Keunikan yang lain adalah aliran agama Hindu yang dianut. Sebab Candi Barong berdasarkan bukti kepurbakalaan yang ada menunjukkan ciri-ciri Hindu aliran waisnawa (Wisnu).
Seperti diketahui sosok Wisnu dalam konsep Hindu sebagai dewa pemelihara. Padahal candi-candi Hindu yang ada di wilayah poros Magelang-Prambanan semua beraliran saiwa (Siwa). Sehingga, candi-candi yang dibuat selalu berorientasi pada pemujaan pada dewa Siwa.
Simbol utama candi Siwa yaitu adanya lingga dan yoni. Mungkin saja, pemilihan aliran Hindu didasarkan pada kondisi riil yang dihadapi baik lingkungan alam yang tandus maupun kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat.
Mungkin masih banyak keunikan yang lain yang ditemukan pada Candi Barong. Namun empat keunikan yang diuraikan pada tulisan kali ini, setidaknya dapat memberikan gambaran betapa hebatnya pendahulu kita dalam membuat karya-karya besar bagi masyarakatnya.
Melihat keunikan yang ada menjadi bukti bahwa para pendahulu kita dalam membangun karya peradaban mengedepankan kualitas bangunan dibanding hal-hal yang bersifat pragmatisme.
Dampaknya, sampai sekarang karya yang sudah beberapa abad yang lalu, masih bisa dilihat kehebatannya di masa sekarang.
Hukum Peradaban "Challenge and Response" ada di Kompleks Candi Barong
Ada bukti riil hukum membangun peradaban suatu bangsa yaitu Challenge and Response (tantangan dan jawaban) berkembang di situs Candi Barong.Â
Kemampuan masyarakat menjawab tantangan masa lalu tersebut, maka lahirlah kehidupan masyarakat di Dusun Candisari, Desa Sambirejo Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten. Sangat mungkin masyarakat desa tersebut sudah ada sejak abad IX M dan X M.
Apa tantangan yang dihadapi oleh masyarakat Dusun Candisari, Desa Sambirejo Kecamatan Prambanan saat itu? Tantangan yang dihadapi adalah kondisi alam yang berupa bukit dan tandus, yang sulit memperoleh debit air yang memadai.
Tantangan tersebut direspon oleh masyarakat dengan mengolah lahan pertanian dengan pola "tadah udan" yaitu pola pertanian yang sumber pengairan bergantung pada air hujan. Sehingga pada saat kemarau panjang masyarakat tidak bisa beraktivitas secara maksimal dalam mengolah tanah.