Vanila dan Aren sahabat sejati. Tertindas berkali-kali, keduanya tak pernah mati. Berasal dari tempat sama, selalu bermimpi bersama.
Keduanya sama-sama kecil di mata para kurcaci.
“Sekarang tujuanmu kemana, La?”
“Entahlah, maunya sih ke yang deket-deket saja.”
"Yang deket?"
"Sama. Pengen yang deket juga. Kemana, ya?"
"Mau ngebolang kayanya, tabungan udah ngumpul soalnya."
"Heem.”
Tiisnya jawaban Vanila, seakan menambah gejolak Aren yang sama ingin kesana. Aren hanya beberapa kali ke tempat lahirnya yang kata orang-orang, "Kota Kembang". Itupun bersama Vanila. Tapi, Dimsum dewa selalu direkomendasikannya.
“Cara makannya, kamu campur chili oil sama mayo. Sumpah! Enak pisan!!!!!”
“Hmm… menarik.”
Dimsum pesanan keduanya datang, kepulan apinya seakan membuat cacing-cacing keduanya bergejolak meronta-ronta. Sesuai rekomendasi Vanila, ternyata chili oil dicampur mayo enak rasanya.
“Enak, kan?!”
“IYAAA. Emang ga pernah salah rekomendasi dari kamu mah.”
Satu, dua, tiga, sampai suapan terakhir. Dimsum dewa yang didewa-dewakan oleh Vanila melekat diingatan Aren sampai di rumah tiba.
Pokoknya, kalau balik lagi ke Kota Kembang, wajib banget dateng ke Dimsum Dewa. Begitulah pikiran Aren kira-kira.
Kira-kira, mengira-ngira. Bisakah Aren pergi kesana tanpa Vanila. Pertanyaan itu selalu berkecamuk di pikiran Aren. Karena Bak jiwa yang terbelah dua, keduanya selalu ingin bersama. Padahal sendiri pun bisa. Bisa apa? Bisa giilaaaa, HAHAHAHA. Gila karena keduanya sama-sama selalu bercerita. Jika belum bercerita, rasanya ada yang kurang dari persahabatan keduanya.
***
"HOTNEWS HOTNEWSSSSSS!!!!!!"
--------------
TASIKMALAYA
14/04/2024
--------------
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H