Mohon tunggu...
Citra Amelia Putri
Citra Amelia Putri Mohon Tunggu... Penulis - Bekerja untuk Bermanfaat - Bukan Penulis Ulung!

"Jika Yakin Lakukan. Jika Ragu Tinggalkan. Diantaranya Pertimbangkan!"

Selanjutnya

Tutup

Money

Dampak "Panic Buying" bagi Ekonomi, Bijaklah dalam Menghadapinya!

7 Juli 2021   11:47 Diperbarui: 7 Juli 2021   12:02 310
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: cnnindonesia.com

Hanya berselang beberapa waktu saja. Kenyataan tidak bisa dibohongi. Susu tersebut masuk kategori langka, benar-benar menjadi primadona (sulit untuk didapatkan).

Dan tidak akan lama lagi, jika panic buying terus terjadi, tidak bisa dipungkiri harga susu tersebut akan naik secara halus.

Sebagaimana yang tercantum dalam hukum permintaan dan penawaran dalam ekonomi, yang dapat disimpulkan:

Jika terjadi permintaan yang tinggi, tetapi jumlah barang sedikit, maka harga akan semakin mahal.

Kondisi itulah yang dimanfaatkan oleh para pencari keuntungan. Mereka meraup rupiah di tengah kondisi panic buying, karena mereka sadar masyarakat akan membeli dalam jumlah yang banyak.

Jika banyak orang yang melakukan hal tersebut, maka akan terjadi kelangkaan barang karena ketidakseimbangan antara demand dan supply.

Terpaut rantai yang tidak memungkinkan untuk terputus. Peristiwa kenaikan harga tersebut akan menjalar pada kondisi yang lebih mengkhawatirkan. Apa itu?

Penurunan daya beli masyarakat.

Kenapa demikian? 

Karena faktanya ketika masyarakat terus menimbun barang dengan membelinya karena panik, takut tidak kebagian dan lain-lain. Justru hal tersebut memicu terjadinya peningkatan harga.

Dan ketika harga sudah meningkat, daya beli masyarakat akan menurun.

Betul bukan? Mayoritas masyarakat Indonesia sukar untuk membeli barang yang mahal. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun