"mau buat apa mbak hari ini" tanyanya.
"Roti coklat dek" jawabku
"Bentar mbak aku belum mandi lhooo, masih antri" Rafa menyahut tak mau ketinggalan.
"Tunggu bentar ya winda, mbak-mbak masih mandi" jawabku.Â
Aku tidak pandai buat kue, bahkan gak bisa dan gak pernah nyoba. Ini berawal ketika Bu Enny memintaku belajar membuat roti. Sudah paham bahwa diri ini tak pandai tapi malah mengiyakan. Ya, selalu merasa tertantang mencoba hal-hal yang baru. Meski tau rasanya sulit tapi ya namanya proses. "Pokok Yakin".Â
"Nah kita mulai dari menakar bahan ya, terigu, bubuk coklat, ragi instan ..." kami mulai membuat roti.Â
"Segini ya mbak" Risa dengan sigap menakarÂ
"Gula dan garam berapa dek ?"Â
"1 1/2 sdm, ini mbak "Â
Proses membuat roti ini menurutku cukup lama, karena harus didiamkan satu jam, diuleni, didiamkan 20 menit, diueleni, didiamakan lagi begitu hingga ketiga kalinya. Terakhir didiamkan hingga satu jam. Semua berjalan lancar. Roti sudah mirip dengan panduan di youtube. Heuh akhirnya berhasil juga. Pasalnya setiap membuat kue atau roti selalu ada saja yang minus. Bantet lah, gosong lah, rasanya ga jelas lah dan masih banyak lagi hasil eksperimen kami bersama. Meskipun gagal toh dimakan sendiri hahahahhaa. Â Balik lagi ke roti pastry.
" Setelah dibentuk didiamkan dulu, terus baru di oven ya dek" pesanku pada Risa. Karena aku harus pergi ke kampus. Ada urusan.