KELAS 40 13456789
BIMTEK FASILITATOR SEKOLAH PENGGERAK ANGKATAN 2 (Episode-1)
Program Sekolah Penggerak (PSP) adalah upaya mewujudkan visi Pendidikan, Indonesia maju yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian melalui terciptanya profil Pelajar Pancasila. Terdapat lima intervensi yang dilakukan oleh pemerintah yaitu Pendampingan konsultatif& asimetris, Penguatan SDM sekolah, Pembelajaran dengan paradigma baru melalui prinsip pembelajaran yang terdiferensiasi, Perencanaan berbasis data dan Digitalisasi sekolah.
Kelas 40 tiada duanya (pak Rejo, 2022) ini dikoordinir oleh mbak Kyky yang berisi saya, bu Ruci yang sefrekuensi, pak Munarso sang ketua kelas Legendaris (tidak suka dibilang senior namun sungkan untuk dikategorikan tua), bu Yunin yang cetar dengan kata-kata puitisnya, Pak Ahsan (terima kasih untuk SSnya... teruskan hobimu ngePIN), bu Nurul, bu Mar, pak Edi, Â bu Hairiyah, bu Kusnawati, pak Yudi, bu Mudiasih, bu Sri Hastuti, pak Jazuli, Cak Kim, bu Nikmat, pak Nasri, & pak Syamsuri. Sebulan sudah kami belajar bersama, saling mengisi, berdiskusi dan kolaborasi (baik yang akademis maupun non-akademis wkwkwk). Seleksi ketat untuk mencapai tahap ini semakin menguatkan tekad kami untuk berperan dalam gerakan maju pendidikan Indonesia.Â
Komunitas praktisi adalah materi yang kami pelajari terkait dengan aktifitas berbagi praktik baik dalam mensolusikan permasalahan yang dihadapi selama proses pembelajaran yang diselenggarakan secara rutin. Ruang yang nyaman untuk saling bertukar pandangan atas sebuah masalah melalui beragam perspektif. Serta menjelma menjadi special world agar lebih kreatif dalam menghadapi ordinary world masing-masing. Banyak praktik baik dari teman-teman sekelas yang dapat saya adaptasi untuk mensolusikan permasalahan proses belajar mengajar di kampus ISI Surakarta.Â
Bimbingan Teknis (BimTek) diselenggarakan secara daring melalui Learning Management System (LMS) sebanyak 24 hari sinkron& asinkron selama 6 pekan. Kami dibimbing untuk mengenal potensi diri untuk menjadi pribadi yang percaya diri, menguasai materi& mampu mengantisipasi permasalahan di lapangan nanti. Kami memiliki beragam latar belakang profesi antara lain Guru& Dosen, Kepala Sekolah, Pengawas Sekolah serta Praktisi Pendidikan saling berkolaborasi dan menjalin relasi positip. Pembelajaran kami menggunakan alur MERRDEKA.
Salah satu pembelajaran bermakna bagi saya adalah bimbingan untuk memiliki paradigma berfikir coaching serta mensimulasikan prinsip-prinsipnya bersama coach idola Mharta Adji Wardana ( https://www.instagram.com/mharta_adji_wardana/?hl=en) yang suaranya menenangkan (meminjam istilah mbak Ruci https://www.instagram.com/anggung_ya_anggung/). Kami dibimbing dalam sebuah proses kreatif agar dapat mengantarkan diri dan orang lain bertumbuh& optimis untuk mengembangkan potensi ke tingkat yang lebih baik. Percakapan menggunakan alur TIRTA serta mendengarkan& bertanya dengan RASA.
Fasilitator Sekolah Penggerak (FSP) angkatan 2 yang pada awalnya disebut Pelatih Ahli (PA belakangan dinilai terlalu berat mengemban tanggung jawab karena dianggap ahli dalam menyelesaikan beragam masalah) akan bertugas mendampingi Komite Pembelajaran (KP beranggotakan Guru, Kepala Sekolah& Pengawas Sekolah) dalam mengimplementasikan Kurikulum Merdeka. Peran FSP terjabar dalam sepuluh butir kerja fasilitasi. Kemampuan berinteraksi, merancang proses, visualisasi& partisipasi adalah kompetensi-kompetensi yang harus dikuasai oleh seorang FSP. Perjalanan pendampingan tidak akan lepas dari proses refleksi melalui struktur percakapan 4P. Kenapa refleksi penting ? "Because we do not learn from experience... we learn from reflecting on experience" #John Dewey.
Kurikulum dapat dimaknai sebagai "JANTUNG PENDIDIKAN", berisi seperangkat rencana& pengaturan mengenai tujuan, konten, metode dan evaluasi. Bagi guru, kurikulum digunakan untuk memandu penyelenggaraan kegiatan pembelajaran. Rekonstruksi kurikulum adalah sebuah keniscayaan (kata penyusunan kembali ini saya pilih untuk menggantikan kata perubahan). Salah satu perannya untuk mewariskan nilai dan budaya masyarakat yang relevan dengan masa kini maka terdapat tuntutan agar dinamis sesuai dengan karakter dan kebutuhan murid di jamannya. Mengutip dari bapak Pendidikan Indonesia, Ki Hajar Dewantara berujar bahwa "maksud pendidikan adalah menentukan segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia, maupun anggota masyarakat.Â
Oleh sebab itulah, Kurikulum Merdeka dicetuskan dengan semangat menempatkan kebutuhan, pendapat, pengalaman, hasil belajar serta kepentingan murid sebagai rujukannya. Mari kita pelajari bersama melalui Keputusan Mendikbudristek Nomor 56/M/2022 Tentang Pedoman Penerapan Kurikulum dalam rangka Pemulihan Pembelajaran (https://lpmpkaltara.kemdikbud.go.id/2022/02/20/). Silakan menuliskan tanggapan untuk kita diskusi bersama... Materi tentang kurikulum belum seluruhnya kami terima, sehingga membutuhkan mitra untuk memberikan pencerahan bagi saya yang bukan berdisiplin ilmu pendidikan.
Meski BimTek belum selesai namun kami ingin mengucapkan terima kasih kepada para narasumber : mas Gama dari PusDaTin yang polos, pak Rejokirono yang selalu memotivasi dengan penuh kelembutan& kesabaran, pak Kadek yang mengenalkan pada beragam teknologi interaktif untuk pembelajaran daring, mas Mharta yang penuh cinta, pak Edy yang berikan elemen ketegangan pada drama perencanaan berbasis data (satu kali kami butuh terapi itu pak ), bu Nur Komariyah yang telah mengantarkan kami pada sebuah paradigma baru& berkenalan dengan ibu Itje Chodidjah (https://www.youtube.com/watch?v=sway0t1hOwo) serta narasumber lain di hari berikutnya... (semoga dapat memotivasi kami untuk terus belajar a.k.a ahli di bidangnya serta menyenangkan ).
Bersambung episode-2
