Mohon tunggu...
Citra Maila Eka Nur Cahya
Citra Maila Eka Nur Cahya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa di kampus bangjo

˖ ౿ ˑ loove to chocolate pie with choco chip on top !🥞

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Cinta Indonesia atau Cinta Korea?

11 Januari 2024   07:55 Diperbarui: 11 Januari 2024   09:23 540
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: X @tanyakanrl 

Video tiktok dari akun @lukaskahnb kembali viral di beberapa hari belakangan karena diunggah kembali oleh akun X yaitu @tanyakanrl. Video tersebut memuat opini terkait Indonesia mulai dijajah oleh Korea. Hal yang mencolok ialah banyaknya penduduk Korea yang mulai tinggal di Indonesia. Mereka tak hanya membawa budaya Korea, tetapi mereka juga menyebarkan budaya tersebut.

Sebelum penduduk Korea mulai menetap di Indonesia, penduduk Indonesia terbawa arus globalisasi. Globalisasi tersebut justru mengikis rasa cinta tanah air terhadap Indonesia. Generasi penerus bangsa lebih menyukai budaya Korea daripada budaya Indonesia itu sendiri. Berbagai aspek budaya Korea mulai diterapkan di Indonesia, seperti banyak berbahasa Korea dalam kehidupan sehari-hari, gaya berbusana, pariwisata, selera musik, produk pasar, kuliner, seni, bahkan pada pemilihan umum.

Banyaknya penduduk Indonesia yang mulai berbahasa Korea dikarenakan kecintaan mereka terhadap perfilman korea maupun idol musik Korea. Penduduk Indonesia tak segan mengikuti bimbingan belajar Korea bahkan rela belajar langsung dari negara gingseng tersebut hanya demi bisa berkomunikasi dengan idol kesukaan.

Selera fashion penduduk Indonesia mulai mengikuti halyu wave. Banyak yang memakai feminime shirt, jeans, shorts, and a cute crop top yang merupakan kekhasan dari halyu wave. Tak hanya itu, di destinasi pariwisata Indonesia juga menyewakan Hanbok atau baju adat Korea.

Maraknya kesukaan terhadap idol Korea karena visual menjadikan generasi muda banyak menyukai lagu berbahasa Korea. Mereka akan membayar berapapun demi melihat konser idol mereka, bahkan dengan menggunakan pinjol atauTak hanya mendengarkan, penduduk Indonesia bahkan menyanyikan ulang lagu dalam berbahasa Korea tersebut serta menggunggah ke media sosial. Tanpa disadari, hal tersebut mendukung mendunianya halyu wave ke kancah internasional.

Market yang menjual produk Korea pun sangat laris. Banyak penduduk Indonesia yang berlomba-lomba membeli produk Korea, terutama dalam hal kosmetik. Hal tersebut dikarenakan ingin menjadi seperti Idol Korea. Bukan hanya standar kecantikan dan ketampanan yang ingin ditiru, segala barang yang digunakan idol Korea pun dibeli. Selain itu banyak brand lokal yang menjadikan Idol Korea sebagai publik figur atau brand ambassador saat berpromosi. Tentu hal tersebut menurunkan pasaran produk lokal.

Dunia perkulineran di Indonesia pun sudah banyak yang mengadopsi makanan khas Korea, seperti ttokpokki, kimchi, kimbap, bibimbap, soju, dll. Penduduk Indonesia berpikir bahwa saat menggunakan embel-embel Korea saat memasarkan makanan akan ramai pengunjung.

Tak kalah heboh, wakil rakyat Indonesia pun telah ada yang keturunan Korea. Hal ini terjadi saat pemilihan calon legislatif daerah DKI Jakarta II (Jakarta Selatan, Jakarta Pusat, dan Luar Negeri). Persyaratan utama menjadi wakil rakyat ialah WN, yang mana berarti boleh keturunan dari negara mana pun atau WNA yang menjadi WNI yang sesuai dengan persyaratan. Namun, jika dipikir ulang, kenapa kita membiarkan bangsa asing yang meminpin negara kita?

Sebagai generasi muda, apakah kita tidak berpikir ulang dampak yang akan terjadi kedepannya jika kita tetap cinta kepada budaya luar terkhususnya budaya Korea? Budaya Indonesia akan hilang dengan perlahan tergantikan oleh budaya asing yang masuk. Generasi selanjutnya hanya akan kenal budaya asing daripada budaya sendiri. Bukankah itu miris?

Oleh karena itu kita sebagai generasi emas Indonesia haruslah menyaring budaya asing yang masuk. Ambil dampak positif dari budaya asing saja yang dapat membantu mengembangkan potensi SDM Indonesia. Selain itu bentengi diri dengan menerapkan setiap butir Pancasila dalam kehidupan-sehari-hari.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun