Desa Jatilaba yang tanahnya banyak ditanami perkebunan jagung, sekelompok mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Reguler Angkatan 53 UIN SAIZU Purwokerto membuat sebuah inovasi untuk memanfaatkan limbah bonggol jagung yang terbuang sia – sia dan kebanyakan warga desa hanya bisa memanfaatkannya untuk penggunaan bahan bakar sendiri.
Melihat potensiSejatinya, jika bonggol jagung dapat diolah dengan baik akan memberikan nilai tambah tersendiri bagi masyarakat sekitar seperti penambahan nilai ekonomis jika disulap menjadi briket arang. Bonggol jagung yang sebelumnya tidak dapat dijual atau dapat dijual tetapi dengan harga rendah di pasaran dapat dijual di pasaran dengan harga yang lebih tinggi.
Proses pembuatan bahan bakar ini terbilang cukup mudah dan sederhana. Pertama, bonggol jagung dikeringkan terlebih dahulu dalam rentang waktu tertentu. Kemudian, bonggol jagung dipanaskan atau dibakar dalam drum. Setelah menghitam, tumbuk bonggol jagung dan diayak agar lebih halus. Selanjutnya, serbuk bonggol jagung dicampur dengan cairan tepung kanji yang telah dipanaskan lalu uleni hingga menjadi adonan. Langkah terakhir cetak adonan kedalam berbagai bentuk atau bisa menggunakan pipa lalu dijemur kurang lebih satu sampai dua hari.
Bahan baku dalam pembuatan briket arang mudah ditemui dalam kehidupan sehari – hari seperti batok kelapa, sekam padi, arang sekam, serbuk kayu (serbuk gergaji), daun, bonggol jagung, dll. Namun, jika melihat potensi yang ada maka mahasiswa KKN menggunakan bonggol jagung sebagai bahan baku utama.
Briket arang dari bonggol jagung ini memiliki beberapa keunggulan jika dibandingkan dengan bahan bakar lainnya yakni memiliki ketahanan panas yang cukup lama dan suhu yang lebih tinggi, ramah lingkungan (asap yang dihasilkan sedikit), tidak berbau, serta mudah disimpan dan diangkut.
Inovasi ini mendapatkan respon positif dari kepala desa dan warga desa Jatilaba. Selain melakukan praktek dalam pembuatannya para mahasiswa KKN juga melakukan beberapa langkah – langkah pengembangan seperti meningkatkan skala produksi briket arang, mendemonstrasikan produk yang mereka buat kepada warga desa Jatilaba melalui program “Sosialisasi Pemanfaatan Bonggol Jagung Menjadi Briket Arang” yang dilaksanakan pada hari Jumat, 26 Januari 2024, serta bekerja sama dengan pemerintah dan pihak terkait untuk memasarkan briket arang secara luas.
Program sosialisasi yang dilaksanakan berjalan dengan lancar dan mendapatkan respon yang baik khususnya oleh para ibu – ibu warga desa Jatilaba. Ibu Sri selaku ketua fatayat ranting desa Jatilaba mengatakan “ini inovasi yang bagus, kita perlu mendukung dengan membuat kelompok usaha agar nantinya memiliki berkelanjutan dan dapat dijual di pasaran sehingga mempu meningkatkan perekonomian warga desa khususnya pada warga yang masih menjadi pengangguran”. Mendengar hal tersebut kami para mahasiswa KKN mengaku senang dan harapan kami kedepannya inovasi ini akan terus berlanjut bahkan bisa terus menjadi solusi alternatif energi ramah lingkungan yang mampu meningkatkan ekonomi masyarakat pedesaan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H