Mohon tunggu...
cipto lelono
cipto lelono Mohon Tunggu... Guru - Sudah Pensiun Sebagai Guru

Menulis sebaiknya menjadi hobi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Catatan Ringan tentang Siswaku "Kenangan Saat Masih Bertugas"

19 November 2024   05:21 Diperbarui: 19 November 2024   16:58 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kenangan dengan siswa kelas X yang tinggi badannya 195 cm.Dokpri

Tiga puluh enam tahun penulis mengabdikan diri  sebagai guru. Kini hampir dua tahun menjalani masa purna. Tugas yang memakan durasi waktu yang cukup panjang tersebut, sangat wajar kalau masih menyisakan cerita ringan tentang ulah unik siswa.

Kenangan pertama, ingat perilaku beberapa siswa saat berdiskusi menjalankan tugas pendalaman materi yang sering saya lakukan saat menjadi guru. Maklumlah saya mendapat amanah menjadi guru Sosiologi. Jadi...saya sering mengajak siswa berdialog dan berasyik ria memahami materi secara mendalam. Tujuannya, biar kontekstual dan nyambung antara materi yang ada di buku dengan materi yang ada di masyarakat.

Suatu kali ada beberapa siswa yang bertanya. Pak guru, boleh nggak saya dan teman-teman ke Lembaga Pemasyarakatan? "Boleh". Jawabku ringan. Tentang apa, mengapanya mereka ke Lapas tentu akan saya tanyakan di waktu lain.

Kenangan beberapa siswa belajar Sosiologi di Lapas II Magelang.Dokpri
Kenangan beberapa siswa belajar Sosiologi di Lapas II Magelang.Dokpri

Foto mereka saat mendalami materi di Lapas Kelas II Magelang. Mereka memberanikan diri untuk mewawancarai salah satu pejabat Lapas. Sayangnya, penulis tidak bisa menemani mereka. Sebab jadwal yang ditentukan fihak Lapas, bertepatan dengan jam mengajar kelas tersebut. Maka, penulis memintakan dispensasi mereka kepada pimpinan sekolah untuk belajar di Lapas. Kegiatan mereka pernah penulis buat artikelnya di Kompasiana.

Pertanyaan lain juga muncul. Pak Guru, boleh nggah kelompok kami membuat "box sociology". Spontan saya menjawab boleh. Sambil menghela nafas, ada pertanyaan dalam hati; apa ya box sociology yang dimaksud?. Tapi saya akan menanyakan lain waktu saja. Walaupun aku juga penasaran tentang kuiznya.Tapi...biar spirit mereka tetap terjaga, saya tidak banyak bertanya.

Kenangan saat mereka menyimulasikan hasil kerativitasnya di depan kelas.Dokpri
Kenangan saat mereka menyimulasikan hasil kerativitasnya di depan kelas.Dokpri

Mereka melakukan simulasi cara mengoperasikan tentang hasil kreativitasnya berupa "kotak sosiologi". Kotak tersebut berbahan kardus dan kertas. Kanan kiri kardus dikasih lobang untuk wadah pipa bulat yang difungsikan untuk memutar secara manual materi yang sudah disiapkan. Isinya tentang pendalaman materi Konflik Sosial yang menjadi tugasnya. Sederhana inovasinya, namun itu memberikan kesan yang menggembirakan bagi saya sebagai guru dan mereka yang berhasil membuat kreativitas kecil-kecilan.

Ada lagi pertanyaan siswa yang mewakili teman-temannya. Pak guru, kelompok kami ingin kerja kelompok sambil santai di lantai. Saya juga menjawab boleh dan silahkan. Sambil memberikan pesan, agar tugasnya juga selesai sesuai waktu yang sudah disepakati.

Kenangan saat mereka belajar lesehan di lantai.Dokpri
Kenangan saat mereka belajar lesehan di lantai.Dokpri

Suasana mereka tampak gembira saat berdiskusi dengan teman-teman sekelompoknya. Debat kecil selalu terdengar dari lisan mereka. Pemandangan seperti ini jarang sekali terjadi. Bahkan tidak mustahil muncul kesan kurang etis. Namun...bagi saya, yang penting ada suasana "happy learning" baik siswa maupun saya sebagai guru.

Penulis juga mempunyai kenangan dengan beberapa siswa yang menjadi petugas pemakmur masjid sekolah. Mereka terbentuk dalam satu wadah yang bernama IPMA. Wadah itu semacam perkumpulan beberapa siswa yang secara khusus mengurusi tentang masjid, ya kebersihan, mencari kotib jumat, dll.Ketepan penulis juga mendapat tambahan amanah sebagai pengurus masjid sekolah.

Kenangan saat mereka bersih-bersih masjid sekolah.Dokpri
Kenangan saat mereka bersih-bersih masjid sekolah.Dokpri

Mereka kerjabakti untuk mebersihkan lantai masjid dan kaca jendela yang sudah tampak berdebu. Walaupun hasilnya tidak maksimal, setidaknya mereka berlatih tanggungjawab terhadap kebersihan tempat ibadahnya.

Kenangan berikutnya adalah dua siswa yang sempat penulis ajak foto bersama. Ketepatan penulis tidak mengajar kepada kedua siswa ini. Namun ada hubungan dekat ketika istirahat maupun saat salat berjamaah dhuhur mapun ashar. Namanya lupa, namun cerita tentang kelas dan tinggi badannya tidak lupa.

Kenangan dengan siswa kelas X yang tinggi badannya 195 cm.Dokpri
Kenangan dengan siswa kelas X yang tinggi badannya 195 cm.Dokpri
Saat penulis masih bertugas, siswa tersebut bari kelas X. Apa yang menarik?  Ia siswa yang paling tinggi se angkatanya. Tinggi badan mereka sudah mencapai 195 cm. Cita-citanya ingin menjadi polisi. Nah, ada cerita yang serupa tetapi tidak sama, yaitu siswa yang tingginya 200 cm. Namanya Emanuel, ia biasa dipanggil Noel, ia salah satu pemain basked di sekolah. Saat itu ia sudah kelas XII jurusan IPA.

Kenangan dengan Emanuel, pemain basked sekolah dengan tinggi 200 cm.Dokpri
Kenangan dengan Emanuel, pemain basked sekolah dengan tinggi 200 cm.Dokpri
Tidak kalah pentingnya adalah kenangan saat proses pembelajaran dengan Hp. Ini proses pertama yang secara formal penulis jalani di kelas. Lupa-lupa ingat kelas berapa dan bagaimana proses pembelajaran yang terjadi. Namun, penulis menemukan kenangan tentang pemandangan seriusnya para siswa saat kegiatan pembelajaran yang mereka jalani menggunakan HP.

Kenangan pembelajaran di kelas menggunakan HP. Dokpri.
Kenangan pembelajaran di kelas menggunakan HP. Dokpri.
Terakhir, ada kenangan yang bikin haru, yaitu prasasti yang ditulis siswa dikelas yang penulis  pernah dampingi dalam proses pembelajaran. Prasasti itu berisi doa saat penulis purna tugas. Semoga doa yang dipanjatkan terkabul. Semoga pula mereka diberikan masa depan yang membahagiakan untuk dunia dan akhiratnya.

Prasasti yang berisi doa dari salah satu kelas yang fotonya penulis simpan.Dokpri
Prasasti yang berisi doa dari salah satu kelas yang fotonya penulis simpan.Dokpri

Mereka sekarang sudah menjadi mahasiswa, semoga diberikan kemudahan dalam memperoleh ilmu yang dapat memberkahi masa depan dirinya, keluarganya maupun bangsa dan negaranya.

Kenangan foto bersama di ruang teater sekolah.Dokpri
Kenangan foto bersama di ruang teater sekolah.Dokpri
Menulis kenangan ringan tentang perjalanan yang panjang, ternyata membutuhkan dokumen sebagai bukti kenangan itu memang ada. Semoga dalam mengisi masa purna senantiasa diberikan kesehatan, umur panjang dan barokah, dan dapat mengisi waktu yang bermanfaat, baik untuk diri sendiri maupun orang lain.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun