Mohon tunggu...
Cita juwita alwani
Cita juwita alwani Mohon Tunggu... Psikolog - PSIKOLOG RS.BHAYANGKARA POLDA JATIM

Trying to be a minimalism.. Bekerja sebagai seorang psikolog di ppt jatim perlindungan thd perempuan n anak korban kekerasan.. Berusaha melakukan yg terbaik dan menikmati setiap ritme kehidupan yg diberikan Allah SWT

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Menjaga Pikiran Tetap Waras Melalui Mind Decluttering

1 September 2021   16:17 Diperbarui: 1 September 2021   20:38 1345
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ya, itulah kenapa saya mengambil judul ini, karena berkaca pada pengalaman saya sendiri dan bagaimana saya berupaya sekuat tenaga agar tetap WARAS walaupun kondisinya sedang tidak baik-baik saja atau crowded. 

Oh iya sebelumnya, saya akan memperkenalkan dulu dengan pekerjaan saya ya...

Saya Cita (ya iyalah mau siapa lagi namanya), pekerjaan sehari-hari sebagai psikolog PPT Provinsi Jatim yang ada di rumah sakit Bhayangkara Polda Jatim. 

Kesehariannya ya sesuai dengan nama profesinya, yaitu melakukan pendampingan, asesmen, jadi saksi ahli dan lain-lain yang berkaitan dengan psikososial. 

Dalam sehari, saya bisa mendampingi lebih dari dua orang dengan permintaan yang berbeda. Apalagi kalau waktunya sedang cantik, saya bisa melayani lebih dari lima orang sehari di luar pekerjaan saya lainnya, seperti membuat laporan dan lainnya. 

Saya sadar bahwa saya adalah seorang psikolog yang secara tidak sadar dituntut untuk memiliki keWARASan dalam bertindak, kalau tidak bakal ada aja yang nyeletuk "psikolog itu kudu sabar" dan "psikolog ga boleh lemes". Ya ya ya, kalau membela diri terus pasti akan capek sendiri kan?!

Kayaknya tidak cuman saya deh yang mengalami hal itu, teman-teman saya yang lain juga pasti mengalami hal yang sama. 

Ilustrasi psikolog | Sumber: Pexels/Alex Green
Ilustrasi psikolog | Sumber: Pexels/Alex Green

Kita berada di mana kita tidak "sebatang kara", kita punya keluarga dan juga punya lingkungan sosial masing-masing di luar pekerjaan. Punya tekanan yang sama namun berbeda dalam menyikapinya.

Kalau kita analogikan pada suatu benda, misalnya laptop nih atau handphone, tiap sudah penuh pasti akan ada yang namanya lola alias loading lama, kesulitan mencari file yang dibutuhkan, bahkan kalau terlalu lama digunakan bakal mati, lalu kita pasti akan berusaha untuk me-restart. 

Nah itu sama kayak kita, iya terutama kemampuan otak kita. Otak manusia memiliki berat rata-rata 2,7 kilogram atau 1.200 gram, yaitu sekitar 2 persen dari berat tubuh. Kebayang kan sebesar apa? Lalu berapa banyak hal-hal yang kita masukkan dalam otak kita? Hmmmm kayaknya lebih dari beratnya ya.

Semakin banyak yang kita pikirkan, maka akan semakin banyak juga menguras tenaga serta konsentrasi yang berakibat mempengaruhi stamina kerja, mulai dari mudah lupa, gampang ngelamun, gampang cemas, gampang lelah padahal enggak ngapa-ngapain, sulit tidur dan banyak lagi..

Saya pribadi juga mengalami hal itu, tapi setelah berlatih untuk mendeteksi kemudian dijadikan suatu kebiasaan. Kebiasaan apakah itu? 

Kebiasaan untuk decluttering pikiran. Kurang lebih dua tahun saya menjalani kehidupan dengan gaya hidup minimalis. 

Menurut saya, style ini cocok dan mudah dilakukan karena secara pribadi dan juga saya orangnya enggak aneh-aneh.

Pada gaya hidup minimalis ini, saya belajar untuk banyak bersyukur atas apa yang saya miliki dan berupaya untuk menikmati setiap ritme hidup saya. 

Pada prosesnya ada ritual yang namanya decluttering, tapi kali ini saya akan membahas tentang mind decluttering. 

Oh iya tapi sebelumnya, mau ngasih tau kalau minimalis adalah gaya hidup berkesadaran atau di dalam bahasa psikologinya hidup lebih mindful. Segala sesuatu yang dilakukan dan dikonsumsi dihayati dengan penuh kesadaran, serta hidup here and now.

Mindfulness merupakan suatu keterampilan dalam memberikan perhatian dengan berfokus pada satu tujuan, saat ini, dan tidak menilai (Kabat-Zinn, 1990). 

Sederhananya mindfulness merupakan suatu kondisi di mana pikiran, perasaan, dan tubuh kita berada pada saat ini, tidak mengembara ke masa lalu maupun masa depan.

Nah gimana sih untuk melakukan mind decluttering? Saya jelaskan seperti yang sudah dipraktekkan ya?!

1. Menulis
Berikan waktu untuk diri kita agar bisa merefleksi apa saja sih yang bikin kita nyaman dan tidak nyaman, mana yang bikin stres mana yang tidak, mana yang penting dan mana yang tidak penting. 

Hal tersebut penting banget lho supaya kita bisa mulai filter apa yang bisa dan tidak bisa kita konsumsi, lalu kemudian kita bisa tuliskan atau bahkan kita rekam agar kita tau apa saja yang kita pikirkan. Tentunya bakal plot twist ya...hehe.

2. Membatasi konsumsi atas media yang kita lihat dan dengar
Saat melakukan mind decluttering kita bisa kok mengurangi aplikasi yang mau kita lihat setiap harinya, seperti skip berita tentang Covid yang bikin parno, atau gosip yang ga penting buat kita.

3. Membatasi percakapan basa basi yang unfaedah
Maksudnya apa? Maksudnya jangan ghibah sering-sering karena dengan ghibah itu bisa bikin pikiran kita tidak bisa positif, yang tadinya mau mengerjakan sesuatu jadi terbengkalai deh.

4. Menyelesaikan tugas-tugas yang tertunda
Terlalu banyak distraksi dari luar membuat kita sulit fokus dengan apa yang sebenarnya penting dan perlu segera mendapat perhatian kita.

5. Memiliki waktu hening
Ya hening, alias berdiam diri sejenak entah itu lima sampai sepuluh menit, tanpa ada gangguan apapun. Fungsinya untuk apa? 

Agar kita bisa lebih merasakan diri kita dengan baik, kita bisa merasakan bagian tubuh mana yang misalnya selama ini tidak mendapatkan perhatian kita, kita bisa melihat kekurangan dan kemampuan kita yang selama ini mungkin jarang kita lihat. 

Hening juga membantu kita untuk merelaksasi dan merefleksi apa yang sudah kita lakukan.

6. Berolahraga
Yaa semenjak minimalis, saya juga belajar untuk menggerakkan tubuh. 

Yaa semenjak minimalis, saya juga belajar untuk menggerakkan tubuh. Tidak perlu nge-gym, cukup di rumah saja dengan aplikasi gratis yang bisa diputar di handphone.

7. Bernafas
Semua manusia yang hidup pasti bernafas kan ya, tapi ini bukan sekadar nafas menghirup udara kemudian dihembuskan.

Melainkan, ini bagaimana bernafas sambil merasakan udara yang masuk dari hidung dan kemudian dihembuskan. Kalau kamu bernafas, apanya yang gerak? Perut atau diafragma? Kalau saya keduanya, dan yang pasti melalui hidung.

Tahukah kamu, kkita kadang bernafas hanya menggunakan 1/3 atas patu-paru dalam bernafas. 

Orang yang berada dalam keadaan stres biasanya akan bernafas dengan cepat. 

Nah pada mind decluttering ini, bernafas yang perlahan sambil dirasakan. Saat proses bernafasmu baik, maka tubuh akan lebih relaks.

8. Me time
Biasanya ini dilakukan agar lebih relaks. Kegiatannya pun bermacam-macam, seperti luluran di rumah, nemenin anak bermain, main game, berkebun, dan lain-lain.

Dengan mind decluttering kita bisa lebih fokus atas apa yang kita lakukan, tidak mudah bereaksi atas stimulus. 

Sama halnya dengan mindfulness di mana Germer, Siegel, dan Fulton (2005) menyebutkan mindfulness adalah suatu kondisi kesadaran pada saat ini dengan penuh penerimaan. 

Menjadi sadar sepenuhnya pada hal yang terjadi saat ini dengan mengalihkan pengalaman yang lain, diterima sepenuhnya tanpa penilaian (Mace, 2008).

Jadi buat para pembaca yang baik hati, kalau sudah merasa overload, susah mengingat, mudah lupa, letih. Itu berarti sudah saatnya melakukan mind decluttering untuk kesehatan mental bersama.

Selamat mencoba ^^

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun