Mohon tunggu...
Citraa Maulidaa
Citraa Maulidaa Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis

Setiap orang memiliki proses yang berbeda

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Selalu Ada Inovasi Terbaru di Pulau 3T yang Ada di NTB

19 Juli 2022   12:38 Diperbarui: 20 Juli 2022   09:40 285
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Saluran Tiank listrik  untuk pulau Maringkik, foto:Dokpri

Pulau(Gili) Maringkik salah satu dari 254 desa dan kelurahan yang ada diwilayah administratif Kabupaten Lombok Timur, Nus a Tenggara Barat(NTB) disebut desa karna Maringkik ini adalah sebuah Gili atau pulau kecil. Berada terpisah dari daratan pulau Lombok, jaraknya sekitar 10 kilometer menuju daratan pulau Lombok dengan luas pulau Maringkik seluas 11 hektare dan satu-satunya pulau berpenghuni terpadat dan terpencil di NTB dengan jumlah penduduk pada tahun 2022 yakni sekitar 2.105 jiwa. Data tersebut saya dapatkan di Badan Pusat Statistik(BPS) Lombok Timur.

Mengulas kondisi yang ada di Pulau mungil tersebut, pada tahun 2005 listrik di pulau tersebut belum tersalurkan, jauh dari infrastruktur apalagi handphone dan kendaraan serta ritel modern. Kita bisa membayangkan bagaimana nasib dan kondisi sebuah pulau apabila hanya ditemani lilin tanpa ditemani alat pendukung. Cerita itu diungkapkan oleh Daeng Sattar(67 tahun) masyarakat asli yang telah mendiami pulau tersebut.

 Masyarakat di pulau tersebut hidup dan memanfaatkan kekayaan alam yang ada, memasak dengan cara tradisional dengan bantuan bara api dan makan dari hasil laut seperti ikan dan sejenisnya. Jikapun ada diantara mereka yang sakit mereka menggunakan jasa dukun pintar dan diberikan air seruan untuk diminum sebagai penangkal penyakit yang ada di dalam tubuh. Kepercayaan akan hal tersebut dari masyarakat berlangsung lama mengingat kepercayaan dari nenek moyang mereka begitu kental.

Mata pencaharian masyarakat di sana ialah sebagai nelayan, dulu mereka menjalankan perahu kecilnya menggunakan dayung lalu dari segi pendidikan anak-anak disana masih menggunakan tempat seadanya untuk belajar. Seiring perkembangan zaman pada tahun 2014 pemerintah kabupaten Lombok timur mulai menyalurkan listrik di pulau tersebut, sinyal alat elektronik dan handphone mulai terlihat dan jembatan mulai dibangun pada tahun itu, seiring perubahan tahun para nelayan mulai menggunakan mesin untuk mencari ikan, seperti mesin tempel, mesin diesel dll.

 Pulau yang dijuluki Terpencil Terpadat Terluar(3T) dengan lahan yang tidak begitu luas dan beserta pelajar yang kurang, dari hal tersebut sekolah yang ada disana hanya SD dan SMP. Pada tahun 2017 bangunan sekolahnya mulai dibangun, gerbang dan lahannya mulai di tata hingga bisa digunakan sampai saat ini.

Wajah depan Pulau Maringkik, Foto:Dokpri
Wajah depan Pulau Maringkik, Foto:Dokpri

Pulau yang mungil namun menyimpan banyak keindahan, seperti pasir putih yang memanjang, pantai yang bersih. Sehingga tidak heran pemerintah setempat melalui Bupati Lombok Timur, Sukiman Azmy menjadikan Pulau Maringkik sebagai desa wisata yang masuk dalam Surat Keputusan(SK) Nomor 188/47/403/PAR/2021. Wisata mulai mengalami perkembangan di pulau tersebut, ketertinggalan mulai berkurang dan kebiasaan hidup tradisional mulai dihilangkan. Semua hampir masyarakat di pulau tersebut mulai menggunakan handphone dan mulai memperbanyak aktivitas pada dunia Maya seperti memesan baju via online dan banyak lainnya.

Sebelum menggunakan mesin mereka menggunakan dayung atau bambu untuk menggerakkan perahu. dokpri
Sebelum menggunakan mesin mereka menggunakan dayung atau bambu untuk menggerakkan perahu. dokpri

Untuk memudahkan dalam menggunakan online tentu didukung dengan sinyal untuk mengakses internet dengan jaringan baik Telkomsel, XL, Exis. Untuk memperlancar aktivitas tersebut, tiank listrik yang telah dibangun dilaut-laut penghubung antara pulau Lombok dan pulau Maringkik diperkuat agar tidak mudah roboh oleh gelombang air laut.

Ditempat terpisah ketika penulis mewawancarai Hairil Anwar selaku penanggung jawab Unit Pelayanan (UP) Pulau Maringkik mengatakan, untuk mengantisipasi agar kabel listrik saluran pulau maringkik yang ada di tengah laut  tidak mudah kendor pihak UP telah membuat pondasi penguat agar listrik dan sinyal tetap lancar.

Sedangkan Kepala Desa Pulau Maringkik, Nusapati menjelaskan, semenjak covid-19 melanda seluruh dunia termasuk di Indonesia. Anak-anak pelajar yang ada di pulau 3T tersebut aktif belajar menggunakan gadget mereka masing-masing dengan pantauan orang tua. Hingga pada tahun 2022 sistem belajar Dalam Jaringan(Daring) atau online masih digunakan meski tidak begitu seketat tahun-tahun sebelumnya.

"Tahun 2019 mulai berlaku sistem belajar online di pulau ini, anak-anak mulai mengenal teknologi, berinovasi dan belajar serta mencari materi pelajarannya di Mbah Google yang semulanya mereka tidak paham, perkembangan dan kemajuan di pulau ini saya rasakan sendiri sangat cepat dari listrik ada, sinyal internet, kehidupan dll mulai ada perubahan "ujarnya ketika ditemui di pulau tersebut pada Selasa (19/7/22).

Harapannya, di pulau tersebut tetap adanya terobosan baru yang ada baik bantuan dari pemerintah setempat atau kreativitas yang dimiliki oleh anak-anak atau pemuda yang ada di pulau 3T tersebut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun