Mohon tunggu...
aisya cinintya saichu
aisya cinintya saichu Mohon Tunggu... -

finally, i use this blog :) . im crazy about rabbit, cat and hamster . i would rather beach than mountain. im psychology college student.follow my twitter @aisyacinintyas

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Ketika sisi Lain dari Film Muncul

7 Mei 2013   22:07 Diperbarui: 24 Juni 2015   13:56 286
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

pada kesempatan kali ini gue akan membahas masalah film dan berdasarkan sudut pandang psikologi.Berhubung saya anak psikologi dan menyukai film kenapa ngga kita melihat film bukan hanya dari sisi menghiburnya saja , tetapi dengan melihat melalu kacamata bidang keilmuan khususnya psikologi. Saya suka menonton film dan film mungkin merupakan salah satu hiburan yang menyenangkan dan ketika masuk ke jurusan yang mengurusi soal jiwa, alam bawah sadar dst. saya mulai melihat sisi psikologis dari film-film yang saya tonton.

dulu ketika saya menonton film "up" yang merupakan kisah dari dua orang yang sehidup semati , walau istinya meninggal duluan, dahulu saya yang sekedar menangis ketika melihat film yang romantis dan kebetulan saya suka sekali film kartun karena sarat akan pesan moralnya menjadi tahu bahwa di salah satu mata kuliah dijelaskan sesuai dengan film "UP" tersebut, UP merupakan film yang tepat untuk menganalisis bagaimana kita harus memperlakukan lansia dan bagaimana kesetiaan muncul, menganggap self-esteem dan sikap rela berkorban itu penting.film ini merupakan film yang baik sekali untuk para anak-anak yang sekarang mulai kehilangan figur dari orang tua dan moral yang mulai kabur antara yang baik dan tidak baik.

selanjutnya yang saya tonton yaitu film "3 idiots" di film ini bila disangkut pautkan dengan psikologi, terdapat motivasi dan adanya upaya atau usaha untuk mencapai self-fullfilment ,serta film ini menohok hati para insan cendikia khususnya guru karena di film ini sedikit disinggung soal menjadi nomor satu itu wajib dan semua orang dikatakan hidup untuk bersaing. padahal bersaing memang berefek sangat baik untuk melatih mental kita menjadi mental baja dan buruknya malah caranya tidak sesuai. di film 3 idiots juga dijelaskan bahwa kepintaran yang baku adalah bukan segalanya , tapi dimana kita tahu bahwa intelegensi seseorang itu tidak terbatas hanya pada suatu aspek seperti matematika dan hal yang bersifat ilmiah , tapi musik , olahraga dan hal-hal yang bersifat menyenangkan dan bisa dikembangkan dengan baik adalah salah satu cara untuk memperlihatkan bahwa intelegensi itu berarti luas. di film ini disinggung juga soal kesuksesan adalah bukan kita memiliki segalanya tapi kesuksesan adalah dimana kita bisa menempatkan dan enjoy didalamnya.

film yang teranyar pada masanya yaitu film BLACK SWAN, disini dikisahkan seorang balerina yang memiliki sifat perfeksionis dan selalu ingin mendapatkan apa yang ia mau, ia diperlakukan layaknya anak 12 tahun oleh ibunya dan hal tersebut menyiksa dia. akibat pola keluarganya dan lingkungannya yang memaksa dia untuk selalu tersenyum dan baik serta perfect hal tersebut merubah dia menjadi individu yang memiliki Alter ego". karena ambisiusitasnya sebagai balerina yang menginginkan peran white swan dan black swan hingga terbawa ke kehidupan nyatanya sebagai balerina, hingga pada suatu ketika ia sampai berhalusinasi hebat dan gagal untuk sadar bahwa jiwa dia sudah terganggu akibat sifat ambisiusnya sendiri dan pada akhirnya ia menyerah pada kehidupan dan akhirnya tidak bisa mengendalikan dirinya dan pada akhirnya sisi gelapnya keluar dan membunuh dia sendiri.

dari film blackswan ini sesuai dengan kepribadian jung dimana adanya arketipe dan adanya alterego , yaitu gangguan neurosis dimana individu memiliki sisi jahat dan sisi negatif yang bertolak belakang satu sama lain.hal ini menunjukkan bahwa di dunia nyata itu ada lho hal seperti itu.

selanjutnya film terakhir yaitu TZP film yang berasal dari india ini menjelaskan tentang anak yang diskleksia dan ketidak tahuan orang tuanya  hingga anak tersebut dinilai nakal , bodoh dan dipindahkan ke sekolah asrama sehingga ia sampai depresi berat dan berhenti melukis  pada akhirnya ia sembuh dari gangguan tersebut akibat dari gurunya yang juga seorang mantan disleksia. film ini lebih banyak mengangkan isu pendidikan dimana terlalu banyak reinforcement dan kurangnya pegetahuan orang tua dan guru sebagai AGEN sosialisasi mereka yang menyebabkan kesalahan yang fatal sehingga menyebabkan si anak di film tersebut berhenti melakukan apa yang ia sukai. dan di film asal india ini juga menyindir pendidikan yang dinilai kaku dalam memberikan definisi pintar. pada saat menonton film ini saya menangis karena film ini sangat-sangat membuat saya sadar bahwa sebagai manusia kita harus aware dan meninggalkan teori labbeling serta perlunya tutur kata yang baik serta tidak menjatuhkan perasaan orang lain.

dari ke 4 film tersebut saya mendapatkan pembelajaran, intinya kita dapat belajar tidak hanya dari buku dan jurnal saja namun kita bisa belajar dari film , media cetak dan observasi orang-orang, film merupakan salah satu pengaplikasian yang mudah dalam psikologi , dan penting diingat juga buku harus dibaca serta jurnal juga sehingga kita bisa mengambil intisari dari keseluruhan film.

sudah itu aja , selamat malam semoga suka :)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun