Sebagai remaja yang baru akan menginjak umur dewasa, kita dipaksa untuk menghadapi situasi dan kondisi kehidupan yang cukup berbeda dengan masa-masa sekolah. Ketika memasuki dunia perkuliahan, kita bebas mengatur semuanya dengan cara kita sendiri.
Ingatkah dulu ketika kita sudah terbangun meski hari masih gelap? Ketika kita harus memakai seragam sesuai aturan, ketika harus membawa banyak sekali buku dan perlengkapan sekolah lainnya, ketika harus berkerudung atau berambut pendek, harus ini, harus itu, dan sebagainya? Aturan-aturan itu akhirnya berhenti ketika kita sudah menginjak bangku perkuliahan.
Masa-masa ini lah yang mungkin sudah dinanti-nanti oleh sebagian orang. Bebas melakukan apa saja dan bebas menentukan jalan kehidupan yang akan mereka tempuh.
Disamping berkuliah, tidak sedikit dari mereka yang memilih untuk mengambil kegiatan lain, seperti berorganisasi, part-time, merintis bisnis sederhana, dan lain-lain.
Kegiatan-kegiatan seperti itu sangat wajar dilakukan oleh seorang mahasiswa, mengingat usia mereka yang memang sedang di tahap produktif sehingga tentunya ingin sekali mencoba banyak hal sekaligus mencari pengalaman baru.
Oleh karena padatnya kegiatan yang dilakukan, banyak dari mereka yang sebenarnya masih sulit untuk memanagement diri sendiri dan berujung memiliki gaya hidup yang buruk pun tidak sehat. Seperti itulah faktanya ketika hidup sebagai mahasiswa yang aktif berkegiatan di luar kampus.
Lalu, apakah tidak ada solusinya? Apakah kita memang harus memiliki lifestyle yang buruk? Tentu tidak, bukan? Terdapat puluhan solusi yang dapat dilakukan untuk membenahi hal-hal tersebut. Berikut beberapa cara yang dapat dilakukan untuk memanajemen diri dan menumbuhkan healthy lifestyle:
1. Bangun dan mulai kegiatan di pagi hari
Rasanya, cara yang pertama ini sangat mudah untuk diucapkan, namun kenyataannya sulit untuk dilakukan. Kebanyakan orang enggan untuk bangun lebih awal dan memilih untuk melanjutkan tidurnya.
Beberapa ada yang beralasan, “tadi malam tidur terlalu larut”, beberapa lagi beralasan “tidak ada kelas pagi”, dan berbagai alasan lainnya yang acapkali orang-orang lontarkan. Padahal, sebut saja, Michelle Obama, Tim Armstrong, Tim Cook (CEO Apple), dan tokoh-tokoh lainnya sudah memberikan contoh nyata bahwa bangun pagi merupakan awal dari kesuksesan.
2. Luangkan waktu untuk berolahraga
Setelah bangun pagi, sempatkan untuk berolahraga walau hanya sebentar. Olahraga di pagi hari terbukti dapat meningkatkan fokus dan suasana hati. Dua hal tersebut jelas sangat dibutuhkan bagi kita yang akan menjalani hari dengan kegiatan yang padat.
Tentunya, hal ini pun tidak mudah untuk dilakukan. Namun jika sudah rutin, boleh jadi olahraga ini malah menjadi salah satu kegiatan yang tidak bisa kita tinggalkan.
3. Menjaga pola makan dan mengatur pola istirahat yang cukup
Meskipun kegiatan yang dilakukan dalam sehari sangatlah padat, namun kita tidak boleh abai terhadap pola makan dan waktu istirahat. Banyak mahasiswa yang sangat tidak peduli bahkan cenderung meremehkan dua hal ini.
Padahal jika ingin menjaga tubuh tetap fit, kita butuh banyak stamina yang bisa didapatkan dari makanan yang bergizi dan istirahat yang cukup. Jika tubuh sudah jatuh sakit, jangankan bisa produktif, bangkit dari tempat tidur saja rasanya amatlah sulit.
4. Membuat jadwal kegiatan
Jika merasa sulit membagi waktu antara kegiatan yang satu dengan yang lain, cobalah untuk membuat jadwal kegiatan sendiri. Sebelum memulai hari, tulislah kegiatan apa saja yang akan dilakukan hari ini, jangan lupa untuk menulis pula rentang waktunya (pukul berapa sampai dengan pukul berapa). Buatlah serealistis mungkin agar semua kegiatan yang telah ditulis dapat terealisasi dengan baik.
5. Atur kegiatan menggunakan skala prioritas
Penggunaan metode ini mungkin masih cukup asing dan jarang terdengar di telinga masyarakat luas. Apa sebenarnya skala prioritas ini? Dilansir dari laman ekrut media, skala prioritas adalah keadaan dimana seseorang menentukan urgensi dari kebutuhan atau pekerjaan yang harus didahulukan.
Terdapat 4 kuadran di dalam skala prioritas, yaitu penting mendesak, penting tak mendesak, tak penting tetapi mendesak, dan tak penting tak mendesak.
Kita dapat memilah dan mengelompokkan kegiatan-kegiatan yang akan kita lakoni ke dalam 4 kuadran tersebut. Metode ini terbilang efektif karena dengan pengelompokkan tadi, kita dapat mengetahui kegiatan apa saja yang harus dan tidak harus dikerjakan sesegera mungkin.
6. Tidak menunda-nunda pekerjaan
Cara yang keenam ini harus dilakukan ketika kita tidak ingin membuang waktu dengan percuma. Apalagi jika jadwal kegiatan yang kita punya telah disusun dengan rapih dan sistematis. Menunda satu pekerjaan akan berujung tertundanya pekerjaan-pekerjaan yang lain. Akibatnya, kita harus mereset ulang jadwal yang telah kita buat dan hal tersebut tentunya akan membutuhkan waktu pula.
7. Disiplin dengan jadwal yang telah dibuat
Cara-cara di atas akan menjadi sia-sia jika kita tidak mematuhinya. Rasanya percuma ketika sudah menyusun jadwal seapik mungkin, tetapi selalu kita langgar. Bagaimana mungkin bisa menjadi sukses jika sikap sederhana, seperti disiplin saja tidak bisa kita terapkan.
“Keteguhan tanpa disiplin adalah awal dari kebodohan” -anon, begitulah perumpaannya. Maka dari itu, jangan harap dapat menjadi sukses jika tidak mau menumbuhkan sikap disiplin di dalam diri kita masing-masing.
Nah, itu dia beberapa cara yang dapat dilakukan, khususnya bagi kalian yang ingin menjadi mahasiswa aktif dan produktif agar dapat me-manage diri sendiri dan memiliki gaya hidup yang sehat. Semoga bermanfaat!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H