Halo, Readers!
Alhamdulillah, akhirnya kita bisa berjumpa lagi. Setidaknya saya menitipkan mata dalam tulisan ini, dan kamu pun membaca dengan menatap tulisan ini. Meskipun waktu menjadi pembeda.
(Definisi tatapan era new normal)
Kali ini saya akan berbagi tips dan pengalaman tentang, bagaimana cara mengatasi materi yang sulit dipahami?
Apakah akar masalahnya? Yuk kenali dan mulai praktikan dalam proses belajarmu!
Ketika seorang siswa atau pun yang bertengger 'maha' dituntut untuk memahami sebuah materi. Tidak bisa dipungkiri, pasti ada saja satu-dua pelajaran yang sulit diterima oleh otak.
Tidak banyak dari mereka justru berasumsi demikian:
- Kalau guru mah enak ngajar satu atau dua pelajaran di berbagai kelas.
- Lah, kenapa kami siswa, perorangnya harus memahami berbagai macam pelajaran dalam satu otak?.
DET DOT!!!
Asumsimu terlalu hiperbola, kawan!
Bukankah sebelum jadi guru, mereka juga harus berkutat dalam ribuan materi?
Bukankah sebelum mengajar, mereka juga harus menguasai materi dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi?
Lalu, Apakah kamu tahu? Apa yang menyebabkan otakmu sulit menerima materi?
Jawabannya adalah, 'Kamu kurang mencintai gurumu'.
Percaya atau tidak, kunci memahami adalah cintai lebih dulu.Â
Kamu akan menerima bingkisan cokelat dengan penuh semangat, karena kamu menyukai cokelat.
Bukankah begitu?
Pun dengan materi. Kamu akan sangat bersemangat mengikuti pembelajaran jika kamu memahami pelajaran tersebut. Dan kamu tidak akan bisa menyukai suatu pelajaran, jika kamu belum 'mencintai' guru pengampunya.
Sesuka apa pun kamu terhadap suatu pelajaran. Jika rasa cintamu terhadap gurumu luntur, maka luntur pula lah rasa suka terhadap pelajarannya.
Namun, se-melelahkan apa pun suatu pelajaran. Jika kamu 'mencintai' gurumu, kamu akan tetap enjoy menikmati pembelajaran.
Siswa atau pun 'maha' memang tidak bisa sempurna memahami pelajaran. Bagaimana pun kita makhluk biasa, serta seluruh ilmu dan pemahaman sejatinya hanya milik Allah SWT.
Teknik tersebut sudah saya pakai sejak duduk di bangku Madrasah Tsanawiyah. Saya berusaha memahami pelajaran yang tidak saya sukai. Dibaca, dihafal, berulangkali sampai berbusa pun saya tidak bisa menangkap inti dari materi tersebut.
Namun, kemudian saya berpikir kembali. Akhirnya saya menemukan jawabannya. Bahwa saya kurang 'mencintai' guru pengampunya.
Stop berpikir bahwa kamu tidak bisa memahami materi.
Stop berpikir bahwa kamu membenci guru pengampunya, sebab satu dan lain hal.
Dan yang paling penting, STOP MENGGUNJING GURUMU! (Self Reminder )
Bagaimana? Kamu menemukan jawabannya? Jika iya, segeralah benahi. Jika tidak, mungkin ada yang salah dalam hatimu.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H