Mohon tunggu...
Citra Iswal Samira
Citra Iswal Samira Mohon Tunggu... Mahasiswa - Citra merupakan mahasiswa aktif fakultas ilmu komunikasi pancasila. Citra memiliki ketertarikan pada bidang sosial media dan copywriting

Topik konten yang menjadi favorit ku yaitu tidak jauh seputar inovasi-inovasi baru, perkembangan media sosial, serta lifestyle yang dirasa relate dengan kehidupan sehari-hari.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Bijak dengan Sampah Pribadi, Ayo Mulai Gunakan Pembalut Reusable

8 April 2024   01:01 Diperbarui: 8 April 2024   01:15 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar : FotoBisnis.com

Mikroplastik juga terdapat pada popok sekali pakai dan pembalut wanita (Sachidhanandham & M, 2020; Siddiqe, 2019). Sampah pembalut sekali jika di olah menjadi pupuk media tanam bagi tanaman dapat bermanfaat sangat besar dikarenakan pupuk dari pembalut sekali pakai dapat menyerap air dan dapat mempertahankan kelembaban tanaman tersebut sehingga kita tidak perlu terlalu sering menyiram tanaman. Sayangnya, dalam hal ini warga Indonesia merasa jika pembalut yang sudah terkontaminasi dengan darah kotor sudah harus segera dibuang. Menurut World Health Organization, terdapat 52 juta perempuan berisiko terkena kanker serviks karena dipicu zat di dalam pembalut. Data dari Kementerian Kesehatan dan Yayasan Kanker Indonesia pada 2012 juga mencatat, terdapat 15 ribu perempuan yang terdeteksi kanker serviks setiap tahunnya, dan 8 ribu di antaranya meninggal dunia.

Dikutip dari website Unit Pengelola Statistik Pemprov DKI Jakarta, sampah yang ditampung Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST)  sampah pembalut yang berlokasi di Bantar Gebang terus bertambah setiap tahunnya. Jumlah sampah yang masuk TPST pada tahun 2017 setiap harinya sebesar 6,7 ribu ton. Sementara di tahun 2018 sebesar 7,4 ribu ton per hari. Lalu di tahun 2019 turun 11 persen dari tahun sebelumnya yaitu sebesar 6,7 ribu ton per hari. TPST juga menambahkan bahwa, Satu pembalut saja membutuhkan waktu sekitar 500-800 tahun untuk terurai. Karena terbuat dari bahan yang tak mudah terurai, jangan heran jika limbah pembalut dengan sangat mudah bisa ditemukan menggunung di TPST Bantar Gebang maupun di TPST lainnya di Indonesia.

Maka dari itu, inovasi yang menghadirkan pembalut reusable mulai banyak di kenal serta di pasarkan khususnya di Indonesia ini. Sebenarnya pembalut kain memang sudah mulai di kenalkan awal di hadirkannya pembalut ini di dunia, tetapi semenjak perubahan jaman para wanita lebih memikirkan efektifitas dan sanitas yang menjadi alasan utamanya. Jika dilihat, pembalut sekali pakai dengan pembalut kain yang bisa digunakan kembali memiliki fungsi yang sama. 

Reusable Menstrual Pad (Salah Satu Produk  Dari Kindkain)
Reusable Menstrual Pad (Salah Satu Produk  Dari Kindkain)
Keunggulan yang memang harus segera di terapkan dari penggunaan pembalut reusable ini adalah demi menyelamatkan bumi dari efek rumah kaca dan kejadian berbahaya lainnya akibat penimbunan sampah. Selain sangat membantu dalam mengurangi limbah plastik ataupun zat klorin kepada lingkungan, pembalut reusable juga bisa dipakai dalam jangka waktu yang lama. Dilansir dari website Idntimes, pembalut reusable dapat digunakan dalam waktu kurang lebih 2 tahun tergantung kebutuhan para wanita. Jika membahas dalam dunia kesehatan, pembalut reusable cenderung lebih aman dan bebas dari bahan-bahan kimia karena menggunakan kain serta inovasi yang pastinya alami hal ini berfokus untuk menghindari bakteri yang tumbuh jika menggunakan bahan-bahan yang berkimia.

Perkembangan pembalut reusable ini, sangatlah menjadi solusi dalam segala aspek. Inovasi yang terus berkembang dengan mengikuti jenis-jenis pembalut sekali pakai yang dijual bebas dipasaran. Ini bertujuan untuk memberikan kenyamanan serta kepercayaan bahwa persamaan antara pembalut sekali pakai dan pembalut reusable sama saja fungsinya. Seperti pembalut reusable yang dilengkapi segala ukuran, kancing untuk menahan agar tidak bergeser, tebal tipisnya pembalut reusable juga bisa disesuaikan, serta adanya "anti bocor" yang menjadi alasan untuk berani mencoba menggunakan pembalut reusable. Selain itu, lingkungan juga dapat terselamatkan dalam penghematan sumber daya. Dikarenakan Produksi pembalut sekali pakai memerlukan penggunaan sumber daya alam yang besar, seperti kayu untuk pulp dan energi untuk proses pembuatan. Dengan menggunakan pembalut reusable, pengguna dapat menghemat sumber daya alam yang berharga dan mengurangi jejak karbon yang dihasilkan dari proses produksi. Polusi air juga menjadi penyebab fatal dari adanya pembuangan bahan dari pembalut yang tidak sesuai, Banyak pembalut sekali pakai yang mengandung bahan kimia yang dapat mencemari air ketika dibuang ke tempat pembuangan sampah atau terurai di lingkungan. Dengan menggunakan pembalut reusable, risiko polusi air dapat dikurangi karena bahan-bahan yang digunakan cenderung lebih ramah lingkungan.

Tetapi, memang di Indonesia sendiri masih menjadi hal yang tabu karena pembalut reusable ini dianggap tidak higenis dan hanya membuat semakin menjadi sumber penyakit. Hal ini yang harus menjadi perhatian lebih, adanya sosialisasi yang di kembangkan lagi oleh tenaga kesehatan serta tenaga para pekerja lingkungan dalam memberikan edukasi seputar pembalut reusable ini. Kekhawatiran yang muncul, harus di perjelaskan secara rinci mulai dari perkenalan produk sampai cara pembuatan dari pembalut reusable ini kepada masyarakat. Dikarenakan, hal ini bisa membangunkan kesadaran tentang seberapa berbahaya jika tidak ada penanggulanan terhadap apa yang kita gunakan sehari-harinya terhadap bumi khususnya negara Indonesia yang sudah mulai tercemar limbah toxic akibat bahan kimia yang terkandung didalam produk sanitasi kewanitaan sekali pakai ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun