Ditengah keberhasilan tersebut, ada juga yang masih belum berhasil pada aspek yang lain. Misalnya mengendalikan amarah, kebiasaan ghibah, malas beribadah, riya, takabur, dll.
Kondisi demikian tentu kita sendiri yang bisa merasakan. Oleh sebab itu pada bulan syawal perlu kiranya merenungkan tentang hal-hal apa saja yang sudah kita peroleh selama ramadan. Sehingga bulan syawal bisa dijadikan tonggak perbaikan kualitas diri menuju ramadan tahun depan.
Mengapa hal ini penting direnungkan? Sebab dengan mengetahui apa saja yang diperoleh selama menjalani puasa ramadan, secara personal kita bisa melanjutkan hal-hal yang sudah diperoleh dan berusaha untuk mencapai secara bertahap hal-hal yang belum didapatkan selama ramadan. Sehingga mempermudah dalam mencapai target peningkatan.
2) Kotoran hati apa saja yang masih dirasa kuat menempel di jiwa?
Tidak ada manusia yang tidak mempunyai kotoran hati. Sebab di tengah kelebihan yang diberikan Allah SWT, manusia adalah makhluk yang cenderung berbuat salah dan dosa.
Simpul kesalahan perilaku dan dosa ada di jiwa. Perilaku seseorang yang jiwanya sangat kotor tentu berpengaruh pada hatinya yang juga demikian. Maka perilakunya akan berbeda dengan yang kotoran jiwanya sekedar kotor.
Sejauh mana tingkat kotoran jiwa tersebut pengaruhnya pada hatinya. Selanjutnya hatilah yang akan mengendalikan baik dan buruknya segenap perilaku manusia.
Kotoran hati apa saja yang masih dirasa kuat menempel di jiwa, masing-masing kita yang lebih tahu. Orang lain tidak mengetahui secara pasti. Oleh sebab itu langkah merenungkan hal tersebut di bulan syawal merupakan langkah spiritual yang perlu dilakukan.
Mengapa hal ini perlu direnungkan? Sebab hati adalah panglima dalam kehidupan, maka kesadaran tentang kotoran hati kita, akan membimbing kita untuk secara sadar berjuang membersihkan secara bertahap kotoran demi kotoran dalam hati kita. Â Seperti hadist nabi berikut:
3) Apa prioritas yang perlu ditingkatkan mulai bulan syawal?