3) Tidak melakukan maksiat (apalagi yang pernah dilakukan)
Tidak ada manusia yang tidak pernah berbuat salah atau melakukan sesuatu yang dikategorikan maksiat. Puasa merupakan proses untuk meminta ampunan atas semua kesalah yang pernah diperbuat. Oleh sebab itu orang yang tidak melakukan maksiat (apalagi kemaksiatan yang sama) merupakan salah satu ciri orang yang puasanya diterima.
4) Efek kebaikan  selama puasa terasa setelah puasa
Pada saat berpuasa, sering kita melakukan kebaikan demi kebaikan baik bersedekah, salat berjamaah di masjid, melakukan salat sunah, dll. Aktivitas tersebut merupakan rekam jejak yang positip dilakukan selama bulan ramadan. Setelah puasa selesai, segenap aktivitas tersebut masih dilanjutkan. Maka aktivitas tersebut "patut diduga" adanya tanda puasanya diterima.
Pada dasarnya diterima dan tidaknya puasa hanya Allah SWT yang mengetahui. Sebab puasa adalah aktivitas ibadah seorang hamba kepada Khaliq-Nya. Namun bagi pelaku ibadah tentu bisa merasakan adanya perubahan pada dirinya. Perubahan tersebut  tentu akan terpancarkan pada perilakunya setelah puasa dilakukan. Orang lain hanya bisa melihat pada perubahan perilaku yang dilakukan. Apabila setelah puasa ada perubahan perilaku lebih baik, sebagai manusia biasa bisa menduga bahwa orang tersebut puasanya diterima. Apabila terjadi sebaliknya, maka bisa diduga puasanya belum diterima. Bagaimana puasa kita?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H