"Baca Al-Qur'an kok cuma sisa waktu saja. Ya, nanti hasilnya pun sisaan juga." Begitulah kata seorang Ustadzah.
Aturlah waktu untuk membacanya, jangan pakai waktu sisaan. Sedikit berbagi kisah tentang membaca Al-Qur'an. Berikut kisah Nyata, tetapi nama dan tempat disamarkan.
Suatu hari, seorang pelajar putri diajak oleh temannya untuk mengikuti salah satu komunitas mengaji. Sistemnya ada banyak sekali. Ada program satu hari satu juz, satu hari setengah juz, satu hari satu lembar, dan lain-lain.
Pelajar putri tersebut menolak dengan melontarkan alasan, "Saya belum siap. Saya takut tidak bisa membagi waktu untuk mengaji, apalagi satu juz sehari. Berat sekali."
Tanpa banyak perdebatan, sang pengajak pun memilih diam dan hanya memberikan solusi,"Jika nanti kamu ingin gabung, hubungi saya, ya?"
Percakapan terhenti. Beberapa hari setelah menolak ajakan tersebut. Seorang pelajar putri itu merasa sempit dalam hidupnya. Hati tidak tenang, pikiran kacau karena terus memikirka urusan dunianya. Pokoknya segala kerisauan dan kesibukan yang tidak berujung terus menggandrunginya.
Tiba di suatu hari, pelajar putri itu teringat sesuatu. Batinnya berucap, "Apa ini karena saya menolak kebaikan, ya? Hidup terasa sangat sempit dan sibuk dalam urusan dunia. Seakan-akan semuanya sulit diselesaikan."
Tibalah hari di mana pelajar putri itu meminta untuk diizinkan bergabung dalam komunitas tersebut. Sang pengajak pun menerimanya.
Setelah satu bulan bergabung. Ketenangan demi ketenangan hidupnya sangat terasa. Meski padat oleh urusan dunia, tetapi dia lebih tenang menyikapinya. Masalah mulai terselesaikan karena rajin beribadah dan membaca Al-Qur'an.
Itulah kenikmatan yang Allah janjikan. Spesialkan waktu untuk bercengkrama dengan-NYA. Maka, akan kau dapat solusi dan ketenangan.
"Dulu saya pikir dengan mengikuti komunitas mengaji. Waktu saya akan terbagi lebih banyak lagi. Pekerjaan saya akan tercecer. Saya tidak sempat mengaji dan lain-lain.