Dibuat Oleh Kelompok :
1. Fitrotun Nabila (nabilafitrotun5@gmail.com)
2.  Sekar  Malca Danela (sekardanelamlc@gmail.com)
3. Safira Dwiyanti (safiradwiyanti56@gmail.com)
4. Citra Fadhilah (citrafadhilah678@gmail.com)
5. Sofia Nur Ajizah (sofianra01@gmail.com)
6. Calvin Ali Alaydrus Ramadhan (calvinalaydrus@gmail.com)
7. Steven Wijaya (stevenw1725@gmail.com)
8. Diki Adadudin Fatahilah Garamatan (dgaramatan@gmail.com)
Dosen Pengampu : I. A. Nuh Kartini, S.E., M.M. (nuhkartini@untag-sby.ac.id)
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
Bank Mandiri Hadapi Tantangan Digitalisasi, Ini Kata Pegawai
Surabaya, 30 Desember 2024 -- Era digital telah mengubah berbagai sektor industri, termasuk perbankan. Sebagai salah satu bank terbesar di Indonesia, Bank Mandiri terus berinovasi untuk memberikan layanan terbaik kepada nasabah. Namun, di tengah percepatan digitalisasi, muncul berbagai tantangan yang harus dihadapi.
Menurut Sendy Hermasan, salah satu pegawai Bank Mandiri Cabang RMI Ngagel, ada beberapa kendala utama yang dihadapi dalam memberikan layanan digital kepada nasabah. "Salah satu tantangan terbesar adalah keamanan data. Banyak nasabah masih khawatir terhadap potensi kebocoran informasi pribadi dan keuangan mereka," ujar Sendy. Selain itu, adopsi teknologi juga menjadi kendala, terutama bagi nasabah yang belum terbiasa dengan layanan digital.
Bank Mandiri telah mengembangkan berbagai inovasi digital, seperti aplikasi Livin' by Mandiri, yang memungkinkan nasabah melakukan transaksi dengan lebih mudah dan cepat. Namun, tak sedikit nasabah yang tetap lebih memilih layanan langsung di teller. "Beberapa transaksi kompleks, seperti pengajuan kredit atau pembukaan rekening baru, masih lebih nyaman dilakukan secara tatap muka," tambahnya.
Tantangan Transformasi Digital
Dalam beberapa tahun terakhir, penggunaan layanan M-Banking di Bank Mandiri mengalami peningkatan yang signifikan. Kemudahan akses melalui aplikasi mobile memungkinkan nasabah melakukan berbagai aktivitas perbankan seperti transfer uang, pembayaran tagihan, dan pengecekan saldo kapan saja dan di mana saja. Namun, menurut Sendy, masih ada beberapa tantangan yang dihadapi, baik dari sisi internal maupun eksternal.
"Selain masalah keamanan, kami juga menghadapi tantangan dalam memastikan bahwa semua pegawai memiliki pemahaman yang cukup mengenai teknologi digital. Infrastruktur IT harus selalu diperbarui agar tetap aman dan dapat diandalkan," jelasnya. Keamanan data menjadi perhatian utama, mengingat meningkatnya risiko serangan siber yang dapat membahayakan informasi pribadi nasabah.
Di sisi lain, literasi digital di kalangan nasabah juga menjadi tantangan tersendiri. Meskipun banyak yang sudah terbiasa menggunakan layanan digital, masih ada segmen masyarakat yang kurang paham tentang teknologi baru. "Kami terus melakukan edukasi dan sosialisasi, baik melalui media sosial, lokakarya, maupun pendampingan langsung bagi nasabah yang mengalami kesulitan," kata Sendy.
Peran Teller Masih Diperlukan
Meski layanan digital terus berkembang, peran teller masih belum bisa sepenuhnya tergantikan. "Teller tetap penting untuk transaksi yang lebih kompleks dan konsultasi langsung, seperti pengajuan pinjaman atau diskusi terkait investasi," ujar Sendy. Banyak nasabah, terutama dari generasi yang lebih tua, masih merasa lebih nyaman berinteraksi langsung dengan pegawai bank daripada menggunakan aplikasi.
Bahkan dalam situasi darurat, seperti saat sistem mengalami gangguan atau nasabah mengalami kesulitan mengakses akun mereka, layanan di cabang tetap menjadi pilihan utama. "Kami memastikan bahwa layanan langsung tetap tersedia dengan kualitas yang baik, meskipun layanan digital terus dikembangkan," katanya.
Solusi dan Masa Depan Layanan Digital
Untuk meningkatkan pengalaman nasabah, Bank Mandiri telah meluncurkan program My Digital Academy, yang bertujuan untuk meningkatkan kompetensi pegawai dalam teknologi digital. "Kami ingin memastikan bahwa pegawai kami memiliki pengetahuan yang cukup tentang teknologi agar bisa memberikan layanan terbaik kepada nasabah," tambah Sendy.
Selain itu, inovasi dalam aplikasi Livin' by Mandiri juga terus dikembangkan. "Kami baru saja meluncurkan fitur investasi langsung melalui aplikasi, di mana nasabah dapat membeli saham dan produk keuangan lainnya dengan lebih mudah," kata Sendy. Bank Mandiri juga memanfaatkan teknologi machine learning untuk memberikan rekomendasi fitur dan promo yang sesuai dengan kebiasaan transaksi nasabah.
Dengan terus berinovasi dan mengatasi tantangan yang ada, Bank Mandiri berkomitmen untuk memberikan layanan perbankan yang lebih modern dan inklusif bagi seluruh masyarakat Indonesia. "Teknologi memang penting, tetapi interaksi langsung dengan nasabah juga tidak boleh dihilangkan. Kombinasi keduanya akan menciptakan pengalaman perbankan yang lebih baik," tutup Sendy.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI