Mahasiswa Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya telah mengikuti kegiatan Matching Fund 2021 di Desa Minggirsari Kecamatan Kanigoro Kabupaten Blitar. Kegiatan ini merupakan salah satu rangkaian kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka Kemendikbud -- Ristek. Matching Fund berlangsung selama 3 bulan dimulai sejak bulan Oktober sampai Desember 2021. Dalam kegiatan ini terbagi menjadi beberapa kelompok., salah satunya adalah kelompok Menyiapkan peralatan yang dibutuhkan untuk memproduksi barang dagang kualitas yang baik.Â
Dengan adanya Pandemi Covid-19 tidak menghalangi pertumbuhan perekonomian di Biltar. Khususnya di Desa Minggirsari, yang mempunyai berbagai sumber daya alam dan sumber daya manusia cukup besar. Maka dari itu, untuk menggali potensi tersebut, Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya menggandeng pemerintah setempat membangun desa yang kreatif dan berekonomi tinggi demi menyongsongnya pembangunan desa yang lebih modern.
salah satu UMKM yang kami kunjugi adalah UMKM Kripik Tempe Yupi yang dikelola oleh Bu Sri Hartatik. Usaha ini sudah dikembangkan sejak tahun 2020. di dalam suatu usaha pasti akan memiliki kendala. Dan itulah yang dialami oleh usaha Bu Sri Hartatik ini. salath satu kendala yang dihadapi adalah kendala untuk proses pengemasan, sebab alat pengepres yang dimiliki UMKM tersebut rusak. Setelah kami teliti dan kami kunjungi solusi untuk mengatasi permasalahn usaha BUu Sri Hartatik yaitu kami memberikan alat pengrepres kemasan agar bisa digunakan lagi. Dengan adanya alat pengrepres baru dapat meningkatkan produk yang lebih menarik dan berkualitas.
Di era digital seperti saat ini produk Bu Sri Hartatik juga memanfaatkannya untuk ajang promosi. Marketing mix yang digunakan sudah cukup bagus. Seperti strategi penetapan harga yang dilakukan pelaku UMKM per biji dan pelaku UMKM Keripik Tempe Yupi dihargai Rp.10.000 per kemasan. Selain itu ada juga yang kemasan rentengan dijual dengan harga Rp.2000. Place yang digunakan pelaku UMKM Keripik Tempe Yupi ini di distribusikan di pasar-pasar sekitar Blitar, dekat rumah. Selain dipromosikan di dekat rumah dan seluruh kota Blitar, di era digital ini juga dimanfaatkan UMKM Keripik Tempe Yupi untuk mempromosikan usahanya. Mereka mempromosikannya di media sosial yang dibantu oleh anaknya. Produk yang dipasarkan pelaku UMKM Keripik Tempe Yupi memiliki produk yang dipasarkan berupa keripik tempe yang dikemas dalam bentuk kemasan (pack) dan rentengan dengan berat 40 gram setiap renteng dan hanya memiliki rasa original. Setiap hari Bu Sri Hartatik membuat 3,5kg keripik tempe.
Dari kunjungan dan penelitian dari Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya memberi wadah dan penyaluran berupa peralatan yang lebih modern untuk para UMKM di Desa Minggirsari, Blitar. Agar perekonomian di Desa Minggirsari lebih produktif untuk mencapai perekonomian yang modern.
Beberapa permasalahan tersebut yang memerlukan perhatian lebih dari pemerintah daerah Blitar khusunya di desa Minggirsari agar UMKM dapat tumbuh dan berkembang dengan lebih baik. Dari saluran berupa alat produksi tersebutlah diharapkan perekonomian di Blitar, khususnya di Desa Minggirsari ini dapat berjalan lancar dan lebih produktivitas dalam menyajikan sebuah produk yang kreatif dan inovatif.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H