Mohon tunggu...
Ciput Putrawidjaja
Ciput Putrawidjaja Mohon Tunggu... Praktisi Inovasi dan Inkubasi Bisnis Teknologi Kelautan -

Direktur Badan Pengelola Marine Science Techno Park Universitas Diponegoro (MSTP UNDIP)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Letkol (Pnb) Djalaludin Tantu, Pilot AURI Yang Kecemplung Laut Dua Kali

13 Januari 2015   06:27 Diperbarui: 17 Juni 2015   13:16 641
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Djalaludin dan awaknya dianugerahi BINTANG SAKTI oleh Presiden Soekarno pada tahun 1963.

KAMPANYE DWIKORA, OPERASI ANTASARI & MIA (MISSING IN ACTION) HERCULES T-1307

Selepas kampanye Trikora, Djalaludin dimutasi ke Skuadron 31 yg mengoperasikan pesawat Hercules C-130B. Dan pada tahun 1964, saat kampanye Dwikora, Mayor Udara (Pnb) Djalaludin ditugaskan ke perbatasan Kalimantan Barat untuk mendukung Operasi Antasari, menerbangkan Hercules berkode ekor T-1307 untuk menerjunkan pasukan PGT yg dipimpin oleh Letkol Udara Soegiri Soekani pada 2 September 1964.

Pesawat Hercules T-1307 tersebut diawaki delapan orang, yaitu copilot Kapten Udara (Pnb) Alboin Hutabarat, navigator Mayor Udara Juamardi, Kapten Udara Suroso, Letnan Udara Satu Sukarno, LMU I Sabil, LMU I Sutopo, serta LMU II M. Rukmana. Selesai operasi, dari 3 pesawat Hercules yg dikirim ke garis depan, hanya 2 pesawat yg berhasil kembali ke pangkalan di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta.

14210798881302616289
14210798881302616289
Pesawat T-1307 dinyatakan hilang kontak dan diperkirakan tercebur ke laut di sekitar perairan Selat Malaka, Malaysia, akibat terbang rendah dalam upaya menghindari tangkapan radar lawan. Menurut salah satu sumber yg belum terpercaya, pesawat tersebut jatuh ditembak oleh pesawat Gloster Javelin RAF (AU Inggris) yg mendukung pasukan Federasi Malaysia di front Borneo Utara.

Informasi ini masih disangkal oleh pihak RAF sampai saat ini, karena secara resmi RAF dan Angkatan Bersenjata Inggris tidak terlibat dalam konflik ini, meskipun ada laporan intelijen bahwa pesawat Gloster Javelin tsb mendarat di pangkalan AU Kuching dengan 1 rudal Firestreak-nya tidak ada lagi di tempatnya di sayap.

Seluruh penumpangnya dinyatakan gugur, termasuk Djalaludin Tantu, Kapten Pnb Alboin Hutabarat dan Letkol Udara Sugiri Sukani. Djalaludin dinaikkan pangkatnya 1 tingkat menjadi Letnan Kolonel Udara (Pnb) dan diabadikan namanya sebagai nama pangkalan udara (lanud) di Gorontalo, yg sekarang juga melayani penerbangan komersial seiring diresmikannya Propinsi Gorontalo.

Sepanjang kariernya yg relatif singkat di AURI, Djalaludin pernah bertugas sebagai Perwira Penerbang di Lanud Halim Perdanakusuma (1954), Perwira Penerbang Skadron DAUM (1955), bertugas ke Hongkong Air Craft Engineering (1958), Perwira Penerbang Skadron Udara 2 (1960), Perwira Instruktur tidak tetap 005 Transition (1962) serta Perwira WOPS 001 Halim/Skadron Udara 31 (1964).

Sudah terdokumentasi di https://id.wikipedia.org/wiki/Djalaludin_Tantu

Disarikan dari berbagai sumber:


  1. http://tni-au.mil.id/…/pengabdian-dan-pengorbanan-djalaludi…
  2. http://tabloidaviasi.com/…/djalaludin-tantu-patriot-udara-…/
  3. http://forum.detik.com/sejarah-pesawat-indonesia-yang-jatuh…
  4. http://jihad-defence-indonesia.blogspot.com/…/operasi-milit…

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun