19 tahun adalah angka terakhirmu berkepala satu. Saat kau menempati urutan ini adalah sebuah apresiasi terhadap dirimu sendiri. Banyak rekam jejak yang telah kau sisipkan dalam saku baju yang tertata di dadamu.Â
Sudahkah sadar waktu itu kau melampiaskan apa saja yang tak kau suka? Selamat!, kamu sudah dewasa. Kesadaranmu menjadi modal untuk kau meraki perjalanan selanjutnya.Â
Banyak rambu-rambu yang membuat bingung nanti. Pegang pendirianmu di atas terjalnya jalan. Tulang dan dagingmu akan dimasak sampai matang, sampai kau benar-benar utuh menjadi manusia bijak.Â
Aku pikir 'bijak' berdampingan dengan usia, ternyata keliru. Pasalnya, ia berdampingan dengan masalah hidup, sama halnya seperti kedewasaan. Mereka turut menemani di setiap ekosistem kehidupan, asalkan kau menganggapnya.
Bijak dan dewasa, tak mudah dapatkan itu. Kau harus lewati masa panjang agar mendapat sikap yang mulia. Sejatinya, kita sedang berproses menata ruang dan waktu dengan sebaik mungkin.Â
Warnai hidupmu dengan pelangi indah di setiap jurunya. Buat peradaban terpukau dengan tetap mempertahankan akhlak dan etika. Manfaatkan waktumu untuk melukis gambar indah bersama temanmu disana. Hilangkan malas dan keinginan yang mubah.Â
Saat kau tanggap menghadapi hal itu maka tubuhmu akan ikut menunjukkan kekuatan tersembunyinya, yaitu kekuatan untuk menghadapi hidup rasa baru. Selamat! Kau telah berada di awal pola ini, yaitu kehidupan nyata di usia 19 tahun.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H