Bulan Oktober, bulan yang berakhiran ber, yang menurut guru IPA sewaktu saya SMP dulu berarti bulan ‘sumber’. Sumber air maksudnya. Karena di bulan inilah saat dimana secara teoritis musim hujan dimulai. Meski cuaca saat ini tidak menentu akibat pemanasan global, namun di Serang beberapa malam terakhir hujan memang hampir selalu turun sekitar pukul 1 dini hari hingga menjelang waktu subuh. Kadang hujan juga turun di pagi atau siang hari. Pada beberapa minggu yang lalu, hujan malah turun disertai dengan angin kencang hingga menyebabkan satu pohon petai cina berdiameter sekitar 50 cm di dekat jalan tumbang.
Meski hujan merupakan berkah dan saat turunnya merupakan waktu yang diijabah jika berdoa, karena satu alasan, kadang saya merasa sedih jika ada hujan. Apalagi jika hujan di pagi hari (sekitar pukul 4-7 pagi). Meski sedih saya berusaha tetap berdoa dan berprasangka baik, semoga setiap hal yang baik juga akan datang seperti datangnya hujan itu kepada kita semua. Aamiin.
Selain sedih, saya juga kadang merasa sebal jika ada hujan. Hujan menyebabkan jalan di kampung kami tergenang air dan berlumpur sehingga sulit sekali untuk dilalui. Warga sebenarnya sudah pernah berusaha bergotong-royong memperbaiki jalan tersebut dengan menggunakan bahan seadanya, tapi lama-kelamaan jalan berlumpur kembali. Entah saya tidak tahu apa saja kerja pemerintah kota Serang tempat saya tinggal ini.
Selain sebal karena hujan menyebabkan jalan berlumpur. Saya juga sebal karena hujan menyebabkan saya mudah sekali masuk angin dan pilek. Sebenarnya itu bukan jenis penyakit yang berat. Tapi tetap saja, jika sedang mengalaminya saya biasanya jadi mudah lelah dan mengantuk. Oleh karena itu, saya harus selalu siap sedia pertolongan pertama berupa minyak kayu putih kemana pun saya pergi. Sehingga ketika saya merasa tidak enak badan karena gejala tadi saya bisa langsung meredakannya.
Dulu, saya kira semua orang suka aroma minyak kayu putih karena semua anggota keluarga saya memang menyukainya. Tapi saat saya masuk sekolah dulu, saya baru sadar bahwa tidak semua orang suka dengan wangi air sulingan daun tanaman bernama latin Melaleuca leucadendra L. ini. Sejak saat itu saya jadi sering berhati-hati jika ingin memakainya di luar rumah karena saya tidak mau mengganggu orang yang tidak menyukai aromanya. Saya kadang memakainya di kamar kecil, lalu berusaha berjalan-jalan di luar ruangan dulu sebelum masuk agar wanginya jadi tidak begitu menyebar di dalam ruangan.
Beruntung sekali saat ini Cap Lang sudah memiliki varian baru yakni minyak kayu putih aromatherapy. Awalnya saya kira akan sama saja dengan varian sebelumnya karena bentuk botolnya pun sama. Ah ini mah dikasih lebel aromatherapy aja biar beda, begitu pikir saya. Tapi saat memakainya, saya baru sadar jika wangi yang keluar dari minyak kayu putih aromateraphy cap lang ini tercium lebih ‘lembut’ dan tidak begitu menyebar. Mungkin hanya orang yang memakainya saja yang bisa mencium wanginya dan itu pun tidak begitu menyengat jika dibandingkan varian originalnya. Karena mengandung aromateraphy, minyak kayu putih ini juga sangat nyaman dan menenangkan saat dipakai.
Oya, selain dapat meredakan gejala masuk angin dan pilek, minyak kayu putih aromatherapy ini juga dapat digunakan untuk meredakan perut kembung, mual, sakit perut dan gatal-gatal akibat gigitan serangga. Cara pemakainnya sangat mudah, yakni : tuang minyak kayu putih ke telapak tangan atau ke ujung jari secukupnya, kemudian oleskan ke bagian luar tubuh yang membutuhkan. Karena mengandung aromatherapy, bisa juga dipakai dengan cara mencampurkan beberapa tetes minyak kayu putih ini dengan air panas lalu hirup uap yang keluar. Hmm..rasanya seperti sedang relaksasi di spa..
Sepertinya slogan “hangat dan menenangkan” dari varian baru cap lang ini memang sangat pantas untuk minyak kayu putih aromatherapy. Saat musim hujan yang dingin dan kadang membuat saya khawatir seperti ini, minyak kayu putih aromatherapy wajib dibawa kemana pun dan kapan pun.
Terima kasih cap lang sudah menemani saya sejak bayi hingga saat ini.
=.=.=.=.=.=.=.=.=.=.=.=.
fb: https://www.facebook.com/siti.maesaroh03/posts/970810766357955
t: https://twitter.com/sitimaes_/status/792873127759917056
g+: https://plus.google.com/+SitiMaesaroh94/posts/Z2fCfySKh3t
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H