Harga bahan pokok di Indonesia terus meningkat, membuat masyarakat mengalami tekanan ekonomi yang menimbulkan tekanan ekonomi bagi masyarakat Indonesia.
Jika kenaikan harga bahan pokok terus berlanjut, masyarakat akan kesulitan memenuhi kebutuhan sehari-hari. Pemerintah harus mengambil tindakan yang tepat untuk menurunkan harga ini.Â
Untuk mengetahui penyebab kenaikan harga bahan pokok, simak penjelasan berikut ini!
Kenaikan harga bahan pokok seperti harga beras, gula, minyak goreng, cabai, dan bahan kebutuhan pokok lainnya sangat mempengaruhi individu, keluarga, dan masyarakat, terutama bagi mereka yang tidak memiliki banyak uang.
Berikut 6 faktor yang mempengaruhi kenaikan harga kebutuhan pokok:
1. Faktor Kenaikan Harga Barang pada Keadaan TertentuÂ
Seperti yang sudah kita ketahui, menjelang puasa Ramadhan dan setelah pemilu serentak 2024, harga bahan pokok melonjak drastis. Terutama harga beras.Â
Diketahui bahwa $ harga beras$ Â saat ini berkisar antara Rp13.000 dan Rp14.000 per kilogram, dengan harga beras premium mencapai Rp17.000 dan Rp18.000 per kilogram. Harga sekarung beras medium saat ini adalah Rp700.000, dan harga sekarung beras premium adalah Rp800.000. Kabar terbaru, $ harga telur ayam$ Â naik menjadi Rp34.000 hingga Rp45.000 per kilogram pada 6 Maret 2024.Â
Kenaikan harga di momen-momen tertentu semacam ini hampir tiap tahun terjadi. Seperti di hari raya idul fitri, hari raya idul adha, menjelang puasa ramadhan, natal, dan tahun baru. Namun, tidak jarang juga harga tersebut terus mengalami kenaikan setelah momen tersebut berakhir.
2. Faktor EkonomiÂ
Kekuatan ekonomi merupakan suatu pendorong utama kenaikan harga bahan pokok. Harga kebutuhan pokok dapat secara signifikan dipengaruhi oleh fluktuasi nilai tukar, inflasi, dan biaya produksi.Â
Sebagai contoh, depresiasi mata uang nasional dibandingkan dengan mata uang utama di seluruh dunia dapat menyebabkan biaya impor yang lebih tinggi untuk komoditas-komoditas penting, yang pada akhirnya menyebabkan kenaikan harga. Demikian pula, tekanan inflasi dapat mengurangi kemampuan konsumen untuk membeli barang kebutuhan pokok.Â
Biaya produksi yang terkait dengan penanaman, pemrosesan, dan distribusi komoditas dasar juga sangat mempengaruhi harga eceran. Harga pasar juga dipengaruhi oleh hal-hal seperti upah tenaga kerja dan biaya transportasi.
3. Gangguan Rantai Pasokan
Gangguan proses produksi, distribusi, dan penjualan barang kebutuhan pokok yang dilakukan oleh jaringan rantai pasokan dapat membuat proses pengiriman barang ke konsumen menjadi lebih sulit.
Faktor ulah manusia lainnya, seperti pembatasan perdagangan, ketidakstabilan politik, dan konflik, dapat mengganggu rantai pasokan, menyebabkan kelangkaan dan lonjakan harga.Â
Distribusi bahan pokok juga dapat terhambat oleh keterbatasan infrastruktur, termasuk jaringan transportasi yang tidak memadai dan ruang penyimpanan yang tidak memadai. Akibatnya, dapat terjadi kekurangan pasokan dan kenaikan harga.Â
Selain itu, peraturan dan kebijakan perdagangan, baik di dalam negeri maupun di luar negeri, dapat mempengaruhi arus barang kebutuhan pokok, yang berdampak pada harga dan ketersediaan produk di pasar Indonesia.
4. Kekuatan Pasar GlobalÂ
Harga barang-barang kebutuhan pokok di Indonesia dapat dipengaruhi secara langsung oleh fluktuasi harga komoditas internasional yang disebabkan oleh variabel-variabel seperti perubahan dinamika permintaan-penawaran, ketegangan geopolitik, dan kondisi makroekonomi.
Sebagai contoh, jika ada gangguan pada pasokan komoditas tertentu, seperti beras atau gandum, dapat menyebabkan kenaikan harga di pasar domestik, terutama jika Indonesia bergantung pada impor untuk memenuhi kebutuhan makanannya.
5. Faktor Lingkungan dan IklimÂ
Tidak dapat diabaikan, faktor lingkungan dan iklim sangat mempengaruhi harga bahan pokok. Terutama Indonesia adalah negara yang sangat rentan terhadap bencana alam dan perubahan iklim.Â
Kondisi cuaca buruk seperti kekeringan, banjir, suhu ekstrem, dan El Nino dapat mengganggu produksi pertanian yang menyebabkan berkurangnya hasil panen dan berkurangnya pasokan komoditas utama. Guncangan pasokan ini dapat menyebabkan kenaikan harga karena kelangkaan barang mendorong nilai pasarnya.
6. Intervensi Kebijakan dan Strategi MitigasiÂ
Intervensi kebijakan jangka pendek seperti pemberian subsidi yang ditargetkan untuk kebutuhan pokok, dapat membantu masyarakat untuk mengurangi kenaikan harga barang dan memberikan mereka alternatif ke barang-barang yang lebih murah.Â
Berikut ini merupakan strategi mitigasi yang perlu dilakukan oleh pemerintah adalah sebagai berikut:Â
- Inisiatif intervensi kebijakan jangka pendek yang dilakukan dengan meningkatkan efisiensi dan ketahanan rantai pasokan, seperti investasi di infrastruktur, logistik, dan fasilitas penyimpanan, dapat membantu mengurangi dampak gangguan pasokan terhadap harga komoditas.
- Dengan meningkatkan produktivitas pertanian melalui kemajuan teknologi, praktik pertanian berkelanjutan, dan program peningkatan kapasitas, dapat mengurangi ketergantungan pada impor dan meningkatkan ketahanan pangan serta meningkatkan produksi makanan pokok dalam negeri.
- Berinvestasi pada pertanian yang tahan iklim, mendorong praktik penggunaan lahan yang berkelanjutan, dan melestarikan ekosistem alami, juga dapat meningkatkan stabilitas pasokan dan harga komoditas serta dapat mengurangi kerentanan pasar terhadap guncangan.
- Untuk mewujudkan lingkungan perdagangan yang adil dan stabil, sangat penting bagi pemerintah untuk mengambil tindakan demi mendorong persaingan di pasar, mencegah manipulasi harga, dan memastikan harga barang kebutuhan pokok tetap stabil.
- Untuk mengurangi dampak faktor lingkungan terhadap harga barang komoditas jangka panjang, strategi pembangunan berkelanjutan yang mengutamakan pelestarian lingkungan, adaptasi iklim, dan pengelolaan sumber daya dinilai sangat perlu untuk dilakukan oleh pemerintah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H