Mohon tunggu...
Citra Cita
Citra Cita Mohon Tunggu... Freelancer - Pegiat Pendidikan

Kita perlu mendidik anak dari sejak dini, karena mereka perlu tau betapa pentingnya pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Bersekolah yang Adil

16 Juni 2020   04:40 Diperbarui: 16 Juni 2020   04:42 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

BERSEKOLAH YANG ADIL

Supaya adil. Itu saja

Terkait dimulainya Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tahun ajaran 2020/2021.

Yang salah unsur penerimaannya adalah melihat umur calon murid. Tapi itu unsur setelah faktor jarak terdekat domisili calon murid dan sekolah pilihannya (zonasi).

Dan juga setelah jalur prestasi.

Lalu di mana (ke)adil(annya)?

Ya bakal menciptakan pemerataan hak bersekolah seluruh murid. Dan murid yang masuk di salah satu sekolah 'tidak yang setingkat' semua.

Lho kok 'tidak yang setingkat' semua?

Begini, ada sekolah A kemudian jadi pilihan murid-murid hebat yang rumahnya dekat dan semuanya diterima, maka sangat nestapa nasib rekannya yang kebetulan jarak dari rumahnya dekat dan usianya sudah layak sekolah, namun tidak dapat menempuh pendidikan di situ.

Si calon murid yang usianya sudah kategori 'tua' itu terpaksa sekolah di lokasi yang jauh dari rumahnya.

Ditambah lagi: kemampuan intelektual si murid berusia 'tua' tersebut pas-pasan.

Makin terpental saja si murid itu.

Gara-gara sekolah dekat rumahnya telah terisi penuh semua oleh murid-murid hebat. Yang kebetulan rumahnya juga dekat dengan sekolah pilihannya. Sangat tidak adil begitu. Seolah pendidikan pilih kasih.

Padahal: semua masyarakat berhak memperoleh dan merasakan akses pendidikan yang adil. Konstitusi dan UU bangsa kita menjaminnya.

Makanya: Mendikbud Nadiem Makarim menetapkan peraturan baru di eranya soal mekanisme PPDB.

Supaya tercipta keadilan. Merata semua anak Indonesia dapat merasakan suasana sekolah yang nyaman. Karena salah satunya dekat dari rumahnya. Meski 'tidak hebat' dan 'berumur tua'.

Tidak ada lagi istilah sekolah favorit. Tak ada lagi anggapan sekolah unggulan. Semua sekolah sama. Semua akses pendidikan merata

Bayangkan saja jika kebetulan anak kita yang berkategori 'tidak hebat' dan 'usia tua' itu sudah waktunya sekolah, ada lembaga pendidikan dekat dengan rumah, tapi tak diterima.

Tersingkir oleh calon murid 'istimewa'. Kemudian anak kita harus berangkat belajar ke sekolah yang jaraknya 'menguras keringat'.
Sedih. Haru. Pasti begitu perasaan kita --misalnya-- sebagai orang tua.

Makanya: tidak usah protes-protes. Jangan marah-marah dengan syarat 'usia'.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun