Sedari kemarin saat ia dinyatakan reaktif Irma memang sempat sedih dan down. Sedangkan sekarang ia harus isolasi dan tidak boleh dijenguk, bisa dibayangkan betapa itu akan membuatnya sangat sedih. Aku berusaha menguatkannya sebisaku, meski aku juga tidak tau harus berkata apa. Aku dan Arum membawanya ke RSUD Lawang berharap agar ia segera mendapat perawatan.
Sesampainya disana kami menjelaskan kondisi Irma dan ia diberi perawatan. Irma di rapid ulang dan hasilnya masih sama yaitu reaktif . Dan dokter menyarankan agar ia dirawat inap tentu saja dengan isolasi protokol covid. Aku dan Arum meminta waktu untuk berdiskusi lagi dengan pengurus. Â
Setelah berdiskusi lama akhirnya diputuskan bahwa Irma akan rawat inap dan di isolasi. Ada beberapa berkas yang harus dilengkapi. Administrasi dan form pernyataan kesiapan isolasi. Kami pikir ini akan mudah dan cepat.
Nyatanya tidak, masalahnya form pernyataan itu harus di tanda tangani oleh orang tua. Dan orang tua Irma berada di Gondanglegi, butuh sekitar 2 jam an untuk sampai kesini. Kami meminta orang tua Irma membuat surat pernyataan dan di dikirim lewat whatsapp saja sebagai bukti persetujuan. Sehingga aku dan Arum dapat menandatangani berkas itu sebagai wali.
Meskipun dokter, pengurus, orang tua, aku dan Arum menginginkan Irma untuk isolasi. Kami tidak bisa langsung memutuskan. Kami bertanya kepada Irma tentang apakah ia mau atau tidak di isolasi. Dan lagi-lagi tugasku untuk menyampaikan, aku perlahan menjelaskan.
"Dek, tadi Mbak Citra sempet bilang ke kamu kan terkait kemungkinan kalau hasil rapid tidak berubah. Kamu akan di isolasi, di asrama atau di rumah sakit sama saja dek, kamu akan tetap di isolasi, tetapi jika di rumah sakit kamu bisa dapat perawatan yang lebih dan pasti. Tadi mbak citra sudah hubungi orang tua Irma, mereka ikut keputusan Irma. Dan pengurus pun mengikuti keputusan dari orang tua Irma."
Gadis itu terdiam lama
"Gimana dek Ir ?"
"Iya mbak" jawabnya lemah karena siap tidak siap, isolasi adalah pilihan yang baik dengan dukungan yang lengkap.
"Tidak apa dek, tidak perlu takut. Ini demi kebaikan Irma juga, biar kamu segera sehat yaa"
Ia mengangguk.
bersambung....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H