Saya sangat bersyukur pada bulan Oktober 2014 lalu diberi kesempatan untuk mengunjungi salah satu destinasi wisata pendakian paling terkenal di Indonesia, yakni gunung Rinjani, Lombok-Nusa Tenggara Barat. Pada saat itu saya bersama lima orang lain yang berangkat dari Jakarta yakni mas Farid dari PT Multi Artha Guna (MAG) selaku sponsor, mbak Nelce sebagai tour guide, serta mas Sutha dan mbak Yaya sebagai dokumentalis.
Sebenarnya tujuan utama saya ke Lombok tahun lalu adalah untuk melihat baby tree alias bibit pohon beratasnamakan saya yang ditanam di Taman Nasional Gunung Rinjani oleh WWF Indonesia. Tapi karena suatu miss komunikasi, saya bukannya mengunjungi baby tree malah diajak trekking ke Gunung Rinjani, meski karena alasan lain, pada akhirnya trekking saat itu tidak terlaksana juga. Saya sebal, tapi ya sudahlah.
Pada malam ke satu berada di Lombok kami diberi penginapan di Rinjani Lodge, sebuah tempat penginapan yang terletak di Jalan Periwisata Senaru Bayan, Senaru, Lombok Utara, tepat di kaki gunung Rinjani. Lodge ini terdiri dari satu official building, satu tempat makan terbuka, beberapa gazebo, beberapa sunlounger dari kayu, satu kolam renang dan rumah pondokan-pondokan yang tidak begitu besar yang berderet menghadap ke timur. Masing-masing dari kami berlima tinggal di dalam satu pondokan kecuali mas Sutha dan mbak Yaya, karena mereka pasangan suami istri.
[caption caption="pemandangan di halaman depan Rinjani Lodge (dokumen pribadi)"][/caption]
Desain Rinjani lodge ini menurut saya cukup bersahabat dengan alam. Dimulai dari pondokannya, di bagian depan dan setengah bagian samping rumah pondokan dipasang pintu dan jendela kaca berukuran besar dengan ketinggian lebih dari 2/3Â tinggi dinding. Kita bisa membuka pintu dan jendela-jendela itu sehingga udara sejuk bisa masuk dengan leluasa.
[caption caption="sunrise di Rinjani Lodge (dokumen pribadi)"]
Tempat tidur diletakan tepat di depan pintu sehingga saat pagi hari kita bisa melihat matahari terbit langsung dari dalam pondokan. Sinar matahari pagi itu juga langsung masuk dalam ke ruangan hingga menciptakan temperatur hangat khas negeri tropis. Namun jika kita tidak menghendakinya, kita juga bisa memasang tirai-tirai besar yang ada di pintu dan jendela lalu menyalakan pendingin ruangan. Tapi menurut saya udara di lodge itu cukup sejuk karena berada dekat gunung Rinjani sehingga kita tidak perlu menyalakan AC.
Di satu sudut ruangan bagian depan rumah pondokan itu kita bisa menemukan tempat minum dan kulkas kecil, di sudut lainnya ada TV dan DVD player. Di belakang tempat tidur ada meja dan kursi. Lemari pakaian diletakan di sudut kiri-kanan bagian belakang ruangan. Sedangkan kamar mandi ada di belakang meja kursi itu, dipisahkan dengan pintu pintu kayu berukir.
Ada taman bunga kecil di belakang masing-masing rumah pondokan yang di samping kiri-kanan dan belakangnya dibatasi dengan tembok batu. Tembok batu dan pintu dari kamar tidur itu adalah sekat dari kamar mandi. Jadi kamar mandi di lodge ini terbuka, tidak ada penghalang yang memisahkannya dengan taman dan kamar tidur, jika pintu kayu berukir tadi kita biarkan terbuka.
[caption caption="foto di depan gunung Rinjani :) *pardon my awkward pose*"]
Di halaman depan rumah pondokan juga ditanami aneka tanaman bunga dan pohon yang terawat dengan sangat baik dan tentu saja, di bawah taman-taman bunga itu kita langsung dihadapkan dengan hutan gunung Rinjani! Kondisi tanah yang tidak begitu rata menyebabkan logde ini agak ditinggikan dari tanah yang ada di sekitarnya. Hal ini menimbulkan perasaan berada di atas perbukitan/gunung. Rasanya sangat menyenangkan! Apalagi ketika bermain air di kolam renang dengan pemandangan gunung Rinjani di depan mata. Subhanallah, Pesona Indonesia memang benar-benar menakjubkan!
