Mohon tunggu...
cipto lelono
cipto lelono Mohon Tunggu... Guru - Sudah Pensiun Sebagai Guru

Menulis sebaiknya menjadi hobi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Jejak Peradaban Hindu di Magelang: Membaca Warta Magelang dari Prasasti Canggal

18 Juni 2024   06:53 Diperbarui: 18 Juni 2024   06:54 1679
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Repro Salinan isi prasasti Canggal dan terjemah di Kantor Kompleks Candi Gunung Wukir.Dokpri

a. Pertanian

Seperti diuraian di atas, bahwa dalam prarasti Canggal, Jawa adalah wilayah yang kaya dengan padi dan biji-bijian. Berdasar isi tersebut tidak berlebihan apabila dijelaskan bahwa masyarakat Magelang (Jawa) hidup dari kegiatan pertanian. Bahkan pertanian menjadi tiang penyangga kehidupan ekonominya. Ditambah lagi, secara faktual Magelang dikelinggi oleh deretan gunung maupun perbukitan.

Kabupaten Magelang berada di cekungan sejumlah rangkaian pegunungan. Kabupaten Magelang adalah suatu wilayah pegunungan/dataran tinggi dari lima gunung (Panca Arga) yaitu Gunung Merapi, Gunung Merbabu, Gunung Sumbing, Gunung Telomoyo, dan Pegunungan Menoreh.(https://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Magelang).

 Kondisi demikian berdampak pada tingkat kesuburan tanah yang tinggi dibanding daerah yang pantai maupun wilayah yang jauh dari pegunungan. Heri Priyatmoko,dkk (2022:56) menegaskan bahwa di era Mataram Kuno wilayah  Magelang menjadi lumbung padi bagi kerajaan. Hal tersebut juga menunjukkan bahwa masyarakat telah mampu membangun kearifan lokal dalam mewujudkan mata pencaharian yang relevan dengan kondisi alam yang dihadapi. Bisa saja kondisi demikian juga sudah terjadi masa Sanjaya. Maka candi Gunung Wukir, candi Losari, candi Selogriyo dibuat di wilayah Magelang.

Fakta yang lain lagi, dalam rentang sejarah masa kolonial, Magelang juga menjadi sentral pemerintahan untuk wilayah karesidenan Kedu. Hal tersebut menunjukkan Magelang mempunyai daya tawar yang kuat untuk dijadikan sebagai pusat pemerintahan. Namun secara adimistratif ada di wilayah kota Magelang.

b. Pertambangan

Berdasar isi prasasti Canggal, selain dapat diketahui tentang kehidupan pertanian juga dijelaskan tentang hasil tambang yang secara eksplisit disebutkan yaitu emas. Oleh sebab itu bisa saja pada saat itu wilayah Magelang juga menjadi salah satu daerah yang menghasilkan tambang emas. Sebab tidak mungkin pernyataan raja yang ditulis resmi dalam prasasti, isinya tidak sesuai dengan realita yang ada. Yang pasti wilayah Magelang mempunyai kekayaan bahan tambang yang bersumber dari gunung berapi dan deretan perbukitan.

c. Perdagangan

Berdasar prasasti Canggal, dapat diketahui bahwa kehidupan sosial ekonomi masyarakat sudah kompleks. Pertanian sudah berkembang dengan baik. Oleh sebab itu tidak mustahil mata pencaharian berdagang juga sudah dijalani. Perdagangan yang dijalankan bisa saja hal-hal yang terkait dengan pemenuhan kebutuhan sehari-hari (sandang pangan) maupun yang terkait dengan pemenuhan kebutuhan keagamaan. Mungkinkah sudah membangun hubungan dagang dengan Cina maupun India? Bisa saja demikian, namun secara empiris masih diperlukan bukti arkeologis baik yang berupa tulisan maupun peninggalan benda-benda arkeologis.  Sebab secara geografis, wilayah Magelang dekat dengan wilayah Semarang yang mempunyai wilayah perairan yang memungkinkan sebagai sarana perdagangan internasional.

Apabila dicermati pada isi prasasti Canggal, bisa saja beras menjadi barang komoditi yang diperdagangkan masyarakat Magelang. Sebab berdasar kondisi geografis yang ada, Magelang memang menjadi wilayah penghasil padi. Sehingga tidak mustahil masyarakat Magelang sudah melalukan kegiatan perdagangan. Dalam sistem Kasta, kaum pedagang masuk dalam salah satu kasta Waisya.

3. Pemerintahan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun