Tren mode pada industri fashion yang berkembang begitu cepat menuntut industri yang bergerak di bidang fashion untuk dapat memproduksi busana dalam jumlah yang banyak namun dengan waktu yang singkat. Hal ini memicu permasalahan lingkungan yang perlu diperhatikan yaitu adanya limbah yang dihasilkan industri fashion dari proses pembuatan serat kain, baik serat sintetis maupun serat alami. Kain yang berasal dari serat sintetis terbuat dari minyak bumi. Minyak bumi merupakan salah satu energi yang tidak dapat diperbarui atau membutuhkan waktu lama dalam pembuatannya.
Sedangkan kain yang berasal dari alam contohnya katun, dalam proses penanaman kapas yang merupakan bahan alami untuk serat katun membutuhkan pasokan air yang banyak dan pestisida yang mencemari lingkungan. Selain permasalahan dari proses pembuatan serat kain sintetis dan alami, adanya fast fashion juga berdampak pada masalah lingkungan seperti pencemaran air dan udara, lapisan ozon yang menipis, hilangnya spesies-spesies hewan dan erosi lahan pertanian.
Sebagai upaya menanggulangi permasalahan Fast Fashion muncullaah istilah sustainable fashion. Sustainable fashion atau fashion berkelanjutan adalah gerakan pemanfaatan limbah tekstil menjadi suatu produk yang memiliki nilai guna. Konsep sustainable fashion merupakan suatu bentuk kepedulian terhadap lingkungan dengan mengurangi limbah tekstil yang dihasilkan dari proses pembuatan suatu busana.
Konsep sustainable ini dapat diterapkan pada pembuatan koleksi busana. Seperti contohnya yang telah dipraktikkan pada pembuatan koleksi busana di SMK Negeri 7 Malang melalui pemanfaatan kain perca tenun dan lurik. Kain perca ini berasal dari sisa hasil produksi pada praktik pembuatan busana yang telah dilakukan oleh siswa jurusan tata busana di SMK Negeri 7 Malang. “ kenapa saya memilih kain perca yang pertama memanfaatkan sisa perca yang ada di smkn 7 malang karna pembuatan busana disini memanfaatkan sisa perca, kedua mengurangi limbah, ketiga meningkatkan kreativitas siswa.” 13 juni 2024 Kain perca yang sudah tidak terpakai ini dikumpulkan lalu kemudian diolah menjadi bahan pembuatan busana koleksi.
Busana koleksi ini dibuat oleh mahasiswa Universitas Negeri Malang yang sedang melaksanakan Asistensi Mengajar di SMK Negeri 7 Malang. Hal ini merupakan salah satu bentuk kolaborasi antara Universitas Negeri Malang dan SMK Negeri 7 Malang. “saya berfikir baik dari peminatan desain maupun teknologi menjahit memiliki kemampuan lebih diharapkan hasil yang ditampilkan bisa lebih bagus dan bisa dijadikan contoh atau rujukan pada siswa.” 16 juni 2024
Pembuatan busana koleksi ini mengacu pada tren forecasting 2024/2025 yaitu RESILIENT. Dari tren forecasting ini diambil dua tema besar yang dibuat oleh dua kelompok. Yaitu kelompok yang terbagi menjadi kelompok peminatan desain dan kelompok peminatan teknologi. Kelompok desain mengangkat tema EXOTIC CULTURE sedangkan kelompok teknologi mengangkat tema VOLECDIC. tema “Exotic Culture” terinspirasi bangunan kastil yang memiliki interior unik,arsitektur yang ikonik,berestetika,mewah, klasik serta berkarakter.
Sedangkan pada tema “Voledic” terinspirasi suatu kota di belanda yang bernama Volendam yang terletak di tepi laut utara belanda yang dimana nelayan setempat bergantung padanya untuk mencari nafkah.yang dimana warna laut disana bisa beragam, mulai dari biru sampai abu-abu yang menunjukan cuaca berubah-ubah.
Pada proses pembuatan busana koleksi bertema “exotic cultural” menggunakan kain tenun dan lurik yang dipadukan kain polos berwarna abu-abu dan hitam dengan siluet yang elegan yang menggabungkan elemen seperti layering dan terdapat creatif fabric berupa sasiko dan pleats, sedangkan busana koleksi bertema “volecdic” menggunakan kain lurik yang dipadukan dengan kain polos yang berwarna cerah seperti warna california coral, bondie blue, marina, medium salmon, coral rose dan radiant yellow serta terdapat sentuhan macrame sebagai creative fabric yang menggambarkan jaring-jaring ikan yang digunakan oleh nelayan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H