Mohon tunggu...
Citra Ariska
Citra Ariska Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Seorang mahasiswa Psikologi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sikap Konsumen Terhadap Fenomena Boikot Produk Pro Israel di Kalangan Mahasiswa

2 Januari 2024   20:10 Diperbarui: 2 Januari 2024   20:10 1396
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sikap Konsumen Terhadap Fenomena Boikot Produk Pro Israel Dikalangan Mahasiswa

 

Citra Ariska R.K.D.L, Benedikta W.R

Fakultas Psikologi, Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta

Alamat Kampus :

Jl. Kusumanegara No.121, Yogyakarta

Citraariska67@gmail.com 

ABSTRAK

Perang Israel-Hamas menjadi perhatian publik karena aksi kekerasan dan Genosida di Palestina , kecaman publik memberikan perhatian khusus terhadap harga saham dan minat beli masyarakat produk pendukung Israel. Penelitian disini bertujuan untuk dapat mengetahui sikap konsumen terhapap fenomena boikot produk pro Israel yang terjadi di Indonesia. Sasaran dalam survei ini ditentukan melalui populasi dan sampel, hal tersebut dikarenakan survei dilakukan dengan pendekatan kuantitatif. Dalam survei ini populasinya mahasiswa Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa, Fakultas Psikologi angakatan 2022. Penulis mengambil sampel dalam survei ini berjumlah 30 mahasiswa. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam survei ini adalah Probability sampling dengan simple random sampling dengan menggunakan metode atau teknik pengumpulan data dengan penyebaran angket (kuesioner). Dari hasil survei yang diperoleh mahasiswa yang memakai produk yang di boikot sebanyak 77,3% dan yang tidak memakai produk yang di boikot sebesar 22,7%. Sebagian mahasiswa memilih untuk tetap menggunakan produk yang diboikot dengan alasan sudah cocok dengan produk tersebut jumlah informan yang tetap menggunakan sebesar 95% dari 30 informan sedangkan 9% berhenti menggunakan produk yang di boikot.

ABSTRACT

The Israel-Hamas war became a public concern because of acts of violence and genocide in Palestine, public criticism paid special attention to share prices and people's interest in buying products supporting Israel. The research here aims to find out consumer attitudes towards the pro-Israel product boycott phenomenon that occurred in Indonesia. The targets in this survey are determined through population and sample, this is because the survey was carried out using a quantitative approach. In this survey, the population was students from Sarjanawiyata Tamansiswa University, Faculty of Psychology, class of 2022. The author took a sample of 30 students in this survey. The data collection method used in this survey is probability sampling with simple random sampling using data collection methods or techniques by distributing questionnaires. From the survey results obtained, 77.3% of students used the boycotted products and 22.7% did not use the boycotted products. Some students chose to continue using the boycotted product on the grounds that it was suitable for the product. The number of informants who continued to use it was 95% out of 30 informants, while 9% stopped using the boycotted product.

Pendahuluan

Benjamin Netanyahu, perdana menteri Israel, mengabaikan Resolusi Majelis Umum PBB dan menyatakan bahwa Israel tidak akan menarik pasukan dan akan terus menyerang Palestina(CNBC Indonesia, 2023). Konflik antara Hamas dan Israel memicu gelombang solidaritas di seluruh dunia, termasuk di Indonesia dengan aksi di Monas dan Kedubes Amerika Serikat. Di London, Inggris, dilakukan aksi sholat dan doa berjamaah, sementara di negara-negara lain seperti Korea Selatan, Brasil, dan Malaysia juga terjadi demonstrasi. Partisipan aksi tersebut mencapai ratusan ribu warga sipil yang mengecam kebrutalan perang antara Israel dan Hamas.

Pada puncak konflik antara Palestina dan Israel, masyarakat Indonesia memberikan respon yang sangat berarti melalui media sosial, menjadi bagian integral dari gelombang dukungan global yang berkembang. Munculnya gerakan boikot terhadap produk-produk terkait Israel mencerminkan ekspresi solidaritas yang bukan hanya bersifat individual, melainkan telah berkembang menjadi fenomena sosial yang merata di berbagai platform media sosial seperti  TikTok, Instagram, dan Twitter. Peran krusial media sosial dalam menggalang opini publik dan menyebarkan informasi menjadi terlihat nyata dalam kesuksesan gerakan boikot ini. Media sosial menjadi panggung utama untuk menyuarakan seruan boikot, menyebarkan informasi terkait konflik Israel-Palestina, dan mengumpulkan dukungan massal untuk gerakan ini.

Sebagai suatu fenomena yang terus berkembang, gerakan boikot produk Israel di Indonesia tidak hanya menarik perhatian, tetapi juga memerlukan pendekatan analisis yang holistik dan terperinci. Dalam mengkaji implikasinya, aspek-aspek ekonomi, politik, dan sosial perlu diintegrasikan untuk memberikan pemahaman yang komprehensif tentang dampak gerakan boikot ini terhadap Indonesia sebagai suatu kesatuan nasional..Hasil riset menyoroti dampak yang signifikan pada harga saham 30 perusahaan sampel yang berasal dari negara Pro Israel. Riset ini menggambarkan bahwa kekhawatiran investor terhadap ancaman boikot global terhadap negara tersebut menjadi salah satu faktor penentu yang mempengaruhi stabilitas pendapatan perusahaan. Hal ini terkait erat dengan kondisi konflik perang yang terjadi, yang menciptakan kecaman publik atas tindakan brutal genosida yang dilakukan oleh Israel terhadap Palestina.

Pasar internasional menyebabkan produk dari negara lain masuk ke dalam negeri dengan mudah. Oleh karena itu, sikap etnosentrisme konsumen dan permusuhan konsumen perlu dipahami karena bisa menjadi penghambat dalam pasar internasional. Sikap-sikap tersebut dapat mempengaruhi konsumen dalam bertindak apakah akan menghasilkan penerimaan atau bahkan penolakan terhadap produk atau jasa dari negara lain. Sama halnya dengan fenomena yang terjadi di Indonesia sekarang banyak produk produk yang pro Israel mengalami boikot di Indonesia, salah satunya brand ternama dibawah naungan Unilever dan masih banyak lagi brand brand terkenal lainnya. Namun selain itu brand yang di boikot pasti akan merugikan masyarakat, banyak yang membutuhkan produk tersebut atau banyak konsumen yang sudah cocok dengan harga dan produk tersebut tapi harus di ganti dengan yang lain. Hal ini membuat konsumen lebih menyikapi ketika membeli suatu produk harus melakukan penyeleksian, pencarian, pemilihan, pembelian, penggunaan serta evaluasi terhadap suatu produk yang dibeli.

Banyak supermarket telah memboikot sebagian produk  pro Israel, selain itu terjadi demonstrasi masyarakat menolak tegas produk pro Israel di Indonesia, hal ini menjadi perbincangan dikalangan masyarakat, apalagi ini bersangkutan dengan produk produk yang sering digunakan di kalangan mahasiswa, salah satunya produk yang sering dipakai di kalangan mahasiswa adalah Scarlet Whitening yang juga mengeluarkan  statement tentang Israel dan Palestina, Brand ternama Zara juga mengeluarkan iklan yang membuat produknya diboikot  di Indonesia. Produk produk yang diboikot sangat terkenal dari  makanan hingga skincare. Banyak mahasiswa yang juga ikut tidak menggunakan produk pro Israel namun ada juga yang masih memakainya. Tidak diragukan lagi konsumen tergolong aset paling berharga bagi semua bisnis, tanpa dukungan  konsumen suatu bisnis tidak bisa eksis lagi.    Hal ini membuat peneliti ingin mengetahui sikap konsumen terhadap fenomena  produk yang diboikot di kalangan mahasiswa.

Metode

Sasaran dalam survei ini dapat ditentukan melalui populasi dan sampel, hal tersebut dikarenakan survei dilakukan dengan pendekatan kauntitatif. Dalam survei ini populasinya mahasiswa Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa angakatan 2022. Penulis mengambil sampel dalam survei ini berjumlah 30 mahasiswa Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa, Fakultas Psikologi angkatan 2022 untuk mengetahui pendapat pandangan mereka mengenai isu pemboikotan produk pro Israel.

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam survei ini adalah Probability sampling dengan simple random sampling dengan menggunakan metode atau teknik pengumpulan data dengan penyebaran angket (kuesioner). Dalam survei ini, peneliti menggunakan skala likert yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial yang telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti yang disebut dengan variabel survei. Pernyataan ini akan disebarkan kepada responden, yakni seluruh mahasiswa Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa angkatan 2022.

Hasil & Pembahasan

Dalam hasil survei ini, maka tim survei menyebarkan angket untuk memperoleh informasi dari 30 mahasiswa. Dari hasil survei mahasiswa yang memakai produk yang di boikot sebanyak 77,3% dan yang tidak memakai produk yang di boikot sebesar 22,7%. Sebagian mahasiswa memilih untuk tetap menggunakan produk yang diboikot dengan alasan sudah cocok dengan produk tersebut jumlah informan yang tetap menggunakan sebesar 95% dari 30 informan sedangkan 9% berhenti menggunakan produk yang di boikot.

Gambar 2. Keputusan Mahasiswa dalam penggunaan produk/dokpri
Gambar 2. Keputusan Mahasiswa dalam penggunaan produk/dokpri

Dari hasil survei di atas maka diperoleh bahwa setiap mahasiswa memilikimpandangan yang berbeda-beda mengenai isu boikot produk pro Israel di Indonesia. Banyak generasi muda yang tetap menggunakan produk yang di boikot karena merasa masih cocok dengan produk tersebut.


Simpulan

Berdasarkan hasil survey dan data yang telah diperoleh bahwa banyak mahasiswa yang masih menggunakan produk produk pro israel, hal ini dapat dilihat dari diagram yang tertera diatas. Banyak alasan yang menyebabkan produk produk pro israel masih digunakan, salah satunya adalah karena kecocokan dan kualitas produk yang dinilai konsumen baik. Hal ini membuat peneliti menyimpulkan  bahwa pemboikotan yang terjadi di Indonesia memiliki pandangan yang positif dan negatif. Menurut salah satu mahasiswa membenarkan  pemboikotan yang terjadi dengan alasan kemanusiaan, namun beberapa mahasiswa lain menyatakan bahwa pemboikotan produk hanya menghalangi perekonomian yang terjadi di Indonesia. Dari hasil yang diperoleh dalam data survey ini yang tetap menggunakan sebesar 95% dari 30 orang dan 5% lainnya sudah berhenti menggunakan produk pro israel.

Saran

Diharapkan agar konsumen lebih memperhatikan perilaku konsumen dalam membeli suatu produk selain itu dapat menyikapi ketika membeli suatu produk harus melakukan penyeleksian, pencarian, pemilihan, pembelian, penggunaan serta evaluasi terhadap suatu produk yang dibeli.

Daftar Pustaka

Septiazi, M. R. F., & Yuliana, N. (2023). ANALISIS PENGARUH MEDIA SOSIAL TERHADAP GERAKAN BOIKOT PRODUK ISRAEL DI INDONESIA. Triwikrama: Jurnal Ilmu Sosial, 2(4), 134-144.

Dewi, W. W. A., Febriani, N., Destrity, N. A., Tamitiadini, D., Illahi, A. K., Syauki, W. R., ... & Prasetyo, B. D. (2022). Teori Perilaku Konsumen. Universitas Brawijaya Press.

Vristiyana, V. M. (2019). Pengaruh Religiusitas Dan Pengetahuan Produk Halal Terhadap Penilaian Produk Halal Dan Minat Pembelian Produk Halal (Studi Kasus Pada Industri Makanan. Jurnal Ekonomi Dan Bisnis, 20(1), 85-100.

Yolanda, L., Helmi, R. A., Komaladewi, R., & Saputra, F. E. (2023). Etnosentrisme Konsumen, Kerentanan Pengaruh Normatif, Permusuhan Konsumen terhadap Kesediaan untuk Membeli. Journal of Management and Bussines (JOMB), 5(1), 424-438.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun