Mohon tunggu...
Citra MutiaraNursabila
Citra MutiaraNursabila Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - pelajar

Gemar membaca

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Tidak Ada Sesak Lagi

6 Oktober 2022   13:33 Diperbarui: 6 Oktober 2022   13:36 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Hari ini tepat tiga tahun aku bersahabat dengan Rina, kami akan merayakan moment bahagia ini di Cafe bear dekat rumah ku. Semua sudah aku siapkan mulai dari kado dan hadiah lainnya. Aku memesan satu es kopi sembari menunggu Rina datang.

Aku dan Rina mempunyai banyak kesamaan, bahkan kita bisa mengalami nasib yang sama di waktu yang sama.

Rina adalah orang yang sangat aku percaya, semua masalah hidup yang aku alami dia pasti mengetahuinya. Aku bahkan lebih dekat dengannya dibandingkan dengan keluarga ku sendiri.

Ohh iyaa! Tapi aku punya rahasia besar yang tidak satu pun orang lain mengetahuinya, bahkan Rina pun tidak pernah aku ceritakan.

Setelah menunggu sekitar Lima belas menit akhirnya Rina datang. Rina memakai dress biru tua dengan motif bunga di bagian bawah nya, rambut nya yang keriting gantung diberi jepit kupu-kupu dibagian samping kiri nya. Aku sendiri memakai kaus hitam dengan motif beruang di bagian tengahnya dan rok pendek warna coklat muda.

"Citra!" Rina melambaikan tangan padaku. Aku membalasnya dengan senyuman dan menyuruhnya menghampiriku. Dia meletakkan kado nya di sebelah hadiah ku, lalu memesan minuman coklat panas kepada pelayan.

Sekarang pukul delapan malam sebentar lagi acara utama Cafe bear akan dimulai.

Kami berdua pergi ke rooftop nya untuk melihat pemandangan Kota Bandung pada malam hari, banyak pengunjung yang sudah lebih dulu di sini, kami sampai tidak dapat tempat untuk duduk. Untung saja ada pelayan yang baik hati menunjukkan meja kosong untuk kami.

Acara pun dimulai, beberapa petasan warna-warni di nyalakan di atas indah nya langit malam Bandung.  

Sempurna dari Andra the backbone, menjadi lagu pertama yang dinyanyikan oleh band di cafe tersebut.

Semua pengunjung bernyanyi bersama tak terkecuali aku dan Rina.

"Cit, Kita minta band nya buat nyanyiin lagu kesukaan kita yuk!" Ucap Rina sembari menarik tanganku.

Tanpa menunggu lama akhirnya lagu count on me milik Bruno Mars di mainkan, Lagu ini masih menjadi favorit kami berdua sampai sekarang.

Kami kembali ke meja kami, makanan yang sudah di pesan sudah tersedia di sana. Aku dan Rina mulai menyantapnya.

"Cit kita udah tiga tahun sahabatan, kamu gaada hal yang ditutupin dari aku kan?" 

Aku terdiam sejenak, tentang rahasia itu apa aku harus memberitahukan Rina ya? 

Malam itu akhirnya menjadi malam yang panjang buat kami aku menceritakan satu hal yang belum pernah ku ceritakan kepada siapapun, entah bisikan dari mana atau suasana malam Kota Bandung yang mendukung untuk aku dengan mudahnya menceritakan semuanya.

Sambil menahan kantuk aku mencoba memperhatikan Pak yoshi yang sedang bercerita mengenai pelajaran sejarah. Pak yoshi yang tidak bisa membuat Suasana seru dalam kelas, membuat kelas ini sangat amat membosankan.

Detak jam pun terasa begitu lambat hingga bel pulang pun datang.

Kringgg!!!

"Minggu depan ulangan materi yang sudah bapak jelaskan ya!"

"Baik Pak!"

Semua murid berhamburan keluar kelas, aku mencoba menghirup udara segar setelah mendengarkan  Pak yoshi bercerita sejarah selama 2 jam penuh.

sebelum pulang sekolah aku selalu mampir ke warung bi iyam bersama Rina, kami bisa menghabiskan waktu sampai sore disana bersama dengan yang lain.

"hai guys!" ada yang aneh mereka menatapku dengan sinis, aku mencoba mencairkan susana tetapi mereka hanya diam saja mengacuhkanku. Aku mencari Rina diantara mereka namun ia tidak ada, aku pun memutuskan untuk pulang kerumah.

