Mohon tunggu...
Citra Aulia
Citra Aulia Mohon Tunggu... Mahasiswa - hanya seorang mahasiswa

to be better

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Multikulturalisme dan Pendidikan Islam

19 Desember 2024   00:35 Diperbarui: 19 Desember 2024   00:33 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

1. Pengertian Multikulturalisme
Secara etimologis, istilah multikulturalisme berasal dari kata "multi" yang berarti banyak, "kultural" yang merujuk pada budaya, dan "isme" yang menunjukkan pandangan hidup atau cara seseorang melihat sesuatu. Dengan demikian, multikulturalisme dapat diartikan sebagai perspektif terhadap keberagaman budaya. Bhiku Parekh juga menjelaskan bahwa multikulturalisme merupakan bentuk respons terhadap keberagaman tersebut. Respons ini seharusnya didasarkan pada nilai-nilai kesetaraan dan sikap positif, karena budaya individu atau masyarakat cenderung memiliki perbedaan. Oleh sebab itu, secara moral, tidak diperkenankan bagi siapapun untuk menganggap bahwa budayanya lebih unggul dibandingkan budaya lainnya.
Indonesia secara kultural adalah negara yang kaya akan keragaman budaya, bahasa, adat istiadat, dan kepercayaan. Keberagaman ini secara simbolis tercermin dalam lambang negara, Garuda Pancasila, yang mencengkeram pita bertuliskan "Bhinneka Tunggal Ika," yang bermakna meskipun berbeda, kita tetap bersatu sebagai sebuah bangsa. Keragaman ini sepatutnya dijaga dan dilestarikan agar dapat menjadi kekuatan positif dalam mendorong pembangunan peradaban bangsa dan negara menuju kemajuan.
Multikulturalisme sebagai cara pandang dalam mengelola keberagaman perlu ditanamkan pada masyarakat Indonesia yang heterogen. Tujuannya adalah agar kekayaan budaya Indonesia dapat dimanfaatkan sebagai aset untuk membangun bangsa dan negara, bukan malah menjadi pemicu perpecahan atau kemunduran. Salah satu aspek penting dalam menanamkan nilai-nilai multikulturalisme adalah melalui pendidikan. Pendidikan dipandang sebagai solusi yang efektif untuk melestarikan budaya yang ada di tengah masyarakat.

2. Pengertian Pendidikan Islam
Pendidikan Islam secara sederhana dapat dipahami sebagai pendidikan yang didasarkan pada nilai-nilai ajaran Islam yang terkandung dalam Al-Qur'an, Hadis, dan pemikiran ulama. M. Arifin dalam bukunya Ilmu Pendidikan Islam menyatakan bahwa pendidikan Islam adalah "sistem pendidikan yang bertujuan untuk mengembangkan kemampuan individu dalam menjalani hidup sesuai dengan prinsip-prinsip Islam, karena nilai-nilai Islam telah menjadi bagian dari kepribadiannya." Pandangan ini sejalan dengan pendapat Abuddin Nata yang mendefinisikan pendidikan Islam sebagai "pendidikan yang mencakup seluruh aspek, termasuk visi, misi, tujuan, proses pembelajaran, pendidik, peserta didik, interaksi antara pendidik dan peserta didik, kurikulum, bahan ajar, sarana dan prasarana, serta pengelolaan lingkungan yang semuanya berlandaskan pada ajaran Islam." Pendapat ini juga didukung oleh Muhaimin, yang mengungkapkan bahwa pendidikan Islam adalah sistem pendidikan yang berkembang dan terinspirasi oleh ajaran serta nilai-nilai Islam.

3. Pentingnya multikulturalisme dan pendidikan islam 

Pendidikan Islam adalah proses pembimbingan yang bertujuan untuk membantu individu berkembang secara optimal sesuai dengan nilai-nilai ajaran Islam. Secara umum, pendidikan berfungsi untuk mencerdaskan dan memberdayakan individu serta masyarakat, sehingga mereka mampu hidup mandiri dan bertanggung jawab dalam membangun lingkungan mereka. Menurut Azyumardi Azra, pendidikan Islam dalam perspektif multikultural mencakup beberapa aspek penting, yaitu :
a. Pendidikan ini menekankan pengakuan dan penghormatan terhadap perbedaan-perbedaan yang tidak dapat dihindari dalam kehidupan umat beragama.
b. Pendidikan agama Islam berperspektif multikultural menggeser fokus dari dominasi ranah kognitif menuju penguatan ranah afektif dan psikomotorik.
c. Terdapat kebutuhan untuk meningkatkan kualitas guru, baik dalam pemahaman terhadap agamanya sendiri maupun terhadap agama lain, sehingga mereka dapat memiliki sudut pandang multikultural yang lebih tepat.

4. Tantangan Multikulturalisme dalam Pendidikan Islam 

Pendidikan Islam, sebagai komponen utama dalam membentuk karakter dan pandangan hidup umat Muslim, sering dihadapkan pada berbagai tantangan rumit dalam mengimplementasikan konsep multikulturalisme. Tantangan tersebut mencakup aspek-aspek seperti keberagaman budaya dan etnis, serta perbedaan dalam penafsiran nilai-nilai Islam. Berikut ini sejumlah tantangan multikulturalisme dalam pendidikan Islam, yaitu:

a.Keberagaman Penafsiran Agama. Salah satu tantangan besar dalam menerapkan multikulturalisme dalam pendidikan Islam adalah adanya perbedaan penafsiran terhadap nilai-nilai agama. b. 1.Tantangan Multikulturalisme dalam Pendidikan Islam 

b. Pertentangan Nilai Antarbudaya. Pendidikan Islam kerap dihadapkan pada benturan nilai antarbudaya saat berusaha mengadopsi prinsip-prinsip multikulturalisme. Usaha untuk mengharmoniskan nilai-nilai tradisional Islam dengan nilai-nilai sekuler atau budaya lokal kerap menimbulkan ketegangan.

c. Stereotip dan prasangka. Dalam penerapan pendidikan Islam berbasis multikulturalisme, ada kemungkinan munculnya stereotip dan prasangka terhadap kelompok etnis atau budaya tertentu.

d. Pengelolaan Keberagaman Bahasa dan Budaya. Dalam konteks pendidikan Islam multikultural, perbedaan bahasa dan budaya menjadi tantangan yang signifikan. Pendidikan Islam sering dilaksanakan di berbagai negara dengan latar belakang bahasa dan budaya yang beragam. Tantangan ini memerlukan penyesuaian kurikulum dan metode pengajaran agar semua siswa dapat merasakan manfaat positif dari pendidikan Islam tanpa merasa terabaikan.

e. Mengatasi Kesenjangan Sosial Ekonomi. Multikulturalisme juga melibatkan perbedaan sosial ekonomi di kalangan siswa. Tantangan utamanya adalah bagaimana pendidikan Islam dapat menjadi sarana untuk menjembatani kesenjangan sosial dan ekonomi tersebut. Dibutuhkan pendekatan pembelajaran yang inklusif serta dukungan khusus bagi siswa dari latar belakang ekonomi kurang mampu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun