Tulisan ini menganalisa Kebijakan Luar Negeri Kanada mengenai COVID-19 dengan menggunakan pendekatan keamanan manusia (human security) yang meletakkan individu sebagai objek sasarannya (referent object).Â
Dalam studi Hubungan Internasional, konsep keamanan yang sering dirujuk adalah formulasi konsep oleh Barry Buzan dalam bukunya yang berjudul People, State and Fear, yaitu: "Security, in any object sense, measures the absence of threat to acquired values, insubjective sense, the absence of fear that such values will be attacked." (Buzan, 1983).Â
Keamanan merupakan salah satu fokus perhatian yang ingin dicapai oleh semua pihak, baik entitas negara maupun individu, dalam hal ini juga terepresentasi dari perilaku Kanada sebagai sebuah negara. Â Human security merupakan konsep yang menjadi pilar prinsipiel Kebijakan luar negeri yang dipertahankan oleh Kanada yang dilandaskan oleh pemikiran mantan Perdana Menteri Kanada Lioyd Axworty yang lebih menekankan kepada Hak Asasi Manusia (HAM) (Fitriyanti, 2020).
COVID-19 Â adalah jenis penyakit yang disebabkan oleh novel coronavirus (nCOV). Saat ini, terhitung pada 6 April 2020 pukul 6:45 pm EDT, jumlah perkembangan COVID-19 di Kanada antara lain 336.806 orang yang sudah melakukan tes, 16.653 kasus yang terkonfirmasi, 318.46 negatif, 16.414 positif, 14 kemungkinan kasus dan 323 meninggal dunia (Canada Government, 2020).Â
Oleh karenanya, COVID-19 dianggap sebagai ancaman kesehatan serius yang mana situasinya masih berkembang hingga saat ini. Sebagai tindak lanjut dari COVID-19, Kanada melalui kebijakan luar negerinya memperhatikan resiko terhadap keamanan dari warga negaranya  yang menjadi kepentingan nasional Kanada dan juga warga dunia melalui landasan Human Security yang berfokus pada HAM.
COVID-19 dikategorikan sebagai wabah sehingga termasuk ke dalam salah satu aspek human security menurut UNDP tahun 1994, terkhususnya keamanan kesehatan (health security).Â
Pada 11 Maret 2020, World Health Organizations (WHO) menetapkan COVID-19 sebagai pandemik. (World Health Organization, 2020). Dengan adanya COVID-19 maka akan berkaitan dengan keselamatan masyarakat Kanada yang berjumlah 3.,894.799 jiwa dan secara langsung menjadi tanggung jawab Kanada sebagai negara. (Statistics Canada, 2020).Â
Keselamatan masyarakat adalah kepentingan nasional negara dikarenakan menyangkut dengan problematika masyarakat dalam negeri. Dalam hal ini dapat dilihat menggunakan konsep human security bahwa Kanada menempatkan individu (warga negara) sebagai sentral objek dalam wacana, analisa dan kebijakan negara. Secara khusus, Kanada membentuk jaringan kesehatan terkoordinasi dari tingkat provinsi, negara hingga mitra internasional yaitu WHO guna mengontrol perkembangan COVID-19.
Kanada juga berupaya skala global yakni berfokus pada penahanan wabah dan pencegahan menyebarnya wabah yang meluas. Hal ini didasarkan dengan pertimbangan resiko terhadap keselamatan warga negara Kanada akibat COVID-19 baik yang berada di dalam maupun di luar negeri.Â
Salah satu kebijakan Kanada adalah "melarang" perjalanan luar negeri sampai waktu yang tidak ditentukan termasuk di dalamnya berlaku pada perjalanan kapal pesiar. Selanjutnya, terdapat perintah darurat berdasarkan UU Karantina yang berlaku bagi semua pelancong di Kanada guna memperlambat penyebaran COVID-19 di Kanada.
Lebih khususnya, dapat dilihat berdasarkan rekam tindakan yang telah diambil oleh Kanada yang berkaitan dengan COVID-19 dalam negeri terhitung dari awal COVID-19 hadir yakni 31 Desember 2019 hingga 3 April 2020, dapat dianalisa secara khusus bahwa tindakan Kanada sangat sigap dalam menyikapi COVID-19. Hal ini didasarkan pada human security yang menjadi landasan bernegara Kanada. Lebih lanjut, Kanada mengambil beberapa tindakan.Â