Setiap manusia diciptakan unik dan khusus, tidak ada satu orang pun yang sama walaupun mereka kembar. Demikian juga halnya dengan peserta didik di kelas. Di dalam diri setiap anak terdapat karakteristik dan potensi yang berbeda satu sama lain. Perbedaan tersebut berdasarkan faktor-faktor seperti lingkungan, suku, budaya, gender, dan agama. Faktor-faktor tersebut memberikan tantangan tersendiri terlebih bagaimana proses pembelajaran dapat berjalan. Pendidikan yang bermutu adalah pendidikan yang bisa memberikan dan memfasilitasi kebutuhan setiap peserta didiknya (Arumsari, 2023).
Dunia pendidikan saat ini dihadapkan pada tantangan kompleks yang semakin diperumit oleh adanya keragaman siswa yang semakin nyata. Salah satunya sekolah dengan program inklusi yang mana terdapat peserta didik disabilitas diantara peserta didik reguler. Perbedaan latar belakang, gaya belajar, dan kemampuan siswa menuntut para pendidik untuk lebih adaptif dalam merancang pembelajaran (Wahyudi, 2024). Di satu sisi, keragaman ini memperkaya proses belajar-mengajar, namun di sisi lain juga menjadi tantangan dalam mencapai target kurikulum yang telah ditetapkan. Untuk mengatasi hal ini, pendekatan pembelajaran yang berdiferensiasi dan personalisasi semakin relevan. Pembelajaran berdiferensiasi bukanlah hal baru dalam dunia pendidikan. Sejalan dengan pendapat (Dina, 2023) Pembelajaran berdiferensiasi merupakan strategi guru dalam mengupayakan pemenuhan kebutuhan belajar setiap peserta didik. Dengan demikian, setiap siswa dapat belajar sesuai dengan potensi dan kebutuhannya, sehingga target kurikulum dapat tercapai tanpa mengesampingkan hak setiap siswa untuk berkembang.
Dalam pembelajaran berdiferensiasi ini selain membantu peserta didik untuk dapat mengembangkan minatnya, juga dapat membantu dalam profil pelajar Pancasila yang menjadi sebuah hasil dari proses pendidikan di era kurikulum merdeka ini yang meliputi keimanan, kemandirian, gotong royong, keragaman global, bernalar kritis serta kreatif. Maka dengan adanya pembelajaran berdiferensiasi diharapkan dapat mencapai target kurikulum merdeka yang telah dicanangkan oleh pemerintah. Berikut penjelasannya.
                                          Â
Pembelajaran Berdiferensiasi
Dalam memenuhi tanggung jawab mereka sebagai pendidik, guru bertanggung jawab untuk memberikan pengajaran yang bermanfaat dalam memenuhi kebutuhan setiap siswa. Namun mengingat bahwa setiap siswa memiliki perbedaan dalam hal gaya belajar, tingkat pemahaman, dan minat, sehingga pendekatan berdiferensiasi sangat perlu digunakan di dalam pembelajaran. Terlebih jika sekolah terdapat program inklusi, karena kebutuhan siswa berkebutuhan khusus tidak bisa disamaan siswa reguler. Dengan itu, guru dapat mengubah pembelajaran dengan berbagai metode dan teknik pengajaran yang beragam, seperti penyediaan materi tambahan, pembentukan kelompok belajar, pemanfaatan teknologi, pendekatan inklusif, atau pendekatan berbasis proyek. Hal ini memungkinkan siswa untuk belajar dengan cara yang paling efektif bagi mereka, sehingga dapat meningkatkan keterlibatan dan pemahaman mereka terhadap materi.
Inklusi dalam pendidikan
Inklusi adalah pendekatan yang mempertimbangkan keberagaman siswa, termasuk siswa berkebutuhan khusus, dalam lingkungan pendidikan reguler. Tujuan inklusi yaitu untuk menciptakan lingkungan belajar yang setara, adil, dan bermakna bagi semua siswa.
Dalam konteks keberagaman siswa, inklusi semakin penting. Guru harus memastikan bahwa semua siswa merasa dilibatkan, dihargai, dan didukung dalam lingkungan belajar. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan strategi seperti menggunakan alat bantu, mengubah kegiatan, membentuk kelompok, dan memberikan pengajaran yang responsif terhadap kebutuhan individu siswa. Melalui pendekatan inklusi, guru dapat menciptakan lingkungan yang menghargai perbedaan dan mendorong saling pengertian di antara siswa. Selain itu, dengan dilibatkan memungkinkan siswa menemukan kesempatan untuk mempelajari hal-hal baru.
Pemenuhan Target Kurikulum
Salah satu tujuan utama dari proses pembelajaran adalah memenuhi target kurikulum. Kurikulum yang baik adalah kurikulum yang relevan, adaptif, dan selaras dengan kebutuhan dan potensi siswa. Kurikulum Indonesia telah berubah beberapa kali untuk memenuhi tuntutan masyarakat dan perluasan standar sekolah. Perubahan kurikulum dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan menciptakan siswa yang inovatif, inovatif, kritis, dan tanggung jawab (Masykur, 2019).