Malam harinya aku mencoba menghubungi Rina melalui ponsel ku namun Rina tidak menjawab panggilan ku. Aku merasa ada yang aneh akhir akhir ini, aku merasa Rina menjauhiku apa karena rahasia itu? 

Akhirnya aku pun memutuskan untuk menemui Rina besok.

pagi ini awan gelap menyelimuti Kota Bandung, aku yang lupa membawa payung menjadi masalah utama hari ini. 

aku berniat pergi kerumah Rina untuk menanyakan kabarnya mengapa ia tidak ada kabar tapi semua itu sirna ketika dijalan aku melihat Rina bersama dengan Yola teman sd ku. Mereka menuju sebuah tempat makan yang ada di ujung jalan, aku mengikuti mereka karena aku yakin ada yang tidak beres.

Yola adalah rival ku sejak sd ia sangat tidak suka dengan semua pencapaian ku, dan dia selalu ingin merusak kebahagiaanku.

Setelah memesan makanan Rina dan Yola pun duduk dekat jendela, aku duduk membelakangi mereka mencoba untuk mengetahui maksud dari pertemuan mereka. 

"kok tumben ngajak aku ketemuan ada apa?"

suara Yola terdengar serius.

"aku mau cerita tentang Rina"

aku terkejut! Rina akan menceritakan tentang aku kepada Yola yang tidak menyukai ku?

"awalnya aku berteman dengan Citra karena ia selalu di nomor satukan oleh orang lain, akhirnya aku ingin berteman sama dia, tapi ternyata citra tetap menjadi sorotan aku selalu menjadi nomor dua dan kadang tidak dianggap. aku sangat kesal hingga kemarin akhirnya aku tau rahasia hidupnya yang tidak pernah orang lain tau!"

kecewa marah dan sedih menjadi suasana hati ku pada saat itu, aku tidak menyangka Rina akan mengkhianati ku seperti ini. Tanpa pikir panjang aku pun menghampiri meja mereka berdua. 

"Rina! aku tidak menyangka kamu mengkhianati ku seperti ini!" amarah ku meluap.

Rina tampak kaget melihat ku tiba-tiba datang.

"tunggu cit, aku cuman lagi ngobrol aja sama Yola" ucap Rina membela diri.

"aku dengar semuanya! kamu ingin menceritakan rahasia hidup aku Rin!"

Rina diam saja ia menunduk menahan malu. 

"maaf Rin mungkin persahabatan kita sampai disini saja" aku pun pergi meninggalkan mereka.

Hujan pun turun seakan tau jika penghuninya ada yang sedang berduka.

sepanjang jalan aku terus menahan sesak di dada, Rina yang aku kira sahabat dan seperti keluarga ku sendiri pun bisa mengkhianati ku.

Hari ini akan menjadi hari yang tidak akan pernah aku lupakan.

Beberapa tahun kemudian...

Hari ini aku berencana akan pulang ke Bandung menemui orang tua ku, aku sudah meminta izin kepada pihak sekolah karena aku sudah lima bulan tidak bertemu dengan orang tua ku. Menaiki kereta dari Jakarta ke Bandung ternyata cukup melelahkan,

Akhirnya aku sampai di stasiun Bandung. senyum ku terbit ketika Ayah dan Ibu sudah menunggu di pintu keluar stasiun, aku menanyakan kabar mereka lalu mereka menceritakan dengan antusias hal-hal yang terjadi selama aku tidak ada di Bandung. 

Kami sampai dirumah pada sore hari, karena aku mengeluh bosan ibu mengajakku ke Cafe rainbow. Cafe sangat ramai karena ini malam minggu biasanya band selalu tampil disana, kami menuju rooftop setelah memesan makanan.

Ternyata band sedang menyanyikan lagu count on me Bruno mars, lagu kesukaan aku dan Rina. Setelah beberapa tahun menidurkan lagu ini dalam kenangan, akhirnya kuputar kembali memori yang tersimpan. Ternyata tetap indah, seperti saat pertama kali lagu ini hadir dan masuk ke daftar-daftar masa lampau. Kenangan memang menyenangkan itu untuk di hirup kembali aromanya.

Tidak ada sesak, tidak ada dendam. Hanya dia dan beberapa hal yang aku anggap sebagai sesuatu yang cukup dikenang saja.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun