Mohon tunggu...
Siti Maesaroh
Siti Maesaroh Mohon Tunggu... Karyawati -

Hello! I like to challenge myself with different things and often wondering how some things work :D

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Pantai-pantai Tepian Pesona Indonesia

20 Oktober 2015   23:05 Diperbarui: 22 Oktober 2015   17:14 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sejujurnya tidak banyak pantai yang pernah saya kunjungi. Pantai yang ada di daerah saya (Banten) saja, mungkin hanya pantai Carita saja yang pernah saya kunjungi. Itu pun rasanya sudah lama sekali, mungkin sekitar 15 tahun lalu, ketika saya masih berumur 5-7 tahun. Saya bukan tidak suka pantai atau tidak ingin ke pantai. Hanya saja keadaan saya saat ini memang kurang memungkinkan untuk pergi ke pantai, kendati sebenarnya saya sangat ingin bisa menghirup udara pantai yang panas tapi menyegarkan. Ah!

 

Pantai Carita, Banten (sumber: indonesia.travel)

Terakhir saya pergi ke pantai adalah pada bulan Januari 2015 lalu. Saat itu saya ke pantai yang ada di Ancol. Rasanya saya sudah lama tidak menikmati semilir angin laut yang berembus. Ingin sekali mencoba menaiki salah satu perahu nelayan yang disewakan disana. Hanya saja biaya sewanya mahal untuk kantong mahasiswa seperti saya. Sehingga saat itu saya lebih memilih duduk-duduk saja di batu-batu besar di pinggir pantai.

Oya pada September tahun 2014 lalu saya juga ke beberapa pantai yang ada di Lombok. Saya lupa nama pantai-pantai yang saya kunjungi itu apa. Mungkin diantaranya adalah pantai Senggigi, meski saya tidak begitu yakin karena saya kurang memperhatikan guiding dari tour guide sekaligus driver kelompok wisata saya saat itu.

Salah satu pantai yang saya kunjungi itu berpasir coklat muda dan sangat lembut di kaki. Pada saat itu disana hanya ada satu hotel yang sedang dalam proses pembangunan (mungkin saat ini sudah mulai beroperasi). Meski belum ada hotel namun di pantai itu ada banyak sekali gubuk-gubuk sederhana milik warga setempat yang memang disewakan untuk wisatawan. Para turis yang datang disana biasanya untuk menikmati beraneka hidangan laut yang ditangkap dan dimasak langsung oleh nelayan. Harga yang ditawarkan pun relatif lebih murah daripada yang dijual di restoran hotel. Rasanya juga lebih nikmat karena kita bisa memakan seafood yang masih segar di tepi pantai. Saya jadi ingin ngerasain itu lagii..

salah satu pantai di Lombok (sumber: indonesia.travel)

Pantai lainnya yang saya kunjungi saat di Lombok itu berpasir hitam, bisa jadi karena ia banyak mengandung mineral. Di sekitar pantai saya lihat belum begitu banyak hotel dan resort, hanya ada beberapa saja. Pada saat saya berkunjung kesana, ada mahasiswa aktivis lingkungan yang mengajak belasan anak-anak untuk membersihkan pantai itu. Mereka membawa karung sebagai wadah sampah yang mereka ambil dari bibir pantai. Saya sangat kagum dengan mahasiswa itu. Ia bisa mengajak anak-anak usia sekolah dasar untuk membersihkan pantai, saya pikir ia pantas mendapat suatu penghargaan.

Pantai pasir hitam di Lombok (dok. pribadi)

Perjalanan ke Lombok tahun lalu sebenarnya memang bukan fokus untuk ke pantai, melainkan ke gunung Rinjani. Kalau boleh memilih, saya memang lebih menyukai gunung daripada pantai. Kecuali kalau pilihannya trekking atau scuba diving, maka saya akan memilih scuba diving! Hmm tapi sebenarnya saya belum pernah melakukan semua itu. Kali ini alasan saya bukan cuma seperti alasan di atas, tapi juga ada saja kendala yang lain yang menghalangi saya.

Di akhir bulan Oktober 2015 ini saya dengar akan ada Festival Tanjung Lesung yang diadakan Dinas Budaya dan Pariwisata Provinsi Banten. Semoga saja saya diberi izin dan ada orang yang mengajak saya kesana sehingga saya bisa melihat salah satu pesona Indonesia yang ada di Bumi Jawara, provinsi Banten yang saat ini belum begitu banyak terekspos media.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun