Mohon tunggu...
cipto lelono
cipto lelono Mohon Tunggu... Guru - Sudah Pensiun Sebagai Guru

Menulis sebaiknya menjadi hobi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Dibalik Keindahan Candi Kalasan, Apakah Berkorelasi dengan Pemujaan "Sang Navigator Jiwa"?

22 November 2024   14:19 Diperbarui: 22 November 2024   21:52 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah satu penampil sisi selatan berikut relung dengan hiasan kala yang menjulang ke atas. Sumber:https://ptik.fkip.uns.ac.id/ajc/kalasan.html

Candi Kalasan secara arsitektur dan ornamentik telah menyuguhkan konsep seni yang indah dan megah. Keindahan dan kemegahan candi tersebut sudah terukir sejak abad VIII M. Jika disimak dari angka tahun Prasasti Kalasan, maka Candi Kalasan dibangun pada tahun 778 M. Inilah fakta bahwa nenek moyang kita bukan saja "seorang pelaut", namun juga sudah menunjukkan "seorang seniman" yang telah menunjukkan karya besar di bidang seni dan teknologi yang bisa disebut luar biasa. Pendek kata, nenek moyang kita dalam hal seni dan teknologi telah menunjukkan kehebatanya (bukan "kaleng-kaleng").

 Sejarah Candi Kalasan 

Mempelajari Sejarah Candi Kalasan berarti berusaha mengetahui aspek waktu, aktor dan peristiwa yang terjadi pada masa lampau. Jejak Candi Kalasan dapat disimak pada prasasti yang ditemukan di halaman candi saat Candi Kalasan dipugar. Prasasti tersebut adalah Prasasti Kalasan yang berangka tahun 778 M. Prasasti ini sepertinya merupakan bukti tertulis tertua candi yang bercorak Budha di Jawa Tengah dan DIY.

Salah satu isi pokok Prasasti Kalasan berbunyi "para guru sang raja yang merupakan mustika keluarga Sailindra (sailindrawamsatilaka) berhasil membujuk Maharaja Tejahpurnapana Panangkarana untuk membangun bangunan suci bagi Dewi Tara dan sebuah biara bagi para pendeta dalam kerajaannya".                 (Sartono Kartodirdjo, dkk,1975:87).

Isi prasasti tersebut, walaupun masih menimbulkan tafisir beda dari para sejarawan; namun sudah dapat memberikan gambaran untuk bisa menjawab tiga pertanyaan di atas yaitu kapan Candi Kalasan dibangun, siapa yang memerintah (aktor/tokoh) yang memerintah dan peristiwa apa yang terjadi pada masa itu.

Berdasar prasasti Kalasan dapat diketahui bahwa Candi Kalasan dibangun tahun 778 M atas perintah Tejahpurnapana Panangkarana. Nama ini diduga kuat sebagai nama Raja Panangkaran. Nama raja ini disebut dalam prasasti Mantyasih (907 M) maupun Wanua Tengah III (908 M) sebagai pengganti raja Sanjaya. Dengan kata lain raja Panangkaran adalah raja kedua dari dinasti Sanjaya yang beragama Hindu yang memerintah tahun 746 M-784 M.

Sedangkan peristiwa yang terjadi setidaknya belum adanya tempat suci agama Budha yang berada di wilayah Kalasan dan sekitarnya (pada masa itu). Mungkin saja agama Budha sudah berkembang di wilayah Kalasan sekitarnya saat itu. Maka para guru Sailindra meminta kebijaksanaan kepada raja Panangkaran agar dibangunkan bangunan suci Budha untuk menyembah Dewi Tara dan biara bagi para pendeta Budha, walaupun Panangkaran beragama Hindu. Tempat tersebut adalah Candi Kalasan.

Candi Kalasan merupakan peninggalan agama Budha yang tertua di wilayah Yogjakarta (Sri Muryantini Romawati,dkk, 2008). Namun berdasar fakta yang ada, sangat mungkin Candi Kalasan merupakan candi Budha tertua di DIY dan Jawa Tengah. Candi Kalasan dibangun tahun 778 M, selisih 46 tahun dari raja Sanjaya membuat Candi Gunung Wukir (732 M).

Hadirnya raja Panangkaran di prasasti Mantyasih dan Wanua Tengah yang menjelaskan silsilah raja-raja dinasti Sanjaya yang beragama Hindu, yang juga disebut dalam prasasti Kalasan yang menjelaskan identitas tempat pemujaan bercorak Budha; akhirnya memunculkan perdebatan para sejarawan.

Tulisan ini tidak akan mengulas perbedaan tafsir para sejarawan tentang tokoh yang disebut di dalam prasasti Kalasan yaitu Maharaja Tejahpurnapana Panangkarana. Namun hanya ingin menguraikan sekilas tentang sejarah yang melatarbelakangi Candi Kalasan dibangun.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun