberikan kebebasan seluas-luasnya kepada masyarakat lokal untuk pengembangan diri dan pemberian layanan produktivitas masyarakat dalam penemuan fosil.Â
Namun, karena peraturan Undang-Undang Pelestarian Budaya, pemerintah kota membatasi diri pada pengembangan real estat melalui pembangunan situs perumahan dan komersial. Dalam hal pemenuhan kebutuhan sosial dilakukan melalui penyaluran bantuan sosial dari pusat dan daerah, serta pemberian bantuan modal yang disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat. Â