Mohon tunggu...
Citaresmi
Citaresmi Mohon Tunggu... Administrasi - Masih belajar nulis

Girl who love writing and writing

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Kisah di Terminal Tua

3 Desember 2018   21:50 Diperbarui: 3 Desember 2018   21:48 234
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Satu dua tiga semua pesona menjelma di rupa
Merah--merona di bibir tak lupa pada lesung
Sehelai kain pilihan membalut raga yang sukacita
Aroma bunga selayaknya tak boleh luput dari keceriaan

Empat lima enam sepasang sepatu membuat jejak bahagia
Bergegas memburu waktu yang berseru-seru
Seraut wajah manis digelitik gelisah;
Cemas akan pertemuan yang dinanti ribuan detik

Tujuh delapan sembilan netra mulai mencari siluet dalam temaram kepulan asap
Berusaha memilah wajah-wajah asing pada sebuah perhentian
Lalu dia pun menjelma--tetiba saja penuhi retina
Ketika dua mata bertaut--palungku bergetar; itukah kamu yang selalu membuat hati biru?

Bandung, 031218

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun