Mohon tunggu...
cipto lelono
cipto lelono Mohon Tunggu... Guru - Sudah Pensiun Sebagai Guru

Menulis sebaiknya menjadi hobi

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Tiga Hal yang Tak Terbayangkan dari Kompasiana

18 Oktober 2024   23:40 Diperbarui: 19 Oktober 2024   13:40 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kenangan satu layar dengan pak Ronny Rachman Noor. Tangkap layar pribadi Kompasiana

Tidak ada peristiwa yang tidak membawa berkah. Pandemi yang menghentikan semua aktivitas pertemuan fisik akhirnya dapat membawaku terdampar dalam lautan para penulis dalam berbagai tema tulisan. Semua berlabuh di blog hebat bernama Kompasiana.

Memang pernah mengalami masa-masa stagnan. Namun akhirnya bisa Kembali lagi untuk beraktivitas merangkai kata dan kalimat untuk disesuaikan dengan judul yang sedang diangkat. 

Rasa cemas, takut salah, kecil hati ketika membaca tulisan orang lain, bingung menemukan jati diri tulisan menjadi bumbu yang selalu menyelinap dalam melahirkan karya literasi berupa artikel. 

Semua gambaran psikologis itu berbalik menjadi rasa senang ketika artikelnya dibaca orang dan diberi penilaian, apalagi dikasih komentar dan apresiasi. Bu Roselina, pak Tjipta, mbak Itha yang selalu memberikan komentar. Akhir-akhir ini ada bu Suciati, pak Andriyanto, bu Dosen Siska yang sering memberikan komentar.

Ketika masih bertugas, sering menulis tentang pembelajaran maupun pendidikan. Sesekali tema sosial budaya juga dijadikan bahan tulisan. Tema-tema keislaman juga menjadi kegemaran penulis untuk diangkat sebagai judul artikel. 

Tema pendidikan biasanya kegiatan yang dilakukan di tempat tugas. Selain itu juga kegiatan TKIT maupun SDIT yang menjadi tambahan tanggungjawab di luar kedinasan, juga sesekali diangkat sebagai judul.

Kenangan satu layar dengan pak Ronny Rachman Noor. Tangkap layar pribadi Kompasiana
Kenangan satu layar dengan pak Ronny Rachman Noor. Tangkap layar pribadi Kompasiana

Setelah purna tugas, tema tulisan ingin berfokus pada habitat awal penulis yaitu pendidikan Sejarah. Penulis adalah alumni pendidikan Sejarah UNS Surakarta tahun 1986. Namun selama menjalankan tugas dinas, hanya empat tahunan mendapat tugas mengajar Sejarah. Selebihnya ditugaskan pada Sosiologi dan Antropologi. Maka setelah tugas, berusaha menghadirkan tulisan-tulisan tentang sejarah. 

Namun semua itu hanya tulisan yang masih asal-asalan. Selama ini belum bisa menghadirkan tulisan yang analitis dan kritis. Semua tulisan yang dihadirkan dengan kualitas  biasa-biasa saja.

3 Hal yang Tidak Terbayangkan di Kompasiana

Selama asyik di Kompasina, ada hal-hal yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya. Hal-hal tersebut muncul secara tidak terduga. Namun hal-hal itu ada di Kompasina.

1) Bisa Menulis Artikel 'Apa Adanya' sejumlah 254

Artikel pertama berjudul Satu Guru Satu Buku (Sagu-Sabu). Dibaca beberapa puluh orang, dan diberikan penilaian pertama kali oleh pak Ali Mursy (salah satu tokoh penulis puisi). Sebagian besar artikel yang hadir bersandar pada literatur. Sampai sekarang, penulis merasa kesulitan menulis yang bersifat jurnalistik. Karena sebagaian artikel berbasis literatur, maka sering agak lama jadinya. 

Terkadang juga merasa jenuh dan malas. Namun secara perlahan akhirnya artikel jadi juga. Sehingga dalam kurun waktu 3 tahun bisa menghadirkan 254 artikel, bagi penulis merupakan hal yang tidak terbayangkan. Semoga tahun-tahun mendatang bisa lebih banyak artikel yang dihadirkan. Semabri menikmati masa pensiun.

2) Bisa Berkenalan dengan ratusan orang (walaupun belum pernah tatap muka). Tercatat mempunyai 682 orang dan menjadi following 682 orang.

Ternyata sejak ada di Kompasina, mengenal banyak teman. Secara formal mempunyai follower 682 orang, sekaligus menjadi following 682 orang juga. Namun yang salin berinteraksi di tulisan, tidak bisa terhitung. Semua adalah teman-teman lintas provinsi, lintas agama, lintas ras dan lintas profesi, termasuk lintas tulisan yang menjadi hobinya.

Kenangan satu layar dengan pak Ketut Suweca. Tangkap layar pribadi Kompasiana.
Kenangan satu layar dengan pak Ketut Suweca. Tangkap layar pribadi Kompasiana.

Pertemanan sedemikian banyaknya ini, bagi penulis adalah hal yang tidak terbayangkan. Mungkin kalau tidak berlabuh di Kompasina, semua tadi tidak mungkin ada.

3) Bisa Mengetahui tema-tema tulisan yang disenangi oleh kompasianer

Setelah tiga tahun berlabung di Kompasina, makin mengerti tentang tema-tema tulisan yang diminati teman-teman kompasiner. Ada yang bola, pertanian, layanan publik, perhotelan, puisi, film, Anak Berkebutuhan Khusus, dll. Aneka tema tulisan tersebut sekaligus menambah wawasan dan pengetahuan penulis tentang teman-teman Kompasianer.

Tema-tema inilah yang terus juga tidak terbayangkan. Sebab ratusan tema tulisan teman-teman Kompasianer, hanya penulis dapatkan ketika penulis berlabung di Kompasiana.

Semoga akan muncul hal-hal lain yang tidak terbayangkan lagi. Sehingga selain menambah motivasi menulis, juga dapat menambah kualitas diri, khususnya dalam dunia literasi. Sukses untuk Kompasiana, terus berkembang menjadi obor penerang perkembangan literasi bangsa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun