Mohon tunggu...
Ciput Putrawidjaja
Ciput Putrawidjaja Mohon Tunggu... Praktisi Inovasi dan Inkubasi Bisnis Teknologi Kelautan -

Direktur Badan Pengelola Marine Science Techno Park Universitas Diponegoro (MSTP UNDIP)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Jejak Pasukan Nazi Jerman di Indonesia

30 Oktober 2015   18:28 Diperbarui: 30 Oktober 2015   18:37 400
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setelah peristiwa itu, sejumlah tentara Jerman yang ada di Indonesia menjadi luntang-lantung tidak punya kerjaan. Orang-orang Jerman mengambil inisiatif agar dapat dikenali pejuang Indonesia dan tidak keliru disangka orang Belanda. Caranya, mereka membuat tanda atribut yang diambil dari seragamnya dengan menggunakan lambang Elang Negara Jerman pada bagian lengan baju mereka.

Para tentara Jerman yang tadinya berpangkalan di Jakarta dan Surabaya, pindah bermukim ke Perkebunan Cikopo, Kec. Megamendung, Kab. Bogor. Mereka semua kemudian menanggalkan seragam mereka dan hidup sebagai "warga sipil" di sana.

Kedatangan pasukan AFNEI (Allied Forces in Nederlands East Indies) di Batavia yg bertugas melucuti pasukan Jepang dan sekutunya di Hindia Belanda pada September 1945 tak luput memindai keberadaan mantan serdadu Kriegmarine ini. Satu kesatuan dari Royal British Indian Regiment Inggris datang ke Cikopo dan mereka kaget menemukan adanya tentara Jerman di sana. Dengan menggunakan 50 truk eks pasukan Jepang, orang-orang Jerman di Perkebunan Cikopo tsb dipindahkan ke tempat penampungan di Bogor. Namun mereka harus kembali mengenakan seragam mereka, memegang senjata yang disediakan pasukan Inggris, untuk melindungi tempat penampungan yang semula ditempati orang-orang Belanda.

Uniknya, setiba di Bogor, sekelompok pejuang menyerang kamp tsb dan mencoba membebaskan para mantan serdadu Nazi tersebut. Mungkin pejuang2 tersebut mengira serdadu2 tsb ditangkap oleh Sekutu. Selanjutnya ke-260 orang prajurit tersebut diangkut ke Pulau Onrust, di Kep. Seribu di lepas pantai Batavia. Beberapa orang di antaranya berhasil melarikan diri dari Pulau Onrust, dengan berenang menyeberang ke pulau lain, termasuk pilot pesawat angkatan laut bernama Werner dan sahabatnya Lvsche dari U-219.

Selama pelarian, mereka bergabung dengan pejuang kemerdekaan Indonesia di Pulau Jawa, bekerja sama melawan Belanda yang ingin kembali menjajah. Lvsche kemudian diketahui meninggal, konon akibat kecelakaan saat merakit pelontar api.

Sebagian dari mereka akhirnya meninggal dan dimakamkan di Cikopo, Megamendung, Bogor

Sumber:

  1. Brankas Pengetahuan
  2. Alif Rafik Khan's Blog
  3. Indocropcircles
  4. Roode Brug Soerabaia
  5. Kisah U-195 dan U-219 yg Nyaris Ubah Sejarah
  6. U-Boat

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun