Apakah meminta maaf hanya pada acara halal bi halal? Tentu tidak. Namun masyarakat menjadikan kegiatan halal bi halal sebagai momen saling memaafkan. Sehingga halal bi halal dianggap mempunyai moment yang special untuk saling memaafkan.
4) Uraian hikmah Halal bi halal
Hikmah halal bi halal juga perlu ada. Mengingat acara ini adalah acara siraman rohani, nasihat kebaikan, pemaparan dan penjabaran ayat suci Al Qur'an, maka kegiatan ini menjadi salah satu esensi kegiatan halal bi halal. Agar acara ini bisa berjalan khidmat, maka pembawa acara juga mengingatkan agar semua hadirin tidak berbicara selama uraian hikmah disampaikan. Hal yang tidak kalah pentingnya, pembicara juga diberi durasi waktu yang tidak terlalu lama. Sehingga hadirin juga tidak jenuh selama mendengarkan. Panitia juga harus berpesan kepada pembicara agar materinya sesuai tema. Sebab yang terjadi selama ini, ada tulisan A, namun pembiacara menyampaikan materi B.
Empat hal tersebut yang sebenarnya menjadi esensi kegiatan halal bi halal. Sehingga perlu menjadi renungan bersama bagi pelaksana kegiatan halal bi halal. Sehingga kegiatan dapat berorientasi pada esensinya.
5) Selingan
Acara selingan juga perlu diadakan. Namun harus diingat jangan sampai acanya lebih berorientasi pada "selebrasi". Sebab jika terjadi demikian akan mengaburkan nilai-nilai halal bi halal. Oleh sebab itu perlu memperhatikan hal-hal berikut:
- Selingan agar mempertimbangkan durasi waktu. Agak kurang pas jika waktu selingan justru jauh melebihi waktu kegiatan inti.
- Selingan sebaiknya tidak menguras anggaran yang besar.
- Selingan agar mendukung pemahaman terhadap esensi halal bi halal
- Sebaiknya diisi oleh anak-anak atau remaja setempat
- Acara selingan yang simple saja
Sebaiknya acara 1 s.d. 4 dilaksanakan lebih awal, acara terakhirnya selingan. Tujuanya agar sejak awal fokus pada orientasi pencapaian nilai dan esensi kegiatan halal bi halal.  Sebab kegiatan halal bi halal adalah kegiatan yang mempunyai pesan kuat pada terbukanya pintu hati manusia untuk saling memaafkan. Harapan ideal yang diinginkan adalah guyub rukun di tengah perbedaan yang ada. Dan munculnya budaya saling memaafkan sesama keluarga besar apakah masyarakat ataupun lembaga. Jadi, kegiatan selinganya yang secukupnya saja, tidak berlebihan baik tampilan, dana, makan  maupun acaranya. Sehingga selebrasinya tidak menjadi orientasi, namun tetap berorientasi pada esensi. Matur nuwun. Nyuwun pangapunten sedoyo kalepatan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H