Mohon tunggu...
cipto lelono
cipto lelono Mohon Tunggu... Guru - Sudah Pensiun Sebagai Guru

Menulis sebaiknya menjadi hobi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Jejak Peradaban Hindu di Magelang: Membaca Warta Magelang dari Prasasti Canggal

18 Juni 2024   06:53 Diperbarui: 18 Juni 2024   06:54 1750
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Silsilah raja Sanjaya diolah berdasar prasasti Canggal dan Cerita Parahyangan.Dokpri

Berdasar paparan tersebut isi prasasti Canggal dapat diambil beberapa hal pokok sebagai berikut:

  • Raja Sanjaya mendirikan lingga di bukit sthirangga pada tahun 654 saka atau 732 M
  • Disebut nama Jawa (yawadwipa) yang kaya dengan tambang emas dan biji-bijian, padi, dll
  • Ada tempat yang luar biasa untuk memuja dewa Siwa di desa Kunjarakunja
  • Jawa diperintah oleh raja yang bernama Sanna
  • Sanjaya menggantikan raja Sanna yang meninggal
  • Sanjaya adalah anak Sannaha saudara perempuan Sanna

Dilihat dari isinya, prasasti ini termasuk jenis prasasti yang panjang.  Prasasti Canggal memuat 25 baris tulisan yang terbagi menjadi 12 klausul yang dipahatkan pada sebuah lempeng batu berbentuk persegi panjang berwarna kecoklatan. Di bagian atas terdapat pahatan berupa hiasan dedaunan, sedangkan bawahnya yang berfungsi semacam frame border atas isi prasasti. Melihat kualitas tulisannya yang relatif indah dan rapi, prasasti Canggal ditulis seorang citralekha (penulis prasasti) pilihan. Berdasar isinya dapat diketahui juga bahwa yang memerintah penulisan prasasti adalah raja Sanjaya.

Melacak Jejak Magelang dari Isi Prasasti Canggal

Ada warta apa yang diperoleh dari prasasti Canggal? Berdasar isi prasasti yang telah diterjemahkan para ahli dapat diketahui tentang kehidupan Magelang abad VIII M (732 M). Walaupun masih tetap berpijak pada analisis yang bersifat spekulatif, namun wartanya jauh lebih lengkap dibanding informasi dari prasasti Tukmas guna melacak jejak kehidupan di Magelang masa lalu. Selain bukti tertulis, juga ada candi yang merupakan bukti yang tak terbantahkan bahwa keduanya ada di wilayah kabupaten Magelang sekarang. Maka di Magelang tentu sudah ada peradaban yang berkembang. Uraian bidang-bidang kehidupan, dibahas pada paparan berikut:

1. Kehidupan sosial

a. Interaksi sosial 

Interaksi sosial adalah proses terjadinya hubungan sosial baik individu-individu, individu-kelompok maupun kelompok-kelompok. Dalam interaksi sosial terjadi dua proses yaitu asosiatif dan disosiatif. Proses asosiatif adalah proses interaksi sosial yang mengarah pada pencapaian tujuan bersama. Sedangkan proses disosiatif adalah proses interaksi sosial yang berusaha mencapai tujuan masing-masing. Kedua proses tersebut juga terjadi bagi masyarakat Magelang saat itu. Berdasar isi  prasasti Canggal kondisi masyarakat sudah tergambar lebih komplek. Maka ulasan tentang interaksi sosial akan dikaji baik secara internal maupun eksternal.

1.1. Interaksi Internal 

Yaitu interaksi yang terjadi antara sesama warga Magelang dalam kehidupan sehari-hari, baik melalui aktivitas pertanian maupun kehidupan sosial. Hal ini dapat dilihat pada prasasti Canggal yang menyebut nama Jawa yang kaya dengan padi dan biji-bijian. Isi prasasti tersebut setidaknya menjelaskan Jawa penduduknya bermata pencaharian pertanian. Konsep Jawa kala itu tentu tidak bisa dikonotasikan dengan Jawa seperti sekarang. Bisa saja Jawa yang dimaksud adalah Magelang sekitar yang secara factual mempunyai tanah yang subur dan banyak pegunungan.

Yang pasti Jawa dalam pengertian sosial-budaya, alam dan mitologis. Konsep sosial-budaya berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan budaya yang dimiliki. Konsep mitologi selain berkaitan fungsi kepercayaan yang dapat dilihat salah satunya tentang keberadaan candi Gunung Wukir.  Selain itu juga pemilihan tempat bangunan candi yang berada di perbukitan.

Di Magelang setidaknya ada 3 (tiga) candi Hindu yang berada di atas bukit yaitu candi Gunung Wukir dan candi Gunung Sari di wilayah kecamatan Salam dan candi Selogriyo di wilayah kecamatan Windusari.  Bahkan kecamatan Salam tahun 2004 juga ditemukan candi peninggalan Hindu yaitu candi Losari yang diduga peninggalan abad VIII M. Mengingat Magelang adalah daerah yang dikelilingi banyak gunung, maka konsep mitologisnya sangat kental.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun