Mohon tunggu...
Citra I Pratiwi
Citra I Pratiwi Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa

Hobi: cek token listrik sebelum pergi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sejarah Marga Manurung

1 September 2023   07:43 Diperbarui: 1 September 2023   13:09 11878
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bermula dari Raja Batak memiliki keturunan yaitu Guru Tatea Bulan (Lontungon) dikenal juga sebagai Toga Datu, Raja Isumbaon dan Toga Laut. Secara umum masyarakat suku Batak mengetahui Raja Batak bermukim di kaki gunung Pusuk Buhit atau Kampung Sianjur Mula-Mula. Mayoritas pengunjung wisata yang ingin mempelajari sejarah dan budaya Batak memulai perjalanannya dari Parapat kemudian menyeberang ke Tomok menuju Pangururan. Jarak tempuh dari Pangururan melewati Tano Ponggol sampai ke Pusuk Buhit adalah sekitar 8 Kilometer. Alternatif perjalanan dapat dimulai dari Kota Medan menuju Sidikalang kemudian melewati lereng gunung  dan tiba di Desa Sianjur Mula-Mula.

Raja Isumbaon memiliki tiga orang keturunan yaitu Tuan Sorimangaraja, Raja Asi-Asi dan Sangkat Somalindang. Tuan Sorimangaraja tinggal menetap di Tanah Batak, sedangkan dua lainnya merantau ke daerah Dairi dan Tanah Karo. Leluhur atau nenek moyang suku Batak Karo diduga berasal dari dua anak Raja Isumbaon atau keturunannya. Tuan Sorimangaraja memiliki tiga istri dimana masing-masing melahirkan seorang anak. Istri pertama disebut Nai Ambaton merupakan istri dari Sorbadijulu. 

Istri kedua lebih dikenal dengan nama panggilan Na Rasaon dikarenakan keturunannya bernama Si Rasaon. Na Rasaon memilki nama gadis Siboru Biding Laut adalah adik dari Nai Ambaton. Sampai dengan saat ini tidak ditemukan tulisan yang menceritakan asal usul bahkan boru (sebutan marga untuk gadis Batak) dari istri-istri raja. Si Rasaon merupakan nama kecil dari Tuan Sorbadijae dikenal juga sebagai Datu Pejel atau Raja Mangarerak.

Raja Mangarerak mempunyai dua istri, istri pertama melahirkan dua anak kembar yaitu marga Manurung dan Sitorus. Kedua marga ini tidak jelas siapa yang menjadi anak pertama atau kedua dan keduanya selalu merasa menjadi anak pertama. Istri kedua dari Raja Mangarerak (Datu Pejel) melahirkan anak marga Purba dan Tanjung. Raja Mardopang anak dari Narasaon memiliki keturunan yaitu marga Sitorus, Sirait dan Butar-Butar. Berdasarkan sejarah di atas maka kumpulan marga Manurung, Sitorus, Sirait dan Butar-Butar dikenal dengan nama Narasaon.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